Yang pengen cepet tahu dan baca dengan part yang full bisa ke KARYAKARSA. Biar penasarannya cepet hilang. Disana lebih greget loh...
Kagumi menghela nafas lelah setelah menutup laptopnya. Sudah waktunya dia pulang, tapi rasanya begitu malas untuk berajak dari duduknya, beranjak dari ruangannya. Kagumi masih betah mengurung dirinya sendiri dan tidak ingin bertemu dengan siapapun. Mau pulang tuh rasanya berat. Kagumi belum siap ketemu dengan orang-orang rumah.
Tapi, mau gimana lagi Kagumi memang harus pulang kan.
Perempuan itu bangun dari duduknya, saat itu Kagumi merasakan sesuatu yang basak keluar dari area sensitifnya. Biar nyaman di perjalanan pulang Kagumi pergi dulu ke toilet sekalian buang air kecil.
Saat membuka celana dalamnya jantung Kagumi mencelos jatuh terjun bebas melihat noda darah disana. Nggak mungkin dia haid, dia lagi hamil kan. Jantung perempuan itu berdegup kencang dengan tubuh gemeteran. Kagumi takut. Apalagi keram perutnya terasa lagi.
Mata perempuan itu memanas, hingga lama kelamaan air mata berjatuhan. Tubuhnya melemas. Kagumi terisak di dalam kamar mandi sendirian dan penuh ketakutan. Dia takut anaknya kenapa-napa.
Dengan sisa tenaga yang Kagumi miliki, perempuan itu bersih-bersih sebentar. Lalu keluar toilet dengan tubuh yang semakin bergetar dan tangis yang tidak mereda.
Tangannya yang gemetaran mengabil hp untuk menghubungi sang sahabat yang pernah mengalami hal ini. Kagumi ingat Anggun mengalami hal ini saat awal-awal kehamilan.
" Nggun..." panggil Kagumi dengan suara bergetar sedetik anggun menjawab telfonnya.
" Mi, lo nangis? Kenapa? Ada apa?" panic Anggun disebrang sana.
Kagumi terisak-isak menjawab, " Nggun, ada noda darah di celana dalam gue. Gue takut."
" Kagumi lo tenang dulu, lo lagi diamana sekarang?"
" Gue masih di toko, baru mau pulang. Hari ini beberapa kali keram juga, Nggun. Takut..."
" Lo kecapean kali Mi. Lo tenang dulu, langsung periksa aja ke dokter Mi, minta anter sama suami lo."
Kagumi yang masih sesegukan mencoba menenangkan dirinya sendiri. " Iya, Nggun. Gue sekarang langsung ke rumah sakit ya. Thank you."
" Iya Mi, hati-hati. Kalo ada apa-apa kabarin gue ya."
" Iya, Nggun."
Sedetik mematikan sambungan telfon dengan Anggun, Kagumi langsung membereskan barang-barangnya dengan sedikit tergesah.
Tidak membuang-buang waktu Kagumi langsung pergi menuju rumah sakit sendirian. Tidak menghubungi siapapun termasuk suaminya.
Beruntung saat sampai rumah sakit tempat biasa Kagumi cek kandungan, jadwal dokter nya sedang dokter yang biasa menangani Kagumi. Namun saat sampai Kagumi harus menunggu sampai pukul tujuh malam karena di buka jam saat itu.
Masih ada waktu tiga puluh menit atau bahkan lebih untuk masuk ke dalam ruangan. Sembari menunggu Kagumi pergi ke kanti umum rumah sakit. Dia belum makan dan anaknya belum dikasih apapun dari siang. Demi anaknya Kagumi harus makan meski tidak berselera.
Yang Kagumi beli hanya roti dan air mineral boto, yang lainnya sama sekali tidak menarik dimata Kagumi meski begitu banyak makanan disana. Perempuan itu mencari tempat duduk yang sekiranya nyaman untuknya makan.
Setelah menemukan, Kagumi duduk di kursi yang sudah disediakan kantin itu. Agak jauh dari orang-orang.
Satu suapan dua suapan, Kagumi masukan potongan roti kedalam mulutnya meski tidak minat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kagumi & Kaisan
ChickLitKagumi Arcadya, perempun berusia dua puluh tujuh tahun yang masih santai melajang diera gempuran teman-temannya yang sudah menikah, hamil, sudah memiliki anak atau bahkan sudah mengantar anaknya sekolah TK. Bukan Kagumi tidak laku, banyak yang datan...