Deru nafas hangat di lehernya mengusik Kagumi yang masih ingin melanjutkan tidurnya, belum lagi dibagian perutnya tersa berat dan seperti ada yang melilit membuat Kagumi mengusahakan matanya yang masih rapat membuka secara perlahan. Perempuan itu mengerjapkan matanya, lalu sedikit mengangkat selut yang membungkus tubuhnya. Sontak Kagumi terkejut mendapati sebuah tangan memeluk perutnya, kemudian pelan-pelan perempuan itu memundurkan sedikit kepalanya untuk melihat orang yang menyurukan kepalanya dipotongan lehernya.
Kagumi menutup mulutnya agar tidak menjerit saat mendapati dirinya yang terbangun dalam pelukan Kaisan, belum lagi wajagh laki-laki itu berhadapan langsung dengan kulit lehernya. Jarak mereka sangat intim sekali, bahkan nafas hangat Kaisan sangat terasa di kulitnya dan itu membuat Kagumi merinding.
Kagumi menatap kearah jendela, sinar matahari belum nampak berarti masih malam, meski entah pukul berapa sekarang. Lalu matanya beralih pada jam yang menempel di dinding, ternyata sudah pukul lima kurang lima belas menit. Sudah pagi.
Kagumi beralih menatap sang suami yang masih tertidur pulas, dia hampir menjerit saat ada laki-laki yang tidur disampinngnya dan tanpa izin memeluknya. Kagumi lupa bahwa dia sudah menikah, hampir saja dia menjerit tadi.
Kagumi menatap Kaisan yang sudah resmi menjadi suaminya, dia sangat tidak menyangka berjodoh dengan laki-laki itu. Kagumi bukan orang yang mau kembali dengan masalalu, tapi inilah takdirnya. Meski dia tidak menginginkan itu apalah daya jika tuhan sudah berkehendak.
Perempuan itu menggigit bibir bawahnya, ingin melepaskan lilitan tangan Kaisan di perutnya namun dia takut membangunkan Kaisan. Kagumi belum siap berhadapan dengan laki-laki itu, apalagi setelah kejadian tadi malam. Pasti bakalan akward.
Di tengah-tengah keraguannya, Kagumi dibuat ketar ketir saat kepala Kaisan semakin mendekatinya. Jelas Kagumi langsung menghindar, namun Kisan terus mendekatinya ingin menyurukan lagi kepalanya di cekukan leher Kagumi seperti tadi.
Tidak mendapat yang diinginkan tidur Kaisan terusik, laki-laki itu membuka sedikit matanya menatap sang istri. " Kenapa?" tanyanya dengan suara yang serak.
Kagumi menggelengkan kepalanya, dia tiba-tiba mati kutu tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, karena kantung kemihnya yang penuh, dia ingin buang air kecil Kagumi memberanikan diri mengangkat tangan Kaisan yang masih nemplok di perutnya.
Namun, sayangnya tidak berhasil. Tangan Kaisan justru semakin mengeratkan lilitannya di perut Kagumi.
" Kai, gue mau ke toilet. Ini juga udah subuh, mau jam lima." Ucap Kagumi, berharap Kaisan melepaskan dirinya.
" Oh." Balas laki-laki itu.
Meskipun singkat balasannya, tapi tindakannya membuat Kagumi senang. Kaisan melepaskan tangannya, lalu dia bergeser tidurnya sehingga memberikan jarak diantara mereka.
Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Kagumi langsung turun dari ranjang dan melesat ke arah kamar mandi. Perempuan itu menghela nafas lega karena sudah berhasil melepaskan diri dari Kaisan. Lalu dia mulai membersihkan diri.
Kagumi tidak mandi karena dia merasa masih terlalu dingin dan dia bukan orang yang suka mandi subuh-subuh meskipun dia masih mengantuk, padahal jika dia mandi tubuhnya akan lebih segar. Tapi, Kagumi masih ingin bergelung dibawah selimut dan badannya pun masih lelah. Dari pada mandi dingin-dingin lebih baik dia melanjutkan bergelung dalam selimut apalagi sekarang ada suami, eh?.
