AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Misteri Vlog Nandin".
.
.
Pengkhianatan memang selalu terasa menyakitkan. Tapi, akankah mengalahkan kepercayaan yang terjalin kuat?
Sore hari..
Di ruang klub lukis..
Di sana, lantai dipenuhi dengan cat yang tumpah kemana-mana. Di sana ada kuas-kuas yang terlihat hancur dan patah. Tidak hanya itu saja, ada beberapa pecahan kaca di sekelilingnya. Tak jauh dari serpihan kuas dan kaca itu, ada lukisan Neyla dan Ocha yang tergeletak begitu saja. tampak naas karena kotor dan robek di sana-sini. Hingga di sandaran kayu untuk melukis, terpajang kanvas putih dengan coretan tulisan berwarna merah.
'Jangan ganggu Zeno!'
"Inikah yang dilakukan ibu perimu Neyla? Lukisan kita jadi indah sekali." Ocha mencoba bersikap santai dan berkata dengan enteng. Tapi jika dilihat, wajahnya tampak sedih. Dan jika didengar seksama, nada bicaranya tadi terdengar tercekat. Kedua matanya tampak merah dan berkilat.
"Ocha, pinjam tanganmu." Neyla mengulurkan tangannya pada Ocha. menurut begitu saja. Satu tangan diulurkannya, satu tangannya lagi mengusap air yang mengganggu pandangannya. Ocha mengucek matanya sambil memejam.
"Aww! Sakit Neyla!" Ocha memekik kesakitan. Dia melepaskan tangan Neyla dengan sekali tebasan. Ocha mengelus-elus tangannya yang memerah terkena cubitan maut Neyla sambil menatapnya dengan tajam.
"Sakit Ocha?" Neyla bertanya dengan polosnya.
"Tentu saja sakit! Mau kucoba?" Ocha menantang Neyla. Tapi Neyla malah dengan pasrahnya mengulurkan tangannya pada Ocha.
"Ocha. Cubit aku." Neyla berkata menyuruh Ocha.
"Kalau sakit jangan marahi aku ya, kita impas." Ocha perlahan mengarahkan tangannya ke arah tangan Neyla yang terulur padanya.
Cubit.
"Aww! Sakit. Ternyata bukan mimpi."
"Kalian sedang apa?" Richie datang sambil menenteng tempat not balok dan tas berisi biola miliknya. Tampaknya dia heran dengan acara cubit-cubitan Neyla dan Ocha. Neyla berjalan mendekat ke arah Richie yang masih berada di dekat pintu itu tapi sudah masuk ke ruang klub lukis.
"Mm?" Richie heran dengan Neyla yang menatapnya sambil berwajah sedih. Kemudian dia mengepalkan tangannya. Mengangkatnya tinggi-tinggi. Richie hanya diam sambil merasakan perasaan tidak enak. Benar saja. Firasatnya tidak pernah salah.
BUK!
"Aduh! Sakit Neyla! Kau kenapa sih?" Richie mengaduh kesakitan. Wadah not baloknya jatuh ke lantai begitu saja karena pundaknya merasa kesakitan. Pelakunya adalah Neyla, siapa lagi selain dia? Gadis berkepang kecil di sebelah poninya itu memukul pundak Richie menggunakan kepalan tangannya.
"Sakit ya?"
"Tentu saja sakit sekali!" Richie memarahi Neyla. Tapi gadis itu malah berlalu dari Richie. Dia keluar dari ruang klub lukis.
"Dia kenapa sih?" Richie bertanya pada Ocha yang melihat Neyla pergi.
"Neyla!" Ocha mengacuhkan pertanyaan Richie. Dia berlalu dari ruang klub melewati Richie yang terbengong karena pertanyaannya diacuhkan. Richie melihati Ocha yang berjalan ke arah ruang klub musik berada.
"Kenapa mereka berdua aneh sekali?" Richie bergumam heran. Kemudian dia memungut tempat not baloknya yang sempat terjatuh. Kemudian melangkah semakin ke dalam. Hingga sesuatu membuatnya terkejut. Sesuatu yang sama yang sempat membuat Neyla dan Ocha menjadi aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Teen Fiction[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...