Happy reading!!!
Sudah kesian kalinya Yuta menekan tombol backspace di laptopnya. Yuta tidak pandai merangkai kalimat agar terdengar bersahabat untuk siapapun yang membacanya. Itu mengapa sejak duduk di depan laptopnya selama dua jam terakhir ini, belum ada satu pun kalimat yang pasti bagi Yuta, selain: Hai, Maudy, apa kabar?
Iya, Yuta berniat untuk mengirim email kepada Maudy sebagai balasan dari surat yang diterimanya minggu lalu. Sudah cukup basi sebetulnya apabila Yuta mengirimkan balasan surat itu satu minggu kemudian. Tetapi saat itu Yuta tidak bisa langsung membalasnya. Yuta perlu waktu untuk memikirkan balasan surat yang tepat, yang tidak menyinggung perasaan Maudy dan tidak memperparah situasi hubungan mereka.
Yuta melepaskan pandangannya sejenak dari layar laptop, melempar pandang ke arah figura yang tergantung di atas televisi di ruang keluarganya. Foto Yuta dan Maudy bersama dengan kedua orang tua mereka di acara pertunangan mereka Desember kemarin. Yuta menghela napas cukup kasar. Siapa yang menyangka jika satu bulan setelah hari pertunangan mereka, justru datang masalah cukup pelik yang menimpa hubungan mereka yang selama sebelas tahun ini sangat harmonis. Dan siapa juga yang menyangka jika kini satu sama lain—baik Yuta ataupun Maudy—tidak lagi eksis di dalam kehidupan satu sama lain. Dari hal tersebut, akhirnya Yuta paham, jika tidak semua yang selama ini kita anggap baik-baik saja, akan selalu berjalan dengan baik-baik saja. Roda itu berputar. Semua akan ada masanya.
Yuta kembali teringat dengan pembicaraannya bersama Ginardi dan Sarah minggu lalu. Pembicaraan yang sebetulnya cukup menyudutkan Yuta, namun entah mengapa Yuta sama sekali tidak benar-benar tersinggung. Kesal sempat sejenak menghampirinya, karena merasa menjadi pihak yang disalahkan ketika bahkan Maudy yang melakukan kesalahan. Tetapi setelahnya Yuta tersadar, jika sikapnya terhadap Maudy selama dua bulan terkahir ini sudah keterlaluan. Yuta juga tersadar, jika tidak seharusnya kejahatan dibalas juga dengan kejahatan. Seharusnya Yuta masih bisa memilih untuk bersikap selayaknya teman terhadap Maudy, jikalau Yuta tidak lagi dapat bersikap sebagai pasangan Maudy. Karena bagaimanapun dulunya, Yuta dan Maudy berteman.
Perkataan Ginardi yang meminta Yuta dan Maudy untuk sama-sama mengambil waktu untuk diri sendiri agar sama-sama sembuh dari masalah yang menjerat hubungan mereka, membayangi pikiran Yuta selama satu minggu ini. Begitu juga dengan isi surat dari Maudy yang meminta waktu untuk sendiri, sama seperti dirinya. Mungkin memang saat ini, berjalan sendiri-sendiri, hidup sendiri-sendiri, dan berdamai dengan diri sendiri serta keadaaan adalah jalan terbaik yang bisa diambil. Yuta tahu jika dirinya dan Maudy belum sama-sama siap untuk duduk bersama menyelesaikan masalah yang ada. Sebab, perasaan kecewa dan marah itu masih ada dalam dirinya, dan Yuta pun yakin jika perasaan bersalah serta penyelesan juga masih melingkupi diri Maudy. Situasi tersebut tidak akan baik untuk menyelesaikan masalah. Bukan tidak mungkin jika emosi akan kembali tersulut ketika berusaha menyelesaikan masalah tersebut. Bukan tidak mungkin jika tekad untuk menyelesaikan masalah justru akan memancing masalah baru untuk timbul.
Yuta tahu jika saat ini yang mereka butuhkan adalah sama-sama sembuh dengan segala perasaan yang mereka miliki untuk masalah yang menimpa hubungan mereka. Berdamai dengan masalah yang ada adalah hal terpenting yang harus mereka lakukan agar dapat menyelesaikan masalah itu dengan baik. Dan untuk dapat menyelesaikan masalah itu nantinya, maka baik Yuta dan Maudy harus tetap baik-baik dan sehat-sehat saja. Kini Yuta tahu apa yang harus ditulisnya.
Hai, Mod, apa kabar?
Terlalu klasik, tapi aku harap kamu sehat-sehat saja. Mengapa aku tidak berharap jika kamu pun sedang baik-baik saja? Karena aku tahu, jika kamu sedang tidak baik-baik saja. Kita sedang sama-sama sedang tidak baik-baik saja. Tetapi tidak apa, suatu hari aku, kamu, dan kita akan kembali baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika & Rasa
ChickLitIni cerita tentang Maudy yang bertemu dengan seorang laki-laki di waktu yang tidak tepat. Laki-laki yang memiliki kehidupan berbeda dengan dirinya, tetapi mampu memberikan apa yang selama ini Maudy inginkan. Laki-laki yang membuat Maudy merasakan ke...