Setelah selesai Kagumi keluar Kamar, perempuan itu menyangka sang suami masih tidur tapi ternyata tidak kawan-kawan. Kaisan sudah terbangun, dia duduk dipinggir ranjang dengan mata yang masih mengantuk menunggu Kagumi keluar kamar mandi.
Dengan kikuk Kagumi berjalan menuju ranjang kembali, berbarengan dengan Kaisan yang beranjak untuk ke kamar mandi. Kagumi langsung berbaring begitu Kaisan menutup pintu kamar mandi, dia tenggelamkan badannya dalam selimut menyisakan kepalanya saja.
Gara-gara kesentuh air dingin mata Kagumi jadi enggan tertidur meski ngantuk. Jadi, perempuan itu memutuskan membuka hpnya. Tidak sadar karena fokus pada hp nya Kaisan keluar dari kamar mandi pun dia tidak tersadar. Bahkan saat Kaisan melaksanakan sholat subuh sampai beres Kagumi masih larut di dunia maya nya.
Perempuan itu baru tersadar saat ada gncangan disebelahnya. Kagumi melirik sekilas, lalu acuh, pura-pura sibuk dengan hp nya padahal hanya scroll-scrol beranda instragram. Sebetulnya hainya nggak tenang sih, canggung juga disituasi seperti ini. Dia bingung harus bagaimana.
Kagumi bereaksi saat Kaisan mendekatkan bantalnya dengan bantal Kagumi. Perempuan itu lngsung menatap tajam laki-laki yang sekarang ikut masuk dalam selimut yang sama dengannya.
" Ngapain sih ini?" protes Kagumi dengan nada yang sewot.
" Mau lanjutin tidur." Jawab Kaisan kelewat santai. Bahkan laki-laki itu menaruh kepalanya di pundak Kagumi.
" Ya kenapa mepet banget?"
" Suka-sukalah." Ujar Kaisan.
Kagumi berdecak kesal, dia menggeserkan tubuhnya sedikit untuk memberi jarak. Namun, Kaisan malah semakin merapatkan tubuhnya sampai nempel banget sama Kagumi.
" Sanaan dikit kenapa sih, itu tempatnya masih luas." Gerutu Kagumi yang diacuhkan Kaisan.
" Nggak mau." Katanya.
"Isshh." Kesal Kagumi.
Laki-laki itu malah menyalakan tv, Kagumi tidak tahu dari tadi Kaisan memegang remot. Kaisan mencari siaran berita, setelah dia menemuka siaran acara berita yang menayangkan bencana alam gempa bumi di salah satu daerah jawa barat. Laki-laki itu menonton dengan khidmat tapi tidak dengan tangannya.
" Kaisan tangannya!" tergur Kagumi pada Kaisan yang melemeluk perut sang istri.
Tangannya menyingkirkan tangan Kaisan yang nemplok di perutnya. Namun, susah. Semakin Kagumi singkirkan Kaisan semakin mengertakan pelukannya.
" Emang kenapa?" tanya Kaisan yang semakin menyamankan tubuhnya memeluk Kagumi.
" Kalo mau nonton tv, ya nonton tv aja tangannya mah diem. Bukannya mau tidur, kok malah nyalain tv." Ucap Kagumi sebal.
" Iya, mau tidur lagi tapi belum nantuk, jadi nonton berita dulu aja sampai ngantuk." Balas Kaisan dengan nada lembut.
Kagumi yang dikasih kelembutan oleh Kaisan, sedikit lumer hatinya. Dia membiarkan Kaisan memeluknya sembari menyenderkan kepalanya di bahu perempuan itu. Kagumi kembali melihat social medianya, membaca DM yang masuk dan membalas secukupnya untuk sebagian orang yang mengucapkan selamat atas pernikahannya. Meskipun privat tapi Kagumi tidak menutupi stautus pernikahannya. Banyak DM yang masuk sehingga tidak semua Kagumi balas satu per satu. Sebagai bentuk menghormati para fans nya yang mengucapkan Kagumi hanya membuat ucapan terimaksih di insta story nya. Dan merepost story yang men-tag dirinya.
Jangan lupa vote dan coment nya.
See u next part
Part 23 sudah ada di KaryaKarsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...