51 Aib

3 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Aib"

.

.

.

Aib. Sebutan yang singkat, jelas, dan tepat untuk menyebut perbuatan buruk atau memalukan seseorang. Sebuah kata itu dapat menghancurkan harga diri seseorang jika tersebar luas. Satu kata itu dapat menimbulkan berita-berita seperti gosip maupun kabar burung.

Pagi ini, SMA KQ digemparkan dengan tersebarnya aib seseorang. Seseorang yang biasanya sangat ramah pada orang lain. Seseorang yang manis dan hangat. Seseorang yang biasanya mengenakan bando pita berwarna merah muda. Segala reputasi baiknya terpatahkan hanya karena tersebarnya sebuah video di SNS.

Sebenarnya sudah tersebar kemarin sore. Hanya saja, berita ini sedang hangat.

"Sudah lihat akun SNS-nya lambe nyinyir? Itu anak kelas 1-A kan?"

"Katanya dia memfitnah temannya sendiri."

"Untuk apa dia melakukannya?"

"Mungkin ini cinta segitiga."

Ocha menghela napas mendengar komentar-komentar beberapa anak yang tengah berdiri di pinggir lorong lantai dua. Dia menggeleng-gelengkan kepala karena mendengar gosip tidak benar. Neyla yang ada di sebelahnya hanya menguap.

Hari ini mereka berdua sudah tidak berpura-pura untuk berseteru satu sama lain. Semua sudah jelas sekarang. Sejak tersebarnya video itu, Neyla dan Ocha kembali bersama.

Hanya saja, suasana kamar bernomorkan 324 itu kacau. Kemarin malam, Stefanny sempat mengamuk dan berteriak-teriak kalap. Dia berteriak sambil menunjuk-nunjuk Neyla dengan wajahnya yang merah padam. Dia menuduh Neyla lah pelaku penyebar video tentang dirinya yang menaruh dompet Neyla di tas Ocha.

Mungkin dia menduga seperti itu karena selama ini, Neyla lah yang menyebar konten-konten sensitif di akun SNS miliknya. Meskipun akun itu bernama "lambenyinyir", bisa saja Neyla memanglah pemilik akun itu.

Mengingatnya saja membuat Ocha bergidik takut. Dia masih ingat jelas perdebatan sengit antara Neyla dan Stefanny. Suara berisiknya bahkan hingga membuat asrama putri di lantai tiga gempar. Beberapa anak yang penasaran bahkan mengintip dari luar pintu. Beberapa dari mereka juga ada yang mengambil foto.

Tapi untunglah itu hanya adu mulut belaka.

Tidak ada kamus Bahasa Inggris yang melayang.

Tidak pula dengan bolpoin snowman yang ada di sana.

"Hari ini jam pelajaran pertama apa?" Neyla mengangkat topik sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Pikiran Ocha kembali pada masa kini. Dia mencoba mengingat-ingat.

"Bukankah jam pertama hari ini adalah bahasa Inggris?" Ocha balik bertanya pada Neyla.

"Bahasa Inggris? Hmm, kebetulan sekali." Neyla mengulum senyum manis. Neyla mempercepat langkah kakinya. Dia pun masuk ke dalam kelas terlebih dahulu.

"Kebetulan?" Ocha bergumam dan terhenti di depan pintu.

"Ngengat, kau tidak masuk?" Suara bariton khas milik si mata elang menyapu pendengaran Ocha. Ocha langsung saja menoleh. Tampak Aren menatapnya. Ocha langsung saja menunjukkan giginya.

"Maaf." Ocha berujar.

"Aku heran sekali. Kenapa kalian berdua suka menyumbat peredaran jalan?" Aren tersenyum miring. Dia sepertinya mencoba untuk mencari topik pembicaraan namun gagal karena yang keluar dari mulutnya selalu berupa sarkas. Ocha cemberut dan masuk ke dalam kelas. Ekspresi Aren berubah. Dia merutuk dalam hati.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang