AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Snowman"
.
.
.
Akhir-akhir ini Neyla merasa sangat aneh. Gadis penyuka warna kuning itu merasa seperti terhantui akan sesuatu. Cemas, takut, dan gelisah dirasakannya. Apa dia habis melihat penampakan? Atau, melihat hantu di ruang kelas musik? Oke, mari kita sedikit putar waktu ke beberapa hari yang lalu.
Tepatnya sebelum musim dingin, musim gugur. Saat sore hari itu aib Stefanny terkuak dan tersebar di SNS. Malamnya si gadis penyuka unicorn itu mengamuk di kamar. Melemparkan semua benda. Neyla masih ingat betul. Boneka tersayangnya bahkan hampir terkena imbas kemarahan Stefanny.
Di atas meja Nadya terdapat bolpoin snowman milik gadis berkulit eksotis itu. Ya, tergeletak begitu saja. Neyla akan menguak sebuah kejujuran. Dia sebenarnya merusakkan bolpoin snowman milik Nadya tanpa sepengetahuan sang empu.
Setelah malam panjang itu, pagi harinya Neyla meminjam bolpoin legendaris tersebut sebentar. Akan tetapi entah memang sudah waktunya atau Neyla memang hobi merusakkan benda milik Nadya itu, gadis penyuka warna kuning itu membuat bolpoin satu-satunya milik Nadya rusak.
Sebenarnya.. kemarin malam dia bermimpi tentang bolpoin itu. Bolpoin milik Nadya itu berbicara kepadanya dengan bersungut-sungut. "Kau manusia kejam! Harusnya kau bilang ke Nadya! Aku mengutukmu!" begitulah kata bolpoin snowman tersebut. Alat tulis berwarna hitam itu berhasil membuat Neyla mimpi buruk dan terbangun tengah malam.
Hooaahm...
"Pagi ini pelajaran kita apa?" Neyla berujar setelah menguap lebar-lebar.
"Pagi ini kita ada kelasnya Pak Joko." Ocha tampak menenteng kamus tebal.
"Gawat, bagaimana jika aku tertidur di tengah kelas nanti?" Neyla menguap lagi setelah berujar. Yap, pelajaran sastra itu seperti kelas pengantar tidur untuknya. Lalu, dengan suara lembut nan merdu milik Pak Joko yang membacakan sajak-sajak, Neyla pasti akan terlelap dalam hitungan detik.
"Wah.. kamu pasti begadang sambil bermain permainan bebekmu lagi, ya?"
"Aku terbangun tengah malam. Hoaaahmm.."
"Aneh sekali..." Ocha berujar sembari melihat benda di tangan kanannya.
"Kenapa?" Neyla yang penasaran menatap sobat di sebelahnya.
"Kamus milik Aren yang lusa kemarin terasa sedikit ringan." Kening Ocha berkerut. Dia merasa aneh. Perasaan lusa saat dia membawa pulang ke asrama, kamus yang dipinjamnya dari Aren itu berat sekali sampai membuatnya malas untuk membawanya.
Dua gadis itu akhirnya tiba di kelas 1-A. Ah, kelas 1-A pagi ini sudah cukup ramai. Maklum saja, Neyla dan Ocha berangkat agak siang dari biasanya. Neyla yang bangun agak siang dan Ocha yang sempat mengerjakan sesuatu sebelum berangkat.
"Hei, bukan begitu aturannya kan?!" Suara cempreng yang familiar terdengar.
"Tidak, memang begini." Kata sosok berambut belakang panjang, cengirannya tak lepas dari wajahnya.
"Benarkah? Perasaan aturannya tidak seperti itu." Nandin, si suara cempreng menggumam.
"Hei, kalian sedang apa?" Neyla yang penasaran mendekat ke arah gerombolan berjumlah tujuh orang di kelas bagian belakang.
"Uno!" Richie melempar dua kartu yang dipegangnya dengan elegan. Enam orang yang masih memegang kartu mengeluh seketika. Ocha yang mendengar seruan Richie langsung paham apa yang dilakukan gerombolan tujuh orang pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Novela Juvenil[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...