Logika & Rasa

| bab 48 |

Happy reading!!!

Momen lebaran tahun ini berbeda. Bukan, bukan karena Maudy akan merayakanannya kembali di Indonesia setelah lima kali Idul Fitri Maudy tidak memiliki kesempatan untuk merayakannya bersama dengan keluarga besarnya. Tetapi, lebih kepada momen lebaran yang kembali mempertemukan Maudy dengan Hannah untuk pertama kalinya setelah Hannah mengetahui jika Maudy pernah dekat dengan Aksa. Iya, Maudy sudah mendengar kabar dari Fathan jika Hannah memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Aksa ketika mengetahui bahwa laki-laki yang sempat dibayangkannya akan menjadi teman hidupnya, ternyata pernah bermain di belakangnya bersama sepupunya sendiri.

Ketika mendengar cerita itu pertama kali dari Fathan, Maudy terkejut bukan main. Maudy kira Aksa akan selamanya menutupi fakta bahwa Maudy dan Aksa pernah dekat, seperti apa yang Aksa janjikan kepada Maudy di pembicaraan mereka setelah terpergok Fathan. Dan hal lain yang membuat Maudy lebih terkejut adalah ketika mendengar fakta lain, bahwa Hannah sudah menicum hal mencurigakan yang disembunyikan Aksa sejak bulan Mei, sejak Aksa selalu memberikan alasan ketika Hannah mengajak bertemu.

"Hannah itu sudah mulai curiga sejak Mas Aksa sering beralasan setiap di ajak ketemu, mau itu dalam jadwal rutin mereka ketemuan atau Hannah yang mau berinisiatif samperin Aksa ke Jakarta yang katanya lagi super sibuk itu. Dari sana, Hannah mulai curiga. Perubahannya terlalu drastis. Minggu kedua Mei mereka pernah ketemu, waktu itu Mas Aksa janji kalau minggu depan dia mau ke Bandung. Tapi waktu D-day nya, Mas Aksa kasih alasan, begitu juga dengan minggu depannya, dan seterusnya, Mas Aksa selalu kasih alasan. Bukan cuma itu, Hannah juga merasakan perubahan sikap Mas Aksa yang enggak sehangat dulu lagi. Kaya terpaksa. Jadi, Hannah makin curiga."

Maudy terdiam mendengar penjelasan dari Fathan. Hatinya sesak. Perasaan bersalahanya semakin besar. Betapa jahatnya Maudy sudah merebut kebahagiaan milik orang lain.

"Kecurigaannya Hannah ini sempat hilang loh."

Maudy menatap Fathan lekat, menanti kelanjutan ceritanya tentang obrolan dengan Hannah ketika buka puasa bersama dengan keluarga besar di awal Ramadhan kemarin.

"Jadi, kayanya sewaktu kamu memutuskan untuk enggak lagi berhubungan sama Mas Aksa itu, hubungan mereka mulai kembali lagi kaya dulu. Mas Aksa jadi sering lagi ketemu Hannah, lebih rutin bahkan, walaupun Hannah bilang sikapnya belum sehangat dulu. Kalau aja, Mas Aksa enggak ajak kamu bicara di pernikahan A Bagas bulan Oktober kemarin, mungkin Hannah enggak akan tahu tentang pengkhianatan yang udah dilakukan Mas Aksa sama kamu. Tapi, Hannah lihat Mas Aksa bicara sama kamu. Dia juga lihat Mas Aksa pegang tangan kamu."

Deg. Hal yang saat itu sempat sangat Maudy takuti ternyata memang terjadi. Hannah melihat dirinya mengobrol berdua saja dengan Aksa. Hannah akhirnya mencium sesuatu yang tidak beres di antara dirinya dan Mas Aksa.

"Dari situ, Hannah mulai curiga lagi. Ada apa di antara kalian? Apa yang udah terjadi di antara kalian tanpa sepengetahuan dia? Akhirnya Hannah selidikin semuanya. She finds out that all that happens are a pieces of puzzle. She need time with a big heart to solved it. And after that all pieces of puzzle has been completed, she asked him to meet after his crowded end year—which mean in early January—and talked all about. Finally, she figured out the truth. And she choosed to end their relatinohship. Padahal di hari itu juga, Mas Aksa melamar Hannah, mengajaknya untuk menikah."

Maudy terdiam. Tidak mampu memberikan respon apapun atas cerita yang diberikan oleh Fathan. Maudy tidak dapat membayangkan sakit hati dan kecewa yang dirasakan oleh Hannah ketika perlahan-lahan mengetahui jika laki-laki yang selama ini dia berikan kepercayaan sudah berbohong dan mengkhianatinya, bahkan bermain api dengan sepupunya sendiri. Maudy juga tidak dapat memabayangkan, bagaimana hancurnya Hannah ketika mengetahui bahwa perempuan yang menjadi alasan atas semua tindakan tidak menyenangkan Aksa terhadap dirinya adalah Maudy. Rasanya, sakit hati dan kecewa yang dirasakan Hannah akan jauh lebih besar daripada yang dirasakan oleh Yuta. Mengungkap fakta dibalik seluruh alasan dan perubahan sikap Aksa, mengetahui dengan sendirinya jika Aksa pernah berkhianatan, dan mengenal perempuan yang menjadi duri di dalam hubungannya dengan Aksa seorang diri tentu akan sangat-sangat menyakitkan.