I'm happy if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)
Happy reading!!!
Jika ditanya bagaimana perasaan Hannah saat ini, maka Hannah akan menjawabnya dengan kata tidak menentu. Perasaan bahagia dan haru tentu menyelimutinya. Melihat Kakak satu-satunya menikah dengan perempuan yang begitu dicintainya tentu Hannah pun merasakan kebahagiaan yang tidak terkira. Ditambah lagi dapat berkumpul bersama dengan keluarga besar selalu menjadi momen yang menyenangkan bagi Hannah. Jika saja, Hannah tidak melihat Aksa berbicara berdua dengan Maudy, jika saja Hannah tidak mempedulikan tentang pertemuan Aksa dan Maudy, jika saja Hannah memilih untuk tidak mendengarkan pembicaraan mereka, jika saja Hannah tidak ingin menjadi lebih tahu, mungkin saat ini hati Hannah akan baik-baik saja, pikirannya tidak akan memikirkan hal yang buruk-buruk. Ingin rasanya Hannah menyalahkan keingintahuannya yang begitu besar, rasa penasaran yang begitu menggebu, jika tahu bahwa pada akhirnya jawaban dari keingintahuan dan rasa penasaran itu hanya membuat perasaannya semakin tidak menentu,
Hannah memang mendengarkan pembicaraan Aksa dan Maudy, tetapi Hannah tahu jika pembicaraan di antara mereka sudah berlangsung sebelum Hannah mencuri dengar. Hal itu dapat Hannah lihat dari ekspresi Maudy yang sudah kesal kepada Aksa. Entah apa yang mereka bahas hingga Maudy merasa sebegitu kesalnya. Hasil curi dengar yang Hannah peroleh hanyalah Maudy yang berkata kepada Aksa jika itu bukan urusan Aksa, kemudian Aksa yang berkata jika Maudy masih memanggilnya dengan sebutan 'Mas', serta Maudy yang berkata jika panggilan tersebut hanya sebuah formalitas dan sejak awal memang panggilan 'Mas' yang Maudy sematkan untuk Aksa.
Selama respesi berlangsung Hannah memikirkan berbagai kemungkinan topik pembicaraan di antara Maudy dan Aksa. Hannah tidak berani untuk bertanya secara langsung kepada Maudy atau Aksa, sebab jika Hannah melakukan hal itu maka mereka akan tahu bahwa Hannah mencuri dengar pembicaraan mereka. Bertanya secara langsung juga tidak akan membantu Hannah mendapatkan jawaban yang sesungguhnya, karena dapat dipastikan jika Maudy dan Aksa akan marah ketika mengetahui Hannah mencuri dengar pembicaraan mereka, lebih parahnya sekalipun menjawab pertanyaan itu, besar kemungkinan mereka akan berbohong.
Namun mari lupakan terlebih dahulu topik pembicaraan di antara Maudy dan Aksa. Terdapat satu hal yang lebih menganggu pikiran dan perasaan Hannah setelah mencuri dengar pembicaraan di antara mereka, yaitu tatapan mata Aksa kepada Maudy. Tatapan mata Aksa tidak pernah berbicara banyak, itu yang selama ini Hannah tahu sejak mengenal Aksa. Tetapi siang tadi ketika berbicara dengan Maudy, mata Aksa berbicara begitu banyak. Tatapan penuh kekaguman, memuja, rindu, haru, sedih, dan frustasi bercampur menjadi satu. Tatapan mata itu membuat Hannah melihat sosok yang asing dalam diri Aksa. Sosok asing yang memusatkan dunianya kepada Maudy dan selalu ingin seperti itu, tetapi kini dunianya itu perlahan hancur dikarenakan Maudy yang memilih pergi dan tidak ingin dijadikan pusat dunianya Aksa. Apakah mungkin jika Aksa memiliki perasaan spesial terhadap Maudy? Tapi bagaimana bisa, bukankah mereka baru bertemu sebanyak dua kali? Ketika Maudy ke Bandung dan ketika Aksa pergi menonton konser yang sama dengan Maudy. Hannah rasa tidak ada yang spesial dari kedua pertemuan mereka itu. Hanya pertemuan selayaknya kenalan saja. Apa mungkin Aksa dan Maudy pernah bertemu tanpa sepengetahuannya hingga menciptakan rasa spesial di dalam diri Aksa?
Ah, memikirkan berbagai kemungkinan alasan dari tatapan Aksa serta sikap Maudy yang kesal saat berbicara tadi, hanya membuat pikiran Hannah semakin overthinking hingga membuat perasaannya semakin tidak menentu saja. Jalan keluar dari tercepat yang bisa Hannah tempuh untuk mencegah pemikirannya semakin overthingking adalah dengan bertanya langsung kepada Aksa atau Maudy, tetapi Hannah belum juga menemukan keberanian untuk melakukannya. Maka dari itu untuk sedikit merefleksikan pikiran dan perasaannya, Hannah menerima ajakan sahabatnya untuk bertemu sepulang kerja hari ini. Awalnya Hannah enggan untuk menemui, sebab mood nya benar-benar berantakan. Namun, kedai kopi kesukaannya yang dijadikan sebagai tempat bertemu membuat Hannah sedikit bersemangat. Sudah lama juga rasanya Hannah tidak mencicipi kopi susu dari kedai kopi di daerah Braga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika & Rasa
Literatura FemininaIni cerita tentang Maudy yang bertemu dengan seorang laki-laki di waktu yang tidak tepat. Laki-laki yang memiliki kehidupan berbeda dengan dirinya, tetapi mampu memberikan apa yang selama ini Maudy inginkan. Laki-laki yang membuat Maudy merasakan ke...