I'm happy if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)
Happy reading!!
Tahun ini adalah tahun kedua Maudy kembali melewatkan gelaran balapan di Philip Island, Australia. Sejak Yuta membalap untuk tim FRT, belum sekalipun Maudy ikut serta dalam balapan yang digelar di negeri kangguru tersebut. Padahal jarak Singapura dan Australia tidak jauh. Tahun kemarin Maudy beralasan karena dia diharuskan menjadi perwakilan dari general practioner untuk ikut serta dalam kegiatan untuk menyambut para dokter-dokter muda. Sementara tahun ini, Maudy diharuskan untuk menghadiri pernikahan Bagas yang diselenggarakan di Bandung. Sejak hari Jumat Maudy sudah tiba di Indonesia, tetapi baru keesokan harinya Maudy bertolak ke Bandung. Hari Jumat kemarin Maudy gunakan untuk berdiskusi bersama Opah dan Omah nya terkait hubungannya dengan Yuta, juga tentang rencana melanjutkan studinya ke pendidikan spesialis.
Pernikahan Bagas diselenggarakan hari Minggu ini, di Peta Park, Bandung. Sudah menjadi tradisi dalam keluarga Maudy dari pihak Sarah, apabila ada anggota keluarga yang hendak menikah, maka seluruh anggota keluarga diwajibkan hadir, baik ketika akad nikah ataupun resepsi. Acara pernikahan selalu menjadi ajang berkumpul bersama dengan keluarga besar, selain ketika Idul Fitri, Idul Adha, atau arisan keluarga. Ketika seluruh keluarga besar berkumpul, tentu hal yang pertama kali ditanyakan adalah perihal kabar kita selama ini. Dari satu pertanyaan itu, akan timbul pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sudah berpola dalam setiap kelompok usianya, seperti sekarang sekolah dimana, apakah sudah selesai sekolah, apakah sudah mendapat pekerjaan, apakah sudah memiliki pasangan, kemana pasangannya, kapan nikah, kapan punya anak, kapan menambah momongan lagi, dan serentetan pertanyaan lainnya.
Maudy tentu tidak pernah memikirkan pertanyaan-pertanyaan tidak penting itu. Seringkali Maudy hanya menjawabnya dengan senyuman atau yang lebih ampuh adalah dengan menjawab doakan yang terbaik saja. Maudy tahu jika maksud dari pertanyaan-pertanyaan ingin tahu tersebut adalah untuk mengetahui tentang kehidupan kita saat ini seperti apa. Tetapi sekalipun dengan keluarga besar, tidak semua hal dalam hidup kita wajar untuk diceritakan dan diberitahu bukan? Maudy memegang prinsip seperti itu. Tidak semua hal dalam hidupnya berhak untuk keluarga besarnya ketahui. Seperti hubungannya dengan Yuta, tidak semua keluarga besarnya mengetahui tentang hubungannya itu, hanya keluarga besar satu Ibu dan Ayah saja—baik dari pihak Sarah ataupun Ginardi—yang mengetahuinya. Maka dari itu, ketika menginjakan kaki di lokasi pernikahan Bagas pagi hari ini, Maudy sudah mempersiapkan beragam jawaban untuk seluruh kemungkinan pertanyaan yang akan diberikan oleh keluarga besarnya—Maudy cukup sadar diri, mengingat minggu lalu telah membuat pemberitaan yang mengejutkan. Selain itu, Maudy juga sudah mempersiapkan diri jika hari ini dia bertemu dengan Aksa dan keluarganya, mengingat Bagas adalah kakaknya Hannah, sudah barang tentu Aksa dan keluarganya akan menghadiri pernikahan Bagas ini.
Beruntungnya waktu kedatangan Maudy ke rumah Hannah yang dijadikan sebagai meeting point untuk titik awal keberangkatan keluarga besar mereka menuju lokasi pernikahan Bagas terbilang mepet, hanya tersisa sepuluh menit saja. Tidak banyak pertanyaan yang dilontarkan, hanya bertanya tentang kabar dan kapan tiba di Bandung. Terima kasih kepada Fathan yang pagi hari ini telat bangun, sehingga Maudy hanya memiliki waktu sebentar saja untuk bercengkrama dengan keluarga besarnya sebelum menuju ke lokasi pernikahan. Hal itu barang tentu meningkatkan kepercayaan diri Maudy, jika keluarga besarnya tidak akan terlalu banyak melemparkan pertanyaan kepada dirinya, sebab cukup dapat dipastikan jika mereka akan lebih terfokus kepada acara pernikahan Bagas hari ini dan melupakan fakta jika minggu lalu Maudy baru saja dilamar oleh juara dunia MotoGP musim ini. Namun meskipun demikian, Maudy belum bisa tenang sepenuhnya, karena orang yang selama empat bulan ini Maudy hindari, hadir nyata di depannya kini.
Maudy membeku di tempatnya, ketika Hannah dan Aksa berjalan mendekat ke tempat dimana dirinya duduk bersama Fathan di teras rumah Hannah. Kegugupan seketika melanda Maudy, dirinya khawatir tidak dapat mengendalikan diri dengan baik di depan Hannah ketika bertemu lagi dengan Aksa. Terlebih sejak bayangan Aksa tertangkap oleh netra Maudy berjalan mendekat, Maudy dapat merasakan jika Aksa menatap dirinya dengan begitu intens. Tidak, ini bukan karena Maudy masih memiliki rasa kagum terhadap Aksa. Tidak sama sekali. Segala sesuatu hal tentang Aksa sudah Maudy kubur dalam-dalam di malam pertemuannya dengan Aksa empat bulan lalu di Singapura. Kegugupan hari ini murni karena Maudy khawatir jika Hannah dapat mencium sesuatu hal yang janggal di antara dirinya dan Aksa. Apabila hal itu terjadi, maka Maudy yakin akan timbul keributan yang berkahir dengan ketidaknyamanan. Lebih baik Maudy bersikap biasa saja dan tidak terdistraksi dengan kehadiran Aksa bukan? Anggap saja ini pertemuan pertama antara Maudy dan Aksa setelah konser Coldplay di bulan April yang lalu. Iya, lebih baik seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika & Rasa
ChickLitIni cerita tentang Maudy yang bertemu dengan seorang laki-laki di waktu yang tidak tepat. Laki-laki yang memiliki kehidupan berbeda dengan dirinya, tetapi mampu memberikan apa yang selama ini Maudy inginkan. Laki-laki yang membuat Maudy merasakan ke...