| bab 12 |

23 2 0
                                    

I'm happy if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)

Happy reading!!

Satu bulan sudah berlalu sejak Aksa dan Maudy berpetualang bersama di Night Safari. Itu berarti sudah satu bulan juga sejak Aksa pergi ke Singapura di setiap akhir pekannya. Iya, benar. Setelah berpetualang bersama di Night Safari itu hubungan antara Aksa dan Maudy berjalan semakin intens saja, begitu juga dengan pertemuan mereka. Aksa selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan Maudy di setiap akhir pekannya, kendati tengah sibuk sekali pun. Bahkan pernah di suatu waktu Aksa pergi ke Singapura minggu pagi dan malam harinya sudah kembali ke Jakarta. Semua itu Aksa lakukan demi bisa bertemu dengan Maudy.

Akhir pekan ini pun sama, Aksa kembali ke Singapura untuk bertemu dengan Maudy. Rencananya hari ini mereka berniat untuk makan malam di salah satu restoran India setelah siang harinya berjalan-jalan di Chinatown. Aksa tidak mengira Maudy menyukai masakan negeri Bollywood itu.

"Aku itu suka banget kulineran Mas. Suka banget eksplor masakan dengan rasa yang baru dan unik di lidah aku. Masakan India memang punya cita rasa rempah yang kuat dan enggak semua orang bisa suka, tapi aku suka banget sama indian curry. Pengen suatu saat coba langsung di negara asalnya." Maudy dengan segala kejutan keinginannya yang perlahan membuat Aksa terbiasa.

"Kamu suka banget makan, kulineran gitu. Kalau masak suka?" Ini yang sejak makan malam di apartemen Fathan beberapa waktu yang lalu membuat Aksa penasaran. Maudy tidak ikut serta memasak mie bersama dengan Wendy dan Diana, tetapi pagi hari justru Maudy membuat french toast. Rasanya lebih mudah membuat mie instan dengan sayur bukan daripada membuat french toast?

"Aku kurang suka masak. Selain karena enggak jago-jago amat. Aku suka udah kenyang duluan sebelum makan kalau sehabis masak. Paling juga kalau masak makanan yang simple aja sih. Makanya aku dapat tugas untuk buat sarapan dan Fathan yang buat makan malam. Menu sarapan mudah-mudah bukan?"

Jawaban yang kurang Aksa sukai sebetulnya. Aksa kira Maudy suka dan bisa memasak, tetapi ternyata tidak. Padahal Aksa akan semakin bertambah semangat untuk mendapatkan Maudy jika Maudy bisa memasak. Kriteria seorang istri yang Aksa cari itu seperti Yuniar-sebab Ibunya adalah role model untuk dirinya dalam mencari pasangan hidup-yang tidak hanya berhasil dalam karirnya saja tetapi juga dalam mengurus urusan rumah tangga. Tetapi jika tidak pandai memasak masih bisa belajar bukan?

Aksa hanya mengangguk untuk menanggapi. Seiring kebersamaannya dengan Maudy sebenarnya semakin banyak hal yang Aksa ketahui tentang Maudy dan semakin banyak hal pula yang Aksa sadari jika Maudy jauh dari kriteria pasangan hidupnya. Pernah beberapa kali berbincang tentang pernikahan dan pasangan hidup-dimana ini memang tujuan Aksa dalam waktu dekat ini sehingga dia perlu memastikan apakah dia dan Maudy menempuh jalan yang sama atau tidak-tetapi ternyata jawaban Maudy sangat mengejutkan Aksa. Maudy tidak begitu tertarik dengan konsep pernikahan, tetapi bukan berarti tidak ingin menikah. Hanya saja kehidupan pernikahan masih termasuk ke dalam pikiran terliar Maudy, masih begitu jauh untuk Maudy pikirkan. Saat itu Aksa bertanya, mengapa? Bukankah Maudy sudah masuk di usia yang cukup untuk menikah?

Jawaban Maudy membuat Aksa bungkam tidak percaya. Maudy saat itu berkata, "menikah itu bukan perihal usia Mas. Menikah juga bukan adu cepat. Menikah itu jika memang kita mau dan sudah merasa siap dalam segala aspek, baik materil, psikis, dan fisik. Menikah bukan sesuatu hal yang dipaksakan layaknya sekolah. Kalau sekolah, mau enggak mau memang harus dilakukan, tetapi kalau menikah enggak Mas."

Perkataan Maudy selanjutnya justru menambah kebungkaman Aksa saat berbicara melalui telepon sekitar dua minggu yang lalu itu. "Aku malah terpikir untuk enggak menikah Mas. Sekalipun pasangan kita enggak mengekang kita untuk melakukan sesuatu hal yang kita sukai atau melakukan hal apapun, rasanya akan tetap tidak sebebas dulu. Ada tanggung jawab baru yang akan selalu mengikuti."

Logika & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang