Hallo teman-teman
Jangan lupa vote, coment, share, dan follow.
Makin banyak makin semangat aku update nya.
Semoga suka sama part ini, selamat membaca...
Satu minggu tinggal di tempat yang baru Kagumi mulai bisa beradaptasi. Dengan suaminya maupun dengan mertuanya. Perempuan itu memperhatikan dalam diam kebiasaan di rumah ini dan mulai membiasakan diri.
Cukup satu kali dihari pertama terlambat bangun, hari-hari berikutnya dia mengusahakan diri bangun pagi dan menolak tawaran suaminya untuk tidur lagi sehabis subuhan. Apalagi perempuan iu sudah kembali beraktivitas bekerja.
Seolah sudah menjadi kebiasaan, setiap pagi Kagumi membantu mertuanya membuat sarapan untuk mereka bersama. Menyiapkan keperluan dan melayani suaminya yang jugsa sama-sama bekerja.
Saat ini Kagumi sedang menunggu suaminya menjemput di toko seperti beberapa hari terakhir ini, perempuan itu selalu diantar jemput suaminya kemana pun. Kaisan melarang sang istri untuk berpergian sendiri. Jiwa posesif yang dia pendam bertahun-tahun seolah meluap saat ini. Dulu dia meredam keinginannya agar tidak posesif terhadap Kagumi yang hanya berstatus sebagai pacarnya saja. Beda hal dengan sekarang, perempuan itu sudah menjadi istrinya.
Pukul lima sore, sebentar lagi suaminya akan segera datang. Kagumi pergi ke toilet yang ada di ruangannya sebentar untuk sekedar mencuci muka, lalu memperbaiki riasannya, tidak lupa menyemprotkan parfum ke beberapa titik. Didepan suaminya Kagumi tidak boleh kucel dan bau keringat.
Ting
Bunyi notifikasi dari hp nya mengalihkan perhatian Kagumi. Nama Kaisan tertera disana.
Aku udah nyampe
Kaisan mengirim pesan singkat pada sang istri, memberi tahu bahwa dia sudah ada di depan toko sang istri.
Kagumi tidak membalas, perempuan itu langsung memasukan hp dan sedikit barang-barangnya ke dalam tas mahalnya. Lalu beranjak untuk pulang.
Kagumi langsung memasuki sedan hitam milik suaminya yang terparkir rapih di halaman tokonya. Setelah menutup pintu, perempuan itu mengangsurkan tangannya yang langsung disambut oleh Kaisan. Kagumi mengecup sekilas punggung tangan suaminya, lalu Kaisan yang mengecup kening sang istri. Kagumi mulai terbiasa dengan sentuhan itu, meski masih ada sengatan kecil saat interaksi kecil intim mereka itu. Jantung Kagumi juga masih suka jedag jedug setiap Kaisan menciumnya. Entah itu kening, pipi, atau yang lainnya.
Kemudian mobil yang dikendarai Kaisan melaju membelah jalanan.
“ Gimana hari ini?”
Pertanyaan yang setiap kali Kaisan menjemput laki-laki itu tanyakan pada sang istri. Sebelum menjawab, Kagumi meraih ikat rambut yang ada di dalam tasnya. Lalu, mengikat rambut panjangnya menjadi digelung.
“ Alhamdulillah lancar, besok aku berangkat sendiri ya. Soalnya, siangnya aku mau bikin konten coleb sama artis di rumahnya.” Ujar Kagumi pada suaminya.
Kaisan tidak langsung menjawab, laki-laki itu fokus dulu membelokan mobil.
“ Gimana besok aja.” Jawab Kaisan tidak memberikan jawaban pasti untuk istrinya, membuat Kagumi berdecak kesal.
Bilang aja nggak boleh.
Bukannya Kagumi nggak suka dianter jemput gini, dia suka banget walaupun awalnya agak gimana gitu. Tapi, dia juga pengen mandiri sesekali. Punya waktu me time.
Perempuan itu tidak mendebat lagi, dia lagi nggak punya energy buat berantem. Enterginya sudah terkuras habis dipakai bekerja dan membuat konten. Lebih baik dia fikirkan nanti aja, gimana agar dia bisa berangkat kerja sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...