Dengan wajah ditekuk masam Kagumi berpamitan kepada teman-temannya, acaramasih berlangsung malah semakin ramai tapi Kaisan sudah mengajaknya pulang. Kalo bukan Kalandra yang menyuruh mana mau Kagumi mengikuti ucapa laki-laki itu.
Kagumi menunggu Kaisan yang sedang mengambil mobilnya, beberapa saat kemudian sebuah mobil sedan hitam yang sangat familiar behenti didepan Kagumi. Tidak perlu mencari tau siapa pemilik mobil itu, karena masih teringat jelas mobil itu sering mengantar jemput Kagumi dulu saat masih bersekolah. Pemilik mobil itu mengklakson, menyuruh Kagumi untuk segera masuk.
Tanpa basa basi Kagumi membuka pintu mobil Kaisan bagian samping kemudi. Saat mobil itu berhenti didepannya dan tahu siapa pemiliknya Kagumi cukup tertegun, dan sekarang saat masuk ke dalam mobil itu Kagumi semakin tertegun.
Tanpa bersuara Kagumi memasang sabuk pengaman dan detik berikutnya Kaisan melajukan mobilnya membelah jalanan. Entah mengapa mulutnya tersa kaku unuk sekedar mengeluarkan satu kalimat. Rasanya seperti dejavu saat memasuki mobil ini, Kagumi seperti ditarik kembali pada masa-masa pacaran dengan Kaisan dulu.
Harum wangi mobil ini masih sama seperti dulu, Kaisan masih menggunakan pengharum yang sama. Pengharum yang sangat Kagumi sukai. Belum lagi gantungan yang menggantung di kaca spion tengah masih ada disana, sebenarnya itu bukan gantungan. Tapi, gelang couple yang Kagumi berikan untuk Kaisan namun laki-laki itu enggan memakainya. Jadi, Kagumi gantung disana. Selain itu bantal leher miliknya pun masih ada di mobil ini, Kagumi mengelus bantal lehernya yang tersampir disandaran kursi.
Kenapa semua barang miliknya masih ada disini? Batin Kagumi bertanya. Perempuan itu melirik Kaisan yang menyetir dengan tenang. Laki-laki itu seperti tidak canggung bertemu dengannya, biasa saja seolah tidak pernah terjadi apapun. Tapi, memang dari dulu Kaisan seperti itu sih. Tenang, sangat sulit ditebak, dan sangat sulit tersentuh. Bertahun-tahun Kagumi berpacaran dengan Kaisan pun Kagumi belum bisa masuk dalam dunianya hingga akhirnya perempuan itu menyerah.
Dulu Kagumi memang suka meninggalkan barangnya dalam mobil Kaisan, dia fikir setelah putus pasti laki-laki itu akan membuang barangnya. Ternyata semua itu masih ada ditempatnya. Satu tempat lagi yang Kagumi belum lihat, di laci dashboard. Seingatnya dulu Kagumi sering menyimpat perintilannya disana. Ragu-ragu Kagumi membuka laci dashboard itu dengan ekor mata yang memantau Kaisan yang nampaknya masih tenang. Setelah terbuka Kagumi semakin tertegun dengan isinya. Semua perintilan miliknya masih ada disana, dimulai dari jepit rambut, beberapa liptin, cat kuku, ikat rambut, dan jam tangan.
" Ini barang gue bukan?" tanya Kagumi to the point memastikan, siapa tahu itu milik pasangannya Kaisan yang sekarang. Tapi, Kagumi masih ingat juga kok itu barang miliknya. Cuma mastiin aja.
" Hmm." Jawab Kaisan masih sama seperti dulu kalo lagi ditanya.
" Kenapa masih ada disini? Kenapa lo nggak buang Kaisan? Ngapain lo masih nyimpen barang gue?" tanya Kagumi lagi mencercar Kaisan tak habis fikir.
Kaisan malah mengedikan bahunya acuh, seolah tidak tahu bahwa barang itu ada disana. Apa Kaisan tidak pernah membersihkan mobilnya? Harusnya semua barang milik Kagumi sudah tidak ada mengingat mereka sudah lama putus.
" Lo nggak pernah bersihin mobil lo Kaisan? Barang gue masih ada disini."
" Dibersihin lah." Jawabnya acuh.
" Ya terus kenapa barang gue masih ada disini Kaisan?"
" Suka-suka gue."
Kagumi mendengus tidak suka mendengar perkataan Kaisan. Selalu seperti itu, bertahun-tahun tidak ketemu tapi Kaisan masih tetap sama.
" Biar gue yang buang." Ucap Kagumi. Perempuan itu mengeluarkan satu persatu perintilan yang ada dalam laci dashboard.
Ditengah kegiatannya mengeluarkan barang miliknya, Kagumi terlonjak kaget saat Kaisan tiba-tiba mengerem mendadak sehingga mobil berhenti.
" Aduh, apaan sih?" Kagumi melirik sekitar, ngapain Kaisan tiba-tiba berhentiin mobilnya dipinggir jalan.
Kagumi mengertutkan keningnya bingung atas tindakan Kaisan tersebut. Kaisan idak membalas tatapan Kagumi, namun laki-laki itu tanpa berbicara merebut kembali perentilan yang sudah Kagumi keluarkan dan memasukan kembali kedalam laci dashboard. Bahkan Kaisan menutup pintu laci dashboar agak kencang setelah menyimpan barang yang sudah Kagumi keluarkan.
Sementara Kagumi hanya bisa terdiam memperhatikan tindakan Kaisan yang cukup mengejutkan perempuan itu. Kaisan memang seperti itu, sulit ditebak.
Tentu saja Kagumi tidak suka dengan tindakan Kaisan itu, buat apa juga Kaisan masih menyimpan barangnya. Perempuan itu merengut tidak suka pada Kaisan yang kembali menjalankan mobilnya dengan masih diam.
" Ngapain dimasukin lagi sih?" kesal Kagumi.
Kaisan diam tidak menjawab, laki-laki itu fokus dengan kemudinya menghiraukan Kagumi yang mencak-mencak.
" Barang-barang gue udah nggak seharusnya ada disini, ngapain lo masih simpen? Lo lupa kita udah putus atau gimana? Udah nggak berguna juga barang-barang ini tuh."
" Ya biarin aja." Balas Kaisan santai.
Jelaslah Kagumi mendelik tidak suka, apa-apan sih Kaisan ini. Ngapai masih nyimpen barang Kagumi, liptin sama cat kuku nya juga pasti udah expair.
Kagumi memilih diam saja, terserahlah Kaisan mau berbuat apa. Tidak ada lagi yang bersuara, meski Kagumi tidak suka keheningan perempuan itu mencoba menahan mulutnya agar tidak bersuara. Nggak ada yang mau dibicarain juga, nggak usah banyak ngobrol juga sama mantan. Bisa berabe, entar Kagumi baper lagi gimana?
Meski kepo sama kehidupan Kaisan sekarang, Kagumi menahan kekepoannya agar tidak bertanya macam-macam kepada kaisan. Untuk apa juga? Nanti dikira gagal move on lagi. Pengen sih tahu Kaisan kerjanya apa atau gimana kehidupan Kaisan sekarang, ngelihat dari mobilnya yang masih sama dari zaman putih abu-abu Kagumi merasa tidak ada sedikitpun perubahan Kaisan. Laki-laki itu masih sama segalanya. Disaat semua teman-temannya datang keacar reuni dengan segudang perubahan, salah satunya kendaraan. Kaisan masih sama dengan mobilnya yang selalu dia gunakan dari dulu.
Lima belas menit mereka lalui dengan keheningan, tidak ada yang bersuara. Kagumi sih malas untuk berbicara meskipun mulutnya gatal ingin ngomongin segala hal. Sementara Kaisan, jangan harapkan laki-laki itu berbicara duluan deh, kalo diajak ngobrol atau ditanya cuma jawab seadanya atau cuma hmm doang. Emang jangan diharepin laki-laki itu mah.
Mobil Kaisan berhenti percis didepan kediaman Kalandra, darimana Kaisan tahu rumah kakaknya? Kagumi nggak tahu dan nggak mau tahu, bodoamat tahu darimana. Yang penting dia sampai ke rumah kakak nya dalam keadaan selamat, batinnya pun baik-baik aja. Tanpa mengucapkan terimakasih atau mengajaknya mampir, Kagumi langsung keluar dari mobil Kaisan. Bahkan perempuan itu sedikit membating pintu mobil setelah dia keluar dan langsung masuk kedalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...