| menyapa cerita |

128 5 0
                                    

Selingkuh. Satu kata adjektiva yang menjadi momok menakutkan dalam sebuah hubungan. Tentu semua orang tidak ingin diselingkuhi atau menjadi selingkuhan, bukan? Semua orang tentu ingin menjadi nomor satu bagi orang yang dicintai dan juga mencintainya. Semua orang tentu tidak ingin berbagi perhatian. Semua orang tentu ingin menjadi pemeran utama dalam ceritanya sendiri. Tidak ada satu orang pun yang rela untuk berbagi dan dibagi. Lantas jika seperti itu, mengapa masih banyak orang yang berselingkuh dan masih mau menjadi selingkuhan? Bukankah itu hanya akan menyakiti diri sendiri? Hidup sudah sulit, tidak perlu menambah penyakit yang dibuat sendiri bukan?

Sebelum berjalan lebih jauh, tindakan seperti apa yang disebut sebagai sebuah perselingkuhan? Memiliki pasangan lain diluar pasangan yang diketahui banyak pihak? Memiliki perasaan sayang dan pertahian lebih terhadap orang yang bukan pasangan kita? Tapi rasanya, perselingkuhan lebih sederhana daripada itu, mengharapkan orang lain untuk menjadi pasangan kita disaat sudah memiliki pasangan saja sudah dapat dianggap sebagai sebuah tindakan selingkuh. Peselingkuhan adalah bentuk dari ketidaksetiaan, bentuk pengkhianatan, bentuk dari pelanggaran komitemen, dan bentuk ketidak bertanggung jawaban.

Seringkali perempuan menjadi pihak yang disalahkan ketika perselingkuhan terjadi. Mulai dari perempuan nakal, perempuan gatal, perempuan tidak tahu malu, perempuan yang tidak memiliki perasaan, dan serentetan label buruk lainnya. Tetapi apakah itu benar? Rasanya perselingkuhan tidak dapat terjadi jika tidak ada kontribusi dari pihak perempuan dan laki-laki. Kedua pihak turut berkontribusi hingga akhirnya perselingkuhan itu terjadi. Kedua pihak sama-sama melakukan kesalahan. Jika salah satu pihak tidak berkontribusi tentu perselingkuhan itu tidak akan terjadi bukan?

Lalu apa yang menyebabkan perselingkuhan itu terjadi? Pasti akan banyak sekali alasan yang disebutkan oleh si pelaku perselingkuhan. Mereka akan mencari berbagai macam alasan untuk membenarkan tindakan perselingkuhan yang mereka lakukan. Mereka seolah-olah akan melemparkan kesalahan kepada pasangan mereka yang sebenarnya. Tetapi rasanya, perselingkuhan itu terjadi tidak hanya karena kesalahan kedua pihak yang terlibat dalam satu hubungan, tetapi perselingkuhan terjadi karena kesalahan pihak laki-laki, pihak perempuan, dan pihak selingkuhan nya sendiri. Tidak akan ada asap, jika tidak ada api bukan? Semua hal terjadi karena ada hubungan aksi dan reaksi. Satu hal yang menjadi pembeda, besar dan kecilnya kesalahan yang dilakukan akan jelas mempengaruhi aksi dan reaksi tersebut.

Logika & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang