Logika & Rasa

| bab 25 |

I'm happy if you willing to leave a vote or a comment on this chapter :)

Happy reading!!!

Jika ditanya kapan merasa dititik paling membahagiakan di dalam hidup, maka Maudy akan menjawab saat ini. Iya, saat ini Maudy begitu bersyukur dilimpahkan dengan banyak kebahagiaan yang tiada henti. Kebahagiaan yang datang dari Yuta, dari orang-orang disekitarnya, juga kebahagiaan yang datang dari dirinya sendiri. Maudy percaya jika, kebahagiaan yang diberikan melalui orang lain akan menjadi sangat berarti ketika kita sudah merasa bahagia dengan diri kita sendiri.

Maudy merasakan begitu banyak energi positif yang diterimanya, begitu banyak perubahan yang mengarah kepada kebaikan dalam hidupnya. Hubungannya dengan Yuta pun menjadi jauh lebih sehat dan berkualitas. Lebih dari itu, keputusannya untuk tidak lagi menutupi hubungannya dengan Yuta dari publik membuat Maudy merasa tidak lagi terkekang, terasa lebih bebas. Perlahan mengungkap hubungannya dengan Yuta ke publik ternyata memberikan perubahan yang cukup signifikan. Tidak ada lagi ketakutan dan kekhawatiran yang melingkupinya ketika hendak jalan berdua saja dengan Yuta di tempat umum tanpa menyamar.

Namun masih ada satu hal yang sampai saat ini menganggu pikiran Maudy terlepas dari semua kebahagiaan yang dimilikinya itu, yaitu tentang dirinya yang belum berani untuk jujur tentang Aksa. Maudy tidak berniat untuk merahasiakan itu selamanya. Yuta berhak mengetahui kebenarannya. Hanya saja, Maudy masih belum siap untuk memberitahukannya. Maudy belum siap menghadapi reaksi dan keputusan Yuta nantinya. Maudy takut jika pada akhirnya Yuta memilih untuk mundur. Maudy tidak ingin itu terjadi. Yuta adalah laki-laki yang ingin Maudy jadikan sebagai teman hidupnya, menjalani hari-hari bersama hingga waktu memisahkan mereka.

Maudy berharap dalam waktu dekat ini keberaniannya untuk menceritakan tentang Aksa kepada Yuta muncul, agar tidak ada lagi yang mengganjal di dalam pikirannya dan tidak menodai kebahagiaan yang melingkupinya. Iya, semoga sepulangnya mereka kembali ke Spanyol setelah membalap beberapa seri di Asia dan Australia, Maudy sudah mendapatkan keberanian untuk menceritakannya kepada Yuta yang saat ini sedang terlelap dalam penerbangan mereka menuju Tokyo, Jepang. "Semoga aku segera mendapatkan keberanian untuk menceritakan hal itu ke kamu ya."

*****

Membalap di negeri sendiri selalu istimewa. Suasananya yang sama sekali tidak asing. Keluarga dan teman-teman yang berkumpul. Dukungan penggemar yang mayoritas ditujukan untuknya. Makanan yang sangat di kenali oleh indera pengecapnya. Lagu kebangsaan yang diputar sebelum balapan di mulai. Juga, bahasa yang dipelajarinya sejak kecil terdengar dimana-mana.  Lebih hangat dan nyaman. Namun membalap di Twin Ring Motegi hari ini lebih dari sekedar itu, semangat, antusias, ambisi, dan strategi yang Yuta miliki berada di level yang berbeda dari balapan-balapan sebelumnya. Terdapat dua tujuan besar yang akan Yuta usahakan untuk terwujud hari ini. Tujuan yang berasal dari karir dan percintaannya.

Berbicara tentang karirnya, di seri balapan ke lima belas hari ini, Yuta masih bertahan di puncak klasemen sejak terakhir kali merebut kembali puncak klasemen dari Sergio Martinez pada seri balapan keempat, di sirkut Jerez, Spanyol. Sebanyak 288 poin sudah Yuta kumpulkan sejauh ini. Selisih dengan Sergio saat ini memang terbilang cukup jauh, yaitu 70 poin, tetapi balapan masih tersisa empat seri lagi—termasuk balapan di Motegi hari ini. Yuta belum bisa memastikan diri sebagai juara dunia, sebab berbagai kemungkinan bisa saja terjadi ketika balapan berlangsung. Hanya saja, jika Yuta mampu menjuarai balapan hari ini dan Sergio maksimal finish di podium ketiga, maka gelar juara dunia dapat Yuta kunci hari ini. Selisih poin yang akan semakin melebar dan hanya tiga seri balapan yang tersisa, membuat jarak poin di antara mereka akan semakin menjauh. Oleh karena itu, tujuan besar Yuta hari ini adalah menjuarai balapan dan tidak mengizinkan Sergio untuk naik podium.