K&K 14

21.4K 1.4K 30
                                    

Teman-teman maafkan aku yang baru nongol sekarang. 😢

Jangan lupa di vote, coment, share, dan follow.

Btw, di KaryaKarsa udah sampai part 24.

Kalian yang ada disini semoga sabarnya nggak setipis tisu.

Terimakasih sudah menunggu, selamat membaca, dan semoga suka...


Pukul sepuluh pagi pasangan suami istri itu baru turun ke lantai bawah untuk sarapan. Kagumi melangkah duluan diikuti Kaisan dibelakangnya. Rumah kembali sepi setelah acara pernikahan kemarin. Sisa-sisa decorasi masih ada belum dibereskan semuanya.

Kalandra yang sedang berada di ruangan tengah bersama anak dan istrinya menatap pasutri baru itu begitu menyadari meereka datang dari lantai atas. Matanya memicing begitu melihat Kagumi yang berjalan ada Kaisan di belakangnya.

Kagumi yang merasa di perhatikan berhenti melangkah saat dirinya akan ke meja makan. Dia balas menatap sang kakak yang menatapnya dengan intens. Perasaan penampilannya biasa aja deh, nggak ada yang aneh. Kagumi menggunakan dress rumahan begaya Sabrina dengan panjang di atas lutut berwarna pastel. Gaya baju biasa ala Kagumi, tapi Kalandra menatapnya seolah ada yang aneh.

" Apa?" tanya Kagumi kepada Kakaknya itu.

" Kok jalannya biasa aja?" balik kalandra bertanya.

Reflek Kagumi mendelik, " Ya emang harus gimana? Ngesot?", lalu perempuan itu melanjutkan langkahnya. Mengabaikan Kalandra yang absurd di pagi ini.

Kalandra kemudian menatap Kaisan seola minta perjelasan, namun laki-laki itu hanya menatap balik Kaisan lalu menggeleng pelan seolah konek dengan apa yang Kalandra siratkan lewat tatapannya. Hanya mereka yang tahu apa yang mereka ucapkan lewat tatapan itu.

Kaisan memundurkan kursi di sebelah Kagumi yang sudah mulai sarapan, tidak banyak berkata laki-laki itu mengambil piring yang sudah di siapkan di hadapannya dan mengambil nasi yang sudah dihidangkan bersama lauknya.

" Loh kok ngambil sendiri Kai?" tanya Mama Kagumi begitu perempuan paruh baya itu masuk dari arah taman belakang. Beliau berdecak pelan begitu melihat sang anak tengah makan sendiri dan membiarkan suaminya mengambil makan sendiri.

Kaisan hanya tersenym sambil lanjut mengambil makanannya, " Mama udah sarapan?"

" Mama sama yang lain udah tadi." Jawabnya kepada sang menantu baru. " Kagumi, kok kamu makan dulaun sih, bukannya ngelayani suami dulu, ambilin makan dulu malah enak-enakan sendiri." Omelnya.

" Dia udah gede, bisa ngambil." Auh Kagumi santai sambil terus memakan sarapannya.

Tentu saja ucapan sang anak membuat Mama menjadi kesal, " Mama nggak pernah ngajarin kamu gitu ya Mi, apa Mama pernah ngebiarin Papa ngambil makanan sendiri kayak kamu gitu hah. Perasaan Mama selalu ngasih contoh deh gimana ngelayani suami yang baik, kenapa kamu nggak contoh apa yang Mama contohkan, hah?" ujar Mama serius.

" Meskipun kamu susah menerima pernikahan ini, kamu harus tetap menjalankan kewajiban kamu sebagai seorang istri, meski kamu susah iklasnya, tetap laksanakan, karena seiring berjalannya waktu hal melayani segala kebutuhan suami akn menjadi kebiasaan dan kamu akan menemukan ikhlas di dalamnya. Tolong ya Mi, apa yang sudah Mama Papa ajarkan kamu praktekan sama suami kamu, jangan sia-sia kana pa yang sudah kami ajarkan. Karena itu untuk kebaikan kamu sendiri. Untuk kali ini Mama mentoleri, belajar pelan-pelan ya sayang." Ucap sang Mama memberi nasihat dengan lembut. Sebelum perempuan paruh baya itu beranjak beliau mengelus terlebih dahulu kepala anaknya dengan sayang.

Berbeda dengan pasangan pengantin pada umumnya dihari pertama menjadi sepasang suami istri. Tidak ada sarapan romantis ala-ala, di meja makan ini terasa sangat canggung dan dingin apalagi setelah Mama mengomel.

Kagumi & KaisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang