Logika & Rasa

| bab 19 |

I'm glad if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)

Happy reading!!

Suara mengganggu dari mesin pesawat membuat Maudy memilih menutup telinganya dengan menggunakan earpods. Mendengarkan lagu-lagu yang selalu menjadi favoritnya sembari diam melamunkan sesuatu adalah kegiatan yang paling menyenangkan saat berpergian. Orang-orang di sekitar yang tidak kita kenal akan tidak mempedulikan tindakan yang kita lakukan dan tidak akan memaksa kita untuk ikut bercengkrama bersama mereka. Maudy selalu suka jika sedang bersama dengan orang-orang yang tidak mengenalnya. Maudy jadi memiliki waktu hanya untuk dirinya sendiri. Seperti saat ini, Maudy tengah bertolak ke Jerman, sendirian, tanpa ada yang menemani dan tanpa ada yang mengenali dirinya.

Perjalanan Maudy ke Jerman ini merupakan bagian dari keputusan yang Maudy ambil minggu lalu, tentang dirinya yang memilih Yuta, bukan Aksa. Iya, Maudy sedang dalam perjalanan untuk menemui Yuta. Saat ini Yuta tengah berada di Jerman, mengingat hari minggu ini jadwal Yuta membalap di sirkuit Sanchenring. Balapan terakhir sebelum libur jeda musim di mulai.

Maudy tidak menyadari sebetulnya jika masalah yang terjadi kemarin dan keputusannya untuk menemui Yuta bertepatan dengan libur tengah musim di seri balapan MotoGP. Tentu ini merupakan hal yang baik. Maudy bisa menikmati libur bersama Yuta, melepas rindu dan menghabiskan waktu bersama dengan Yuta. Sekalipun selama tiga bulan terakhir ini Maudy lebih banyak menghabiskan waktu bersama Aksa, tetapi salah jika Maudy tidak merindukan Yuta. Maudy jelas merindukan Yuta. Hanya saja, Maudy tahu sekalipun rindunya terhadap Yuta sudah hampir meledak, Maudy tidak bisa menemui Yuta dengan bebasnya. Perlu persiapan terlebih dahulu, seperti mencocokan jadwal dengan Yuta dan izin untuk tidak bekerja ke Rumah Sakit. Namun, kali ini pengecualian, Maudy tidak perlu lagi mencocokan jadwal dengan Yuta, karena Maudy akan mengikuti kemana pun Yuta pergi dan Maudy pun tidak perlu izin untuk tidak masuk bekerja ke Rumah Sakit, sebab Maudy memutuskan untuk mengundurkan diri dari Rumah Sakit tempatnya bekerja.

Kejadian dengan Aksa kemarin membuat Maudy berpikir jika jarak yang selama ini terbentang di antara dirinya dan Yuta, harus segera diakhiri jika memang Maudy ingin hubungannya dengan Yuta berhasil dan juga jika Maudy ingin menghilangkan jejak Aksa dari kehidupannya. Karena Maudy yakin, jika Maudy masih tinggal dan bekerja di Singapura bukan tidak mungkin jika suatu saat Aksa akan datang menemuinya kembali. Katakanlah Maudy terlalu percaya diri, tapi Maudy sedikit mengenal Aksa yang tidak kenal menyerah. Sekarang mungkin Aksa memang berkata akan menjauh dari kehidupan Maudy tapi bukan berarti itu berlaku untuk selamanya bukan? Jadi langkah yang tepat adalah dengan Maudy pergi jauh, ke tempat yang tidak akan Aksa jangkau dengan mudahnya. Tentu Aksa perlu berpikir dua kali bukan jika akan menemui Maudy di Spanyol.

Namun lebih dari itu, alasan terkuat Maudy memilih resign dari Rumah Sakit adalah karena Maudy tidak ingin hubungannya dengan Yuta berakhir. Maudy tidak rela jika sepuluh tahun kebersamaannya dengan Yuta harus berakhir begitu saja. Maudy ingin sepuluh tahun kebersamaannya dengan Yuta itu berakhir bahagia, bukan mengenaskan. Kejadian kemarin membuat Maudy benar-benar tersadarkan, jika Yuta memang laki-laki yang terbaik untuknya dan Yuta sangat-sangat pantas untuk Maudy perjuangkan.

Video-video kebersamaan Maudy dan Yuta yang tersimpan rapi di dalam cloud yang sengaja dibuat oleh Yuta menarik Maudy kepada kenyataan jika kebahagiaan begitu meliputinya, jika Yuta begitu mencintainya, jika Maudy adalah dunia nya Yuta. Video-video itu diambil tidak lama setelah hubungan Maudy dan Yuta berjalan. Jarak yang terbentang ribuan mil sejak memutuskan bersama, membuat Yuta berinisiatif untuk merekam setiap kegiatan yang dilakukannya, hingga pada akhirnya Maudy pun ikut melakukan hal yang sama. Rekaman video itu mendekatkan kehidupan mereka, membuat mereka tidak merasakan jarak yang terbentang begitu luasnya.