56 Teletubbies

1 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Teletubbies"

.

.

.

Saat masih kecil dulu, apa kalian pernah melihat serial anak dengan empat tokoh berwarna pelangi? Merah, kuning, hijau, dan ungu. Keempatnya sangat gemuk, memiliki kepala bulat dengan antena yang berbeda-beda bentuknya. Judul serial itu adalah Teletubbies. Jika kalian pernah melihat, itu artinya masa kecil kalian terselamatkan. Hehe..

"Kita jadi ke ruang paduan suara tidak, sih?" Ocha memandang pintu kelas dengan rasa penuh harap.

"Percayalah Ocha, Pak Juki tidak akan kembali." Neyla kemudian menguap, seperti biasa. Gadis berkepang kecil di samping poninya itu menidurkan kepalanya di atas tumpuan kedua tangan yang dia lipat membentuk persegi. Karena dia yakin sang guru musik tidak akan kembali ke kelas.

Pak Juki tadi memberi pengumuman bahwa pelajaran musik akan dilangsungkan di ruang paduan suara. Setelah memberi pengumuman, beliau sempat sedikit memberi pengertian tentang materi yang akan dipelajari.

Tapi di tengah penjelasan, tiba-tiba ada seseorang yang menjemput Pak Juki. Sebelum pergi Pak Juki berpesan, "Tunggu bapak kembali, nanti kita akan langsung ke ruang paduan suara." Tapi beliau tidak kembali sampai waktu mengajarnya tinggal lima belas menit lagi berakhir.

Dan jadilah para murid kelas 1-A digantung tidak jelas seperti sekarang ini. Sama sekali tidak ada kejelasan ada tugas atau mereka harus pergi ke ruang paduan suara. Menggantung..

"Apa kamu mau tidur? Hei, Neyla. Daripada kamu tidur, lebih baik kita pikirkan ide lukisan kita." Ocha memegang kepang kecil Neyla. Gadis penyuka warna biru itu menggerakkan kepang kecil Neyla seolah tali di leher kuda.

"Bukankah sudah jelas, kita akan melukis pelangi hijau biru yang kita lihat kemarin." Kata Neyla sambil mengingat momen kemarin. Momen saat dirinya Ocha membuat manusia salju. Mereka berdua sempat melihat guratan cahaya berwarna biru dan hijau yang indah menghiasi langit.

"Itu bukan pelangi Neyla. Itu namanya Aurora." Ocha membenarkan perkataan Neyla yang selalu asal menyebut sesuatu yang baru ditemuinya.

"Benarkah? Oh, pantas saja. Kemarin tidak ada hujan dan juga matahari. Aku sempat heran, kenapa ada pelangi. Ternyata itu bukan pelangi." Neyla mengangkat kepalanya, gadis itu kini duduk tegap dengan pandangan tertuju pada Ocha.

"Tunggu sebentar.." Ocha mengeluarkan gawainya. Gadis itu mengutak-atik benda berbentuk persegi panjang itu dengan penuh keseriusan.

"Kamu mau apa Ocha.." Neyla mencoba mengintip ke gawai yang dipegang Ocha.

"Nah, ketemu! Neyla, dengarkan aku. Ini ada hubungannya dengan lukisan yang akan kita buat." Neyla yang gagal mengintip ke gawai Ocha hanya bisa mengangkat salah satu alisnya.

"Aurora. Memiliki nama lain cahaya kutub, adalah sebuah fenomena alam yang menyerupai pancaran kobaran cahaya yang ada pada lapisan ionosphere dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari." Neyla menampilkan ekspresi cengo. Penjelasan yang baru saja dibacakan Ocha seperti formula matematika yang biasa dijabarkan Pak Sugi.

Bagi Neyla itu semua seperti bahasa alien. Ditambah lagi cara membaca Ocha yang secepat kilat seperti seorang rapper. Itu, seperti penyanyi rapper Korea Selatan yang memiliki nama panggung Suga. Dia kalau sudah nge-rap seperti tidak bernapas.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang