| bab 02 |

83 4 0
                                    

Aksa baru saja selesai membersihkan diri. Badannya cukup lelah, mengingat hampir seharian ini dia menyetir. Menjelang waktu subuh, Aksa berangkat dari Semarang—ada rapat dengan klien di sana sehari sebelumnya—untuk mengejar jam makan siang di Bandung, sebab Aksa memiliki janji makan siang bersama Hannah hari ini. Mata Aksa belum mengantuk meski gelap semakin menyelimuti langit kota Bandung. Tangannya sibuk berselancar di media sosial Instagram. Tadi sesampainya di hotel Aksa langsung membuka media sosial itu dan mencari akun Instagram Maudy, dan voila Aksa menemukan akun Instagram Maudy dengan mudahnya. Niat hati ingin men­-stalk akun Instagram Maudy, tetapi sayang akun itu berada dalam mode privat. Namun itu tidak mengurungkan niat Aksa untuk mengetahui Maudy lebih lanjut, maka Aksa pun menekan tombol mengikuti, dengan harapan Maudy akan menyetujuinya, bahkan jika berharap lebih Aksa ingin Maudy mengikutinya kembali. Aksa cukup percaya diri Maudy akan melakukan hal tersebut, sebab bagaimana pun juga Aksa ini pacar sepupunya—Hannah.

Aksa melupakan sesuatu, dia lupa mengabari Hannah jika dirinya sudah sampai hotel dengan selamat. Selama di Bandung untuk bertemu dengan Hannah, Aksa selalu menginap di hotel, meskipun beberapa kali Mama nya Hannah—Tante Anggita—selalu meminta Aksa untuk menginap di rumahnya. Aksa tentu menolak, rasanya tidak nyaman saja jika harus menginap di tempat orang lain, terlebih itu rumah orang tua pacarnya sendiri, Aksa dan Hannah belum meresmikan hubungan mereka di mata agama dan negara, rasanya canggung dan tidak baik saja. Tadi juga, selain Anggita yang lagi-lagi menawarkan Aksa untuk menginap di rumahnya, Fathan pun memberikan penawaran kepada Aksa untuk menginap bersama saja di apartemen mereka di Pasteur, tapi Aksa jelas menolaknya, sebab itu tidak akan baik untuk hati dan pikiran Aksa. Mengapa?

Oke, berbicara mengenai perkenalan Aksa dengan Maudy dan Fathan siang tadi, harus Aksa akui bahwa ada rasa asing yang menjalar di dalam dirinya ketika melihat senyum Maudy untuk kali pertama. Senyum Maudy terlalu indah bagi Aksa. Kedua bibir tipisnya yang tertarik ke atas, lesung pipit yang muncul, dan mata yang berbentuk bulan sabit, menjadi perpaduan yang sangat indah bagi Aksa untuk sebuah senyuman. Lebih dari itu, Aksa merasa ada energi lebih dari senyuman Maudy. Senyuman Maudy itu mampu menular kepada orang-orang disekelilingnya, membuat aura bahagia yang kental. Tidak hanya itu, ketika tersenyum kedua mata Maudy akan jauh lebih berbinar. Dan gilanya Aksa menyukainya.

Itu sebabnya, Aksa menolak ajakan Fathan untuk menginap di apartemen mereka. Bukan karena hotel yang sudah terlanjur di booking, tapi karena Aksa menyukai senyum dan mata Maudy, Aksa takut jika berada di tempat yang sama, maka dia akan semakin memikirkan senyum milik Maudy itu, dan tentu hal itu tidak akan baik bagi hati dan pikirannya. Sekarang saja ketika Maudy sudah tidak ada di hadapannya, Aksa sudah senyum-senyum sendiri seperti orang gila hanya dengan memikirkan senyuman Maudy, bagaimana jika terus berada di tempat yang sama dengan Maudy? Bukan tidak mungkin Aksa akan lebih gila daripada ini. Bukan tidak mungkin jika Aksa akan terus-menerus memandang Maudy tanpa berkedip. Terlebih lagi tawa yang dimiliki Maudy pun sangat Aksa sukai. Seperinya, lama kelamaan senyum dan tawa miliki Maudy bisa menjadi candu bagi Aksa.

Notifikasi di ponselnya menghentikan senyum Aksa yang tengah membayangkan senyuman Maudy. Permintaan Aksa untuk mengikuti Maudy di Instagram disetujui. Aksa yang tengah berbaring di tempat tidur langsung lompat-lompat kegirangan. Rasanya bahagia luar biasa. Tanpa menunggu lama, Aksa langsung membuka akun Instagram Maudy. Senyum Aksa semakin melebar ketika melihat foto-foto Maudy di akun Instagram nya. Terdapat seratus lebih postingan foto di akun Instagram Maudy dan Aksa melihat satu persatu foto-foto tersebut.

Setiap foto di akun Instagram Maudy mampu membuat senyum Aksa semakin mengembang dan membuat gigi Aksa kering karena terlalu banyak tersenyum. Foto-foto tersebut tidak ada yang lucu atau aneh, hanya foto-foto biasa saja— Maudy yang berpose dengan melihat kamera atau tidak melihat kamera atau bahkan yang diambil dengan cara candid. Bahkan hampir setengah foto dalam akun Instagram Maudy adalah foto Maudy yang tidak melihat ke arah kamera, tetapi itu sangat cukup untuk membuat Aksa tersenyum. Aksa merasakan hal magis ketika melihat foto-foto Maudy. Aura Maudy terlalu kuat. Aura yang dapat membuat semua orang menaruh perhatian kepada Maudy dan aura yang dapat membuat orang disekelilingnya bahagia.

Logika & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang