AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Jatuh"
.
.
.
"Membersihkan? Bukannya bagus! Aku dan Ocha tidak akan susah-susah membersihkan ruang klub. Hehe." Neyla menyunggingkan cengirannya.
"Tunggu, apa? Membersihkan dari daftar klub?" Ocha menaikkan alisnya.
"Ya, klub kita sudah dibubarkan." Pak Nugi menatap sayu pada dua anak didiknya yang mungil itu. Sudah hampir satu tahun Pak Nugi menjadikan mereka berdua sebagai anak kesayangannya. Pak Nugi terpaksa harus merenggut senyuman dari mereka berdua saat ini.
"Kenapa?" Ocha menyatukan kedua alisnya.
"Apa? Klub kita benar-benar dibubarkan?" Neyla melebarkan kedua matanya.
"Pak Eden memutuskan untuk menggunakan ruang klub musik sebagai gudang penyimpanan milik klub basket, tenis, dan sepak bola." Pak Nugi menjelaskan alasan dan detail kenapa klub lukis akan dibubarkan.
"Klub kita akan dibubarkan? Menjadi gudang?" Neyla masih setia dengan wajah terkejutnya.
"Maafkan bapak, bapak sudah tidak bisa lagi mempertahankan klub ini. Bapak sudah berusaha membicarakan ini dengan Pak Eden. Tapi, beliau menginginkan klub ini menjadi gudang alat olahraga." Pak Nugi menunjukkan wajah menyesalnya.
"Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi." Ocha memasang wajah seriusnya. Lalu dia berbalik dan berlalu dari Pak Nugi. Neyla juga mengikuti Ocha. Air mukanya sebelas dua belas dengan Ocha.
"Hei! Kalian mau ke mana?"
Di sebuah ruangan, ruangan terbesar kedua setelah perpustakaan sekolah KQ. Tampak sosok pria berjas hitam berusia kepala tiga puluhan tengah duduk di kursi kerja yang biasanya dapat diputar. Kursi itu tampak nyaman. Tapi sang pria tidak menampakkan ekspresi nyaman sama sekali. Dia memasang wajah serius sambil menatap sebuah dokumen.
Ya, dokumen itu adalah dokumen berisi data prestasi ekstrakurikuler klub di sekolah KQ. Dapat terlihat, data itu adalah data terbaru setengah tahun terakhir. Tampak jelas sekali, prestasi klub lukis sama sekali tidak ada. Pria itu lalu menghelakan napas. Dia menghempaskan kertas dokumen dan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi yang empuk.
Sayang sekali, klub lukis harus dibubarkan.
Tok! Tok!
Suara pintu yang diketuk membuat pria itu mengarahkan pandangannya ke arah pintu. Pria berjas hitam itu mendapati sang pelaku pengetuk pintu saat pintunya sudah dibuka. Lebih tepatnya dua gadis bersurai sama-sama pendeknya. Mereka tampak mirip. Hanya saja yang membedakan adalah satu dari mereka mengepang sedikit rambut di sebelah poninya dan satunya lagi mengenakan seragam olahraga.
"Permisi pak." Satu dari dua gadis itu membuka mulutnya.
"Apa kalian tersesat lagi?" Sosok pria itu rupanya masih mengingat dua sosok yang kini tengah berdiri di depan meja kerjanya.
"Tidak pak. Kami ke sini untuk membicarakan sesuatu." Sosok gadis dengan balutan seragam olahraga kedodoran itu menyuarakan maksudnya. Suaranya terdengar mencicit. Tapi dalam hatinya, dia bertekad bulat. Dia ingin melindungi klub tercintanya. Ocha ingin melindungi tempat yang dicintainya.
"Apa itu?" Pria tadi menjawab. Ya, dia adalah Pak Eden, penguasa sekolah KQ. Beliau kini memasang wajah seriusnya yang di mata Ocha menakutkan.
"Ini tentang klub kami, Papa Gru." Neyla, si gadis berkepang membuka mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Teen Fiction[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...