Yang mau lihat spoiler buat next part ada di instagram aku ya...
Terimakasih selalu suport karya-karya aku.
Entah pukul berapa ini, yang jelas saat Kagumi membuka matanya gorden sudah di buka dan matahari sudah bersinar. Siapa lagi kalau bukan suaminya yang sekarang sedang ada di balkon kamar mereka menginap yang membukanya. Namun, Kagumi bisa melihat hari tidak cerah. Awan kelabu bertanda mendung. Enaknya melanjutkan lagi tidur. Tapi, kantung kemihnya terasa penuh. Kagumi ingin buang air kecil terlebih dahulu sebelum melanjutkan hibernasinya. Lagian dia nggak ada planning mau jalan-jalan kemana. Hanymoon ini dadakan, ditambah ini juga disuruh Kalandra jadi Kagumi bingung mau ngapain.
Perempuan itu mengecek dulu jam pada hp nya, setelah tahu sekarang sudah pukul delapan pagi Kagumi beranjak dari rebahannya yang sangat nyaman dengan muka bantalnya. Perempuan itu berjalan dengan sesekali menguap.
Memasuki kamar mandi Kagumi menyalakan dulu sower untuk mengecek air, takutnya saat dia sudah buang air kecil airnya mati. Soalnya dia agak trauma dulu pernah pipis pas mau bersihin airnya nggak ada. Jadi semenjak itu, dimana pun dia berada dia selalu mengecek airnya terlebih dahulu.
Kagumi merasakan air yang sangat segar ditengah mendung, yang tadinya dia cuma mau buang air kecil jadi tergoda untuk mandi. Namun, sebelum itu Kagumi melakukan rutinitas membersihkan wajahnya dan menggunakan segala skincare yang mendukung kecantiknya terlebih dahulu. Dengan keadaannya yang masih belum sadar Kagumi berdiri di depan watafel. Dia meneliti wajahnya yang kusam baru bangun tidur, rambutnya acak-acakan macam singa. Kagumi jadi mikir, apa suaminya nggak ilfeel ngelihat penampilan Kagumi yang baru bangun tidur kayak gini?
Sambil membersihkan kotoran yang ada disudut-sudut matanya Kagumi melihat penampilannya yang acak-acakan itu. Dari wajah sampai dada.
Merasa ada yang aneh diarea dadanya, Kagumi melihat ada bercak kemerahan seperti bentol tapi Kagumi yakin ini bukan bentol soalnya nggak gatel. Dan itu cukup banyak, ada dibeberapa titik. Perasaan dia nggak salah makan, dia juga kan nggak punya alergi. Jadi nggak mungkin kalo alergi.
Kagumi menggosok-gosok merah-merah disekitaran leher hingga dadanya sampai membuat tubuh bagian atasnya itu memerah. Sembari terus mengingat apa yang dia lakukan dan dia makan sebelumnya.
Beberapa menit Kagumi mencoba mengingat-ingat, setelah teringat dia baru sadar ternyata tadi malem...
" Oh Shit..." geramnya tertahan mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Matanya yang mengantuk seketika segar, hilang semua rasa ngantuknya. Kejadian tadi malam seketika terputar dalam kepalnya. Tiap-tiap adegannya terekam dengan jelas dan sekarang Kagumi mengingatnya. Membuat dirinya jadi merasa malu dan kesal.
Malu akibat dia sudah dicumbu suaminya dan kesal karena Kaisan meninggalkan jejak ditempat yang terbuka. Rasanya Kagumi ingin berteriak.
" Aargh..." tidak bisa ditahan Kagumi akhirnya berteriak didalam kamar mandi, meluapkan rasa malu dan kesalnya.
Kagumi bukan perempuan polos yang nggak tahu apa yang ada dilehernya, dia jelas sangat tahu meski baru kali ini ada ditubuhnya. Perempuan itu mencoba mengatur nafasnya yang memburu. Dia berfikir gimana cara nutupin kissmark ini semua, tanda ini nggak akan hilang dalam dua hari. Dia juga nggak mungkin dua hari ngedekem di kamar hotel meskipun lebih suka rebahan daripada jalan-jalan. Apalagi baju yang dia bawa itu didominasi yeng memperlihatkan dada leher dan bahunya. Kagumi harus cari cara buat hilangin itu semua dengan cepat.
Saat sedang berfikir, perempuan itu tersentak kaget dengan pintu yang tiba-tiba dibuka oleh Kaisan. Laki-laki itu menatap Kagumi diambang pintu dengan satu tangan memegang handle pintu.
" Kenapa teriak?" tanyanya dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa.
Belum hilang keterkejutannya melihat kissmark, Kagumi dibuat tambah Kaget yang main masuk aja ke dalam kamar mandi dengan tanpang tak berdosanya. Perempuan itu menatap garang sang suami yang santainya minta ampun itu.
" Ini gimana ngilanginnya?" tanya Kagumi emosi sambil nunjuk area dada bagian atasnya.
Kaisan terdiam, bingung mau ngomong apa. Tahunya dia bikin aja. Laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Pake baju yang ketutup aja." Ujarnya.
" Nggak bisa lah, baju aku nggak ada yang ketutup. Lagian pasti bakalan kelihatan juga." Semprotnya ngegas.
" Ya udah aku cariin baju yang ketutup buat kamu." Ujarnya dengan sangat datar, seperti ini bukanlah masalah.
" Nggak usah, aku nya juga udah nggak ada mood keluar. Biarin aja liburannya Cuma ngedekem di kamr aja. Hibernasi sekalian kaya shandy si tupai temannya spongeboop." Omelnya.
Kagumi kembali membalikan tubuhnya sembari melihat bercak merah yang susah hilang itu. Berfikir bagaimana caranya untuk menutupi itu, dia malu kalo banyak orang yang lihat.
Oke, ada ide. Fondation. Iya, itu bisa menyamarkan.
Kagumi mengatur nafasnya agar bisa tenang, dia menarik nafas lalu menghembuskan perlahan. Dia akan mandi terlebih dahulu, selain membersihkan tubuhnya sekalian menyegarkan otaknya agar fress.
" Ngapain masih disini?" tanya Kagumi pada suaminya yang belum kunjung keluar dan menutup pintu, dia ingin segera mandi.
Kaisan menatap sang istri bingung, dia bingung mau jawab apa.
" Sana aku mau mandi tahu." Usirnya.
Karena tidak mau disemprot apalagi hilang jatahnya Kaisan lebih baik undur diri. Laki-laki itu keluar dengan menutup pintu seperti tadi lagi. Membiarkan sang istri untuk membersihkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...