AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Bisikan Setan"
.
.
.
Apa sih yang tidak lebih mengerikan daripada suara-suara bisikan? Terlebih itu adalah bisikan setan. Pasti suara bisikan-bisikan itu bisa membuat semua orang takut. Ada juga bisikan setan yang membuat orang melakukan hal yang buruk. Pernah dengar bukan bisikan yang membuat kita melakukan hal yang tidak mencerminkan hati nurani manusia?
'Kau membencinya bukan? Akan lebih baik jika dia menghilang dari dunia ini.'
Seram..
Hari ini cuaca cukup buruk. Langit dipenuhi awan abu-abu. Tampak suram sekali. Meski semua lampu di dalam kelas sudah dinyalakan, suasana tampak muram. Meskipun semua lampu di dalam kelas menyala terang seperti pasar malam, jika menengok ke luar rasanya badai seperti akan datang.
Di cuaca yang muram ini kelas 1-A tampak terang. Suasana kelas pun juga cukup ramai. Suara ramainya terdengar hingga kelas 1-E yang ada di ujung lorong. Memang. Kelas 1-A dikenal dengan muridnya yang pandai. Namun kelas ini bukannya diisi dengan murid cupu, culun, dan pendiam. Anak pintar di kelas ini rata-rata ramai, agak sableng, dan ada saja kelakuannya.
Pak Kevin belum datang. Jadi anak kelas 1-A sudah dapat menduga jika pelajaran kimia hari ini menjadi jam kosong. Karena itu mereka semua bersantai dan berbincang-bincang dengan temannya masing-masing. Begitu juga dengan Neyla dan Ocha.
Kini dua gadis itu tampak bersantai. Neyla menidurkan kepalanya di atas bantal yang dibuatnya dari lipatan tangannya. Kelopak matanya terpejam, tampaknya dia sudah terlelap. Ocha tampak sibuk dengan gawai miliknya. Wajahnya mengerut serius.
Di belakangnya tampak meja kosong Toshiro. Kursinya bahkan tidak ada. Empunya ada di bagian belakang kelas. Dia duduk di atas kursinya sendiri. Beberapa temannya juga ada di bagian belakang kelas. Zeno, Erian, Richie, dan Nandin duduk lesehan di belakang kelas. Mereka memainkan permainan susun balok. Iya, permainan yang akhir-akhir ini terkenal itu.
Tidak dengan Aren. Dia terlalu malas untuk duduk lesehan di lantai. Meski teman-temannya menggelar tikar agar tidak terlalu dingin, Aren tidak ikut. Dia lebih memilih untuk menyumpal kedua telinganya dengan earphone dan membaca buku yang baru dibelinya.
"Cepat tarik!" Kata pemuda dengan rambut belakang yang memanjang.
"Aku dapat uno!" Kata sosok yang tampaknya paling tinggi itu.
"Yang dapat uno beliin minuman." Kata pemuda bersurai blaster merah dan hitam.
"Permainan macam apa ini?" Pemuