Logika & Rasa

| bab 26 |

Sorry for being late update!

I'm happy if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)

Happy reading!!

Sorakan kebahagiaan memenuhi paddock milik FRT kala motor Yuta berhasil mencapai garis finish dengan posisi pertama. Usaha dan kerja keras mereka semua terbayar dengan keberhasilan Yuta mengunci juara dunia hari ini. Tepuk tangan dan pelukan menggambarkan kebahagiaan dan kebanggaan yang tidak terkira. Tangis penuh haru tidak dapat di bendung oleh seluruh tim, tidak terkecuali Maudy dan ayah Yuta—Akihiro Takahashi—yang menyaksikan balapan dari paddock. Perasaan tidak menyangka, bangga, bahagia, dan haru bercampur menjadi satu. Rasanya seperti mimpi dapat menyaksikan Yuta meraih gelar juara dunia di kelas MotoGP.

Maudy masih belum bisa menghentikan air matanya yang mengalir bahkan ketika selebrasi Yuta sudah mulai dilakukan. Maudy teringat akan semua perjuangan Yuta, jatuh dan bangun yang di alaminya selama ini. Sempat dianggap mengalami penurunan perfoma sebab tidak kunjung mendapatkan gelar juara dunia di kelas MotoGP padahal sudah lebih dari dua tahun berada di kelas utama tersebut—karena sebelumnya Yuta dikenal dengan julukan "paling lama dua tahun membalap setelah pindah kelas, maka gelar juara dunia diraihnya".

Memasuki kelas utama memberikan tantangan dan kesulitan yang berbeda bagi Yuta, Maudy tahu itu. Mulai dari penyesuaian dengan motor, dengan kecepatan motor, dengan tim, dengan biaya balap, dengan sponsor, dengan pembalap lainnya, dan dengan hal-hal lainnya. Adaptasi itu tidak selalu mudah. Mungkin kita terbiasa untuk beradaptasi dengan cepat, tetapi cepat atau tidaknya kita beradaptasi ditentukan juga oleh lingkungan yang bersangkutan bukan? Itu lah yang membuat Yuta tidak bisa mempertahankan julukan yang dimilikinya, adaptasi di tahun pertama memasuki kelas utama tidak mudah dilakukannya. Tetapi tidak masalah, semua hal yang sudah terjadi adalah sebuah pembelajaran yang berharga.

Akihiro yang melihat Maudy tidak kunjung meredakan tangisannya, lantas memberikan pelukan kepada kekasih anaknya itu. "What will happen if you become the world champion?"

"Going to cry for a week, huh?"

Godaan yang dilontarkan Akihiro itu lantas mengundang tawa dari seluruh tim. Namun itu cukup efektif untuk menghentikan tangis Maudy. "It feels unreal."

Team Director dari FRT—Hiroki—mengangguk setuju. Gelar juara dunia yang Yuta peroleh hari ini tidak hanya menjadi kebahagiaan bagi Yuta dan timnya saja, tetapi untuk seluruh penduduk Jepang. Banyak sejarah yang tercatat dan rekor terpecahkan melalui gelar juara dunia ini. Yuta menjadi orang Jepang pertama yang berhasil meraih gelar juara dunia pada kelas MotoGP atau kelas 1000 cc, bahkan termasuk yang pertama di Asia. Lantas bagiamana hal ini tidak membahagiakan dan membanggakan?

Maudy, Akihiro, dan seluruh tim FRT menyambut kedatangan Yuta di area podium dengan sorakan penuh kemenangan dan kegembiraan. Yuta yang baru saja tiba langsung melompat ke arah mereka dan memberi pelukan. Tidak ada kata-kata lain yang mampu mereka ucapkan kepada Yuta selain: kamu luar biasa, kamu keren sekali, kamu hebat sekali, kamu sangat membanggakan kami, kamu pantas mendapatkannya, dan selamat mimpi kamu tercapai.

"Selamat. Kamu selalu membuatku bangga." Sama seperti yang lain, hanya itu kata-kata yang terpikrikan untuk Maudy ucapkan ketika menerima pelukan dari Yuta.

Yuta mengangguk dalam ceruk leher Maudy. "Aku akan selalu membuatmu bangga Maudy."

Tanpa diminta, air mata Maudy kembali luruh. Pelukan dari Yuta yang mengerat sungguh membuat perasaan Maudy campur aduk. Memorinya membawa Maudy kepada hal-hal yang telah lalu, pengorbanan waktu dan masa muda, kerja keras selama bertahun-tahun, rasa sakit akibat cedera atau komentar jahat, serta kekecewaan pada diri sendiri atau motor atau bahkan anggota tim, semuanya terbayar lunas hari ini. Yuta memang bukan pertama kali mendapatkan gelar juara dunia di dalam balapan, tetapi gelar juara dunia MotoGP ini merupakan sesuatu hal yang prestisius.