59 Puteri Salju

2 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Puteri Salju"

.

.

.

"Hei, hei. Katanya Aren akan pindah sekolah." Sosok gadis berambut bob berkata.

"Kamu serius? Kenapa dia mau pindah?" Teman yang duduk di sebelahnya menyahut.

"Iya, aku mendengar ayahnya berkata seperti itu beberapa hari yang lalu." Dora, si gadis berambut bob tadi menjawab. Lalu, ada sosok gadis bersurai sebahu yang nimbrung. Dia muncul dengan cara mengejutkan, muncul dari bawah depan dua gadis yang tengah berbincang.

"Apa kamu yakin kalau itu ayahnya Aren, Dora?" Ocha melebarkan kelopak matanya. Dia yang muncul dengan cara nyeleneh itu membuat Dora dan teman sebangkunya berteriak kecil.

"Apaan sih! Jangan muncul seperti hantu!" Dora memarahi Ocha.

"Loh, aku sudah memberi salam. Tapi sepertinya kalian tidak mendengarku, ya?" Ocha berkacak pinggang.

"Tapi kalau muncul jangan di depan kami, dong!" Teman sebangku Dora kini memarahi Ocha.

"Kau seperti Neyla saja!" Dora teringat saat dia sedang ghibah dulu Neyla tiba-tiba muncul dengan cara yang sama.

"Aku kan memang temannya! Kalian ini aneh sekali." Ocha tertawa mendengar celetukan Dora.

"Iya juga!"

"Hei, Dora. Kamu yakin itu ayah Aren?" Ocha membawa kembali topik ghibah yang dibicarakan Dora.

"Aku yakin itu ayah Aren. Mereka berdua mirip sekali! Selain itu, Pak Eden juga tampak berlaku hormat padanya. Saat berbincang mereka juga banyak menyebutkan nama Aren." Dora mengecilkan volume suaranya untuk memberi efek dramatis. Ocha sedikit mendekat dan mengangkat sebelah alisnya sambil mendengarkan.

"...apa itu alasannya dia jarang ke klub?.." Ocha menggumam.

"Hah, kamu bilang apa?" Dora yang mendengar gumaman Ocha itu penasaran. Jiwa penggosipnya bangkit.

"Tidak ada." Ocha langsung membungkam mulutnya.

"Ochaaa!" Suara Neyla terdengar dari pintu belakang kelas. Ocha langsung pergi ke tempat duduk miliknya dengan wajah khawatirnya. Dora dan teman sebangkunya menoleh ke belakang untuk melihat Neyla.

"Apa dia sakit?" Dora berganti topik setelah melihat wajah Neyla yang pucat.

"Kamu tidak ingat? Kemarin dia pingsan di depan pintu kafetaria." Teman sebangku Dora itu menjawab.

"Neyla, apa kamu tidak izin sakit saja?" Ocha membantu Neyla duduk di tempat duduknya.

"Aku tidak apa-apa." Neyla tampak lesu. Wajahnya juga masih terlihat pucat. Ruam menghiasi wajah pucatnya itu. Apapun yang terjadi, Ocha harus menjaga Neyla hari ini.

"Nanti kita ada pelajaran memasak. Kalau kamu tidak enak badan, bilanglah! Kuijinkan ke bu Wati." Ocha memberi Neyla bantalan penghangat. Gadis penyuka warna kuning itu menerima pemberian Ocha, lalu menidurkan kepalanya di atas meja. Alergi kambuh saat musim dingin seperti ini pasti rasanya tidak nyaman. Apalagi dengan adanya ruam, kulit Neyla pasti rasanya gatal sekali.

Sebenarnya apa yang terjadi kemarin? Ocha masih ingat betul jika kemarin malam Neyla pingsan. Lalu setelah itu dia dibawa Zeno ke kamarnya. Ya seperti yang kita tahu Neyla memiliki alergi dengan udang. Lalu kemarin menu makan malamnya adalah seblak udang. Ocha merasa janggal sekali dengan menu kemarin malam. Tidak biasanya kafetaria menyediakan menu berbahan udang. Ya, karena kafetaria KQ highschool sangat menjaga para siswa-siswinya. Para koki di sana tidak akan memasak menu makan malam yang dapat menyebabkan alergi siswa-siswinya kambuh.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang