I'm glad if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)
Happy reading!!
Hannah menatap kepergian mobil Aksa dengan pandangan sendu. Hari ini terlalu banyak hal mengejutkan yang Hannah lihat dari Aksa, entah mungkin karena Hannah terlalu overthingking atau memang itu adanya. Hannah melihat Aksa yang berusaha menyamankan diri berada di tengah keluarga besarnya, bersikap seperti biasanya. Namun Hannah tahu jika itu bukan Aksa yang sesungguhnya. Hannah juga melihat tubuh Aksa yang menegang ketika mengetahui jika mereka se-keluarga akan melakukan panggilan video dengan Maudy. Hannah juga tahu jika tubuh Aksa semakin menegang ketika Maudy muncul di layar infokus.
Selama panggilan video itu berlangsung, melalui ekor matanya, Hannah dapat menangkap jika Aksa tidak sekalipun mengalihkan pandangan dari layar infokus, bahkan rasanya mungkin dia tidak berkedip. Tidak hanya itu saja, ketika terdengar suara Yuta dari panggilan video tersebut, Hannah dapat merasakan Aksa yang mengerjap hingga berakhir pamit ke kamar mandi.
Hannah tentu tidak ingin berpikir macam-macam. Hannah ingin tetap menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada Aksa. Tetapi jika perubahan yang Aksa tunjukan selama empat bulan terakhir ini, termasuk puncaknya pada hari ini, lantas apa Hannah masih bisa tidak berpikir macam-macam?
Jika dilihat kembali, Hannah ingat jika perasaan janggal yang berujung kepada kecurigaan itu dimulai dari Aksa yang menonton konser bersama Maudy—yang ternyata baru Hannah sadari jika itu sudah lama terjadi. Hannah memang sudah menerima penjelasan dari Aksa saat itu, bahkan dari Maudy juga. Ketidaksengajaan yang mempertemukan mereka dalam sebuah konser yang sama. Hannah percaya itu. Namun, Aksa yang terasa semakin asing di mata Hannah membuat perasaan janggal dan kecurigaannya itu semakin kuat. Berbagai alasan yang mungkin membuat Aksa bersikap seperti ini menghantui pemikiran Hannah lagi, seperti Hannah yang mungkin tidak sengaja melakukan kesalahan atau Aksa yang sudah mulai jenuh dengan hubungan mereka atau yang terparah adalah Aksa memiliki perempuan lain. Selama ini kecurigaan Hannah hanya mengarah kepada Aksa seorang saja, tetapi hari ini kecurigaannya itu mengarah juga kepada Maudy.
Jika Hannah dapat mengendalikan perasaan janggal dan kecurigaannya itu, mungkin Hannah akan mengendalikannya untuk tidak mengarah kepada Maudy. Hannah yakin jika Maudy tidak seperti itu. Hannah yakin jika Maudy tidak mungkin bermain di belakang dirinya, bahkan di belakang Yuta. Hannah tahu jika Maudy sangat mencintai Yuta dan Hannah juga tahu jika Yuta adalah dunianya Maudy. Hannah ingin meyakinkan diri sendiri, mungkin memang Aksa memiliki tambatan hati lain dan itu bukan Maudy. Walaupun sangat besar harapan Hannah bahwa memiliki perempuan lain bukanlah alasan dari perubahan sikap Aksa akhir-akhir ini. Hannah sangat tidak ingin jika trauma kembali menyelimutinya. Hannah tidak ingin jika laki-laki yang selama ini dia percayai, dia harapkan akan menjadi pendamping hidupnya, malah menghancurkan hidupnya.
Hannah terus berusaha menanamkan pikiran-pikiran positif di kepalanya. Mengingatkan dirinya jika terus menerus memikirkannya hanya akan merusak kesehatan hati dan pikirannya. “Jangan terlalu di pikirin Nah. Mas Aksa mungkin lagi punya masalah di tempat kerjanya. Mas Aksa mungkin lagi capek banget sampai terlihat enggan untuk dateng di acara keluarga hari ini. Mas Aksa mungkin kaget pas tahu bakal ngelakuin panggilan video sama Maudy karena udah lama banget juga mereka enggak ketemu. Mas Aksa mungkin fokus terus ngelihat ke arah layar, karena tetap ingin menghargai yang sedang berbicara walaupun cuma lewat panggilan video. Mas Aksa mungkin kaget pas denger suara Yuta karena tahu Maudy lagi di rumah pagi itu dan ada suara laki-laki. Mas Aksa pasti enggak nyagka kalau Maudy kaya gitu. Kamu harus yakin Nah, kalau Mas Aksa enggak mungkin mengkhianati kamu, apalagi sama Maudy.”
Hannah tahu jika berbagai kemungkinan negatif yang selama ini kita selalu takutkan akan datang bersamaan dengan berbagai kemungkinan positif. Kebenaran yang akan membawa kita kepada kemungkinan-kemungkinan tersebut. Namun kita masih memiliki kendali atas pikiran kita, dengan memikirkan besarnya kemungkinan terbaik untuk terjadi, agar kita tidak dibuat stress dengan hal itu. Meskipun demikian, kita harus tetap bersiap jika kemungkinan negatif lah yang terjadi. Sebab ketika kita sudah bersiap, kekecewaan yang dirasakan tidak akan sebegitu menyakitkannya. Jatuh tidak akan sebegitu lamanya. Terpuruk pun tidak akan sebegitu lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logika & Rasa
Literatura FemininaIni cerita tentang Maudy yang bertemu dengan seorang laki-laki di waktu yang tidak tepat. Laki-laki yang memiliki kehidupan berbeda dengan dirinya, tetapi mampu memberikan apa yang selama ini Maudy inginkan. Laki-laki yang membuat Maudy merasakan ke...