| bab 32 |

14 1 0
                                    

Happy reading!!!


Malam hari ini rumah Aksa ramai. Meja makan yang biasanya hanya terisi satu kursi dari empat kursi yang tersedia kini penuh, bahkan tidak cukup. Ada keluarga Aksa yang datang berkunjung, mulai dari kedua orang tuanya, kakaknya dan istri serta anaknya, juga adiknya dan suaminya. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan, sebab keluarga Aksa diundang untuk menghadiri resepsi pernikahan Bagas kemarin di Bandung. Memanfaatkan hal tersebut, keluarga Aksa berinisiatif untuk menginap di rumah Aksa, sekaligus liburan, karena mereka pun sudah menambahkan waktu libur selama dua hari untuk berkeliling Jakarta, sehingga baru Selasa besok mereka kembali ke Surabaya.

Aksa merasakan kehangatan yang berbeda ketika rumahnya diramaikan oleh anggota keluarganya. Menu makan malam yang biasanya identik dengan makanan restoran cepat saji atau makanan instan, kini tergantikan oleh masakan Yuniar. Rawon menjadi menu makan malam Aksa hari ini. Hal seperti ini yang selalu Aksa dambakan dari kehidupan pernikahan. Pulang ke rumah setelah bekerja disambut oleh kehangatan keluarga dan masakan rumah. Rasanya akan benar-benar seperti pulang. Penat yang seharian mengerubungi akan hilang. Itu kenapa, di awal ketika Aksa mengajak Hannah untuk menapaki hubungan yang serius bernama pernikahan, Aksa langsung berkata jika dia ingin istrinya kelak tidak bekerja dan menjadi ibu rumah tangga saja, atau jika memang sangat ingin bekerja Aksa meminta istrinya untuk bekerja dari rumah saja. Mengejutkannya Hannah menyetujuinya tanpa banyak bicara, karena katanya itu memang keinginan Hannah juga. Dari situlah Aksa merasa jika visi dan misi yang dia dan Hannah miliki untuk sebuah pernikahan sama. Keyakinan dan keinginan untuk menikahi Hannah pun muncul begitu saja, tapi semua berubah ketika Aksa mengenal Maudy.

Perasaan debar dan antusias ketika menghabiskan waktu bersama Hannah tidak lagi seperti dulu, perlahan mulai hilang bahkan. Debar dan antusias itu berganti pemilik, menjadi milik Maudy. Tapi Aksa lebih dari tahu, jika visi dan misi tentang pernikahan yang dia dan Maudy miliki sangat bertolak belakang, bahkan untuk sekedar pandangan satu sama lain terhadap kehidupan berrnama pernikahan saja sudah berbeda. Maudy dengan hidupnya yang bebas dan moderat, dengan pandangan tidak menikah pun tidak apa-apa, dengan pandangan jika sebuah pernikahan tidak akan mengubah dirinya sedikit pun, baik dari karir, pertemanan, dan status sosial. Maudy beranggapan jika menikah itu hanya sebagai sebuah pengikat di mata hukum negara dan agama saja, selebihnya tentang komitmen kembali kepada diri masing-masing yang menjalani pernikahan. Anggapan Maudy yang sama sekali tidak Aksa setujui. Kendati begitu banyak perbedaan pandangan di antara dirinya dan Maudy, perasaan debar, antusias, bahkan kini rindu Aksa masih tertuju hanya untuk Maudy seorang, sekalipun Aksa tahu jika minggu lalu Maudy baru saja di lamar oleh seorang pembalap MotoGP yang ternyata adalah kekasihnya selama ini.

Mengetahui fakta itu, membuat Aksa kecewa dan sedih di saat yang bersamaan. Ternyata ada laki-laki lain yang memiliki Maudy. Ternyata ada laki-laki lain yang mampu menerbitkan senyum di wajah Maudy selain dirinya. Ternyata ada laki-laki lain juga yang ingin menikahi dan memiliki Maudy. Aksa sudah kalah dari laki-laki bernama Yuta itu. Mengenal Maudy sejak duduk di bangku sekolah hingga menjalin hubungan dengan Maudy selama hampir sebelas tahun, membuat Aksa semakin merasa kalah telak dari Yuta. 

Kekecewaan dan kesedihan yang Aksa rasakan ketika mengetahui fakta itu, tidak dapat dihilangkan dengan mudahnya. Justru malah semakin bertambah. Sebab, topik tentang pembalap MotoGP yang melamar seorang perempuandi sirkuit itu menjadi pemberitaan dimana-mana. Media lokal dan internasional terus-menerus memberitakannya dengan beragam topik pemberitaan, mulai dari siapa peremuan yang dilamar oleh Yuta Takahashi, latar belakangnya seperti apa, profesinya apa, bagaimana bisa mengenal dan menjalin hubungan dengan Yuta Takahashi, sudah berama lama mereka menjalin hubungan, hingga kapan pernikahan mereka akan diselenggarakan. Pemberitaan yang membuat Aksa muak, tetapi rasa ingin tahunya begitu besar sehingga berita itu lagi-lagi dilahap habis oleh Aksa. Sesak di dadanya memang selalu muncul ketika membaca berita-berita tersebut, tetapi ambisi untuk mengetahui siapa lawannya dan bagaimana kehidupan Maudy yang sebenarnya, berhasil menutupi sesaknya itu.

Logika & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang