Konflik udah mulai bertebaran ya...
Yang mau baca versi fullnya ada di Karyakarsa.
Disana masih promo juga satu paket full cerita ini. Yang mau cusss kesana.
KODENYA: PROMOJUMAT
Kagumi terbangun dari tidurnya saat masih dini hari, padahal dia baru tidur kurang dari dua jam. Itu pun Kagumi susah untuk masuk kealam mimpi. Matanya terasa berat untuk di buka, gimana enggak Kagumi menangis sampai ketiduran semalam.
Perempuan itu tidak tidur lagi, dia memilih bangun. Melirik kearah suaminya sekilas yang tertidur sangat pulas, lalu beranjak dari tempat tidur dan pergi ke luar kamar.
Tenggorokannya terasa kering, Kagumi mengambil air hangat dari dapur dan membawanya ke meja makan, dia duduk disana. Beberapa tegukan dia minum, kemudian dia terdiam. Kagumi duduk melamun disana.
Sembari melamun Kagumi mengusap-ngusap perutnya saat merasakan tendangan dari dalam. Rupanya anaknya juga ikut kebangun.
Lagi-lagi air mata jatuh membasahi pipinya, dia teringat lagi kejadian pertengkaran mereka tadi malam. Pertengkaran pertama mereka yang cukup besar, sampai mertuanya menegur karena terlalu berisik. Resiko tinggal bareng mertua, sudah pasti akan terdengar keributan mereka saat sedang bertengkar.
" Mama... pengen pulang." Ucapnya dengan suara yang serak dan tengal-sengal.
Jujur saja Kagumi jadi menyesal menyanggupi untuk tinggal di rumah mertuanya, selain itu kehadiran Nisya sangat membuatnya tidak nyaman. Apalagi sekarang nambah Tante tiah. Membuat semuanya terasa lebih rumit.
Rasanya Kagumi sudah melakukan segala cara untuk memperingati Nisya bahwa Kaisan sudah beristri, seharusnya perempuan itu sadar Kagumi sudah memperingatinya agar tidak bermain-main dengannya secara langsung atau tersirat.
Nyatanya Kagumi yang jadi lelah terus melawan perempuan itu, Kagumi capek rumah tangganya terus dibayangi dengan kehadiran Nisya. Apa ini adalah ujian untuk rumah tangga mereka?
Kagumi takut, dia nggak tahu harus gimana. Perempuan itu semakin terisak, menangis sendirian.
Mungkin di depan semua orang Kagumi seperti bisa meng handle semuanya, tampak biasa saja dan terkesan hebat bisa melawan Nisya dengan cara yang elegan. Tapi dibalik itu semua, tersimpan ketakutan yang begitu besar dari dalam diri Kagumi dan Kagumi tidak ingin memperlihatkan kelemahannya itu di hadapan semua orang apalagi perempuan sundel itu.
Dalam kegelisahan dan ketakutannya, Kagumi menyadari dia bisa meminta pertolongan pada siapa. Masih ada Tuhan-nya, Allah Swt yang bisa menolongnya. Iya betul, masih ada Allah.
Perempuan itu mengusap kasar pipinya yang dibanjiri air mata, lalu bangkit dan kembali masuk ke dalam kamar.
Kagumi mengambil air wudu dan melaksanakan sholat tahajud, mumpung masih dini hari. Perempuan itu keluarkan segala unek-unek yang ada dalam hatinya, menangis terisak di hadapan Rabb-nya, meminta pertolongan agar rumah tangganya diberikan keselamatan dan selalu ada dalam lindungan-Nya. Itu satu-satunya jalan yang bisa Kagumi tempuh setelah banyak ikhtiar yang dia lakukan.
" Ya Rabb... tolong aku." Lirihnya pilu.
Kagumi tertunduk terisak dalam memanjatkan untaian doa, meleburkan sesak di dadanya yang sejak kemarin menghimpit relung kalbunya. Kali ini Kagumi benar-benar lelah, dia capek, dia ingin istirahat. Kagumi ingin lepas dari segala beban yang sedang dia hadapi. Dan Kagumi benar-benar butuh waktu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ЧиклитKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...