| Bab 36 |

13 1 0
                                    

Happy Reading!!!


Ada satu hal yang selama satu minggu terakhir ini selalu menjadi aktivitas dari Yuniar. Stalking akun Instagram Maudy dan Yuta. Mulanya adalah sebuah ketidaksengajaan, melihat unggahan Maudy ketika acara pertunangannya dan berlanjut mencari unggahan-unggahan lain pada akun Instagram orang-orang yang menghadiri acara pertunangan tersebut. Entah dari mana asalnya, Yuniar menjadi selalu penasaran dengan aktivitas yang dilakukan Maudy dan Yuta. Yuniar seperti ingin mengenal kehidupan Maudy lebih jauh. Ah Yuniar tahu, mungkin ini semua terjadi seletah Yuniar mengetahui jika Maudy yang dikenalnya beberapa bulan yang lalu itu ternyata berbeda. Bukan, bukan dari segi sifat. Sebab, Yuniar masih meyakini jika sifat Maudy yang dia ketahui memang seperti itu adanya, tidak ditutup-tutupi. Mungkin ini lebih kepada kehidupan sosial, pendidikan, relasi, pencapaian, dan latar belakang keluarga Maudy yang sangat jauh dari perkiraan Yuniar. Ketika mengetahui jika Maudy adalah sepupu Hannah, maka Yuniar berpikir, jika Maudy pun memiliki kehidupan yang tidak jauh dari Hannah, tetapi ternyata, dugaannya salah. Maudy mungkin cukup pantas untuk menyandang gelar pesohor, tidak cukup hanya konglomerat saja.

Mengetahui fakta tersebut, entah mengapa Yuniar menjadi sedikit menyesali pernah mendukung—sekalipun tidak langsung disuarakan dengan lantang—ketika mengetahui Aksa jatuh cinta dan ingin memiliki Maudy. Pada awalnya Yuniar memang antusias ketika membayangkan jika Maudy menjadi menantunya kelak, tentu akan menyenangkan. Hanya saja, ketika semakin mencari tahu tentang kehidupan seperti apa yang membangun sosok Maudy dan kehidupan apa yang Maudy jalani, rasa tidak percaya diri menyergap Yuniar begitu saja. Terlebih lagi ketika melihat unggahan Maudy di Instagram Story kemarin yang menunjukkan jika Maudy dan Yuta tengah berlibur di Dubai dengan tulisan: the annual trip. Itu artinya Dubai menjadi tempat liburan Maudy dan Yuta di setiap tahunnya. Mengetahui hal itu, membuat Yuniar berpikir, jika memang Maudy mau dengan Aksa, apakah Aksa sanggup untuk menopang kehidupan Maudy atau lebih tepatnya apakah Maudy sanggup untuk masuk ke dalam kehidupan Aksa?

Kegelisihan hati Yuniar itu ditangkap dengan sempurna oleh suaminya, Satya. "Ada apa Bu? Kok dari tadi pagi Ayah perhatiin raut wajah Ibu kaya lagi banyak pikiran gitu? Cerita sama Ayah, ada apa?"

Yuniar ragu apa harus dia menceritakan tentang kegelisahannya ini kepada suaminya atau tidak. Tetapi rasa-rasanya berbagi kegelisahan lebih baik daripada menyimpannya sendiri. "Menurut Ayah, apa Mas Aksa udah mengakhiri hubungannya dengan Hannah?"

Satya terkejut tentu mendengar Yuniar yang bertanya seperti itu, tetapi Satya tidak menanyakan apa alasan yang membuat Yuniar tiba-tiba bertanya seperti itu, karena kedengarannya masih ada hal lain lagi yang ingin disuarakan oleh Yuniar, jadi Satya membiarkan Yuniar menyelesaikan perkatannya terlebih dahulu.

"Enggak tahu kenapa, akhir-akhir ini Ibu jadi merasa, sangat disayangkan sekali kalau Mas Aksa sampai mengakhiri hubungannya dengan Hannah dan memilih untuk mengejar Maudy yang belum tentu juga bisa Mas Aksa dapatkan. Jujur, Ibu memang lebih suka Maudy daripada Hannah. Ibu merasa lebih cocok dan nyaman aja sama Maudy, walaupun baru satu kali ketemu. Ibu tahu, harusnya Ibu enggak menilai seperti itu. Enggak adil buat Hannah, soalnya Ibu belum pernah menghabiskan waktu sama Hannah. Tetapi, dari percakapan telepon yang biasa Ibu lakuin sama Hannah, cukup buat Ibu tahu siapa yang lebih Ibu suka. Ibu lebih suka Maudy.

"Tetapi setelah dipikirkan lebih jauh, setelah tahu latar belakangnya Maudy seperti apa, gaya hidupnya seperti apa, bikin Ibu berpikir kalau keinginan Mas Aksa untuk memiliki Maudy rasa-rasanya sangat tidak realistis. Ibu bukannya bermaksud merendahkan anak Ibu sendiri, enggak kok. Mas Aksa sangat patut dibanggakan dengan lulusan cum laude dari Universitas Colombia, sangat cocok lah kalau disandingkan dengan Maudy yang lulusan Singapore National University. Tapi itu kan hanya dari latar belakang pendidikan mereka aja. Latar belakang keluarga Maudy? Ibu rasa keluarga kita tidak sanggup untuk mensejajarkan diri dengan keluarga Maudy. Mereka keluarga konglomerat, kita kan keluarga biasa-biasa aja."

Logika & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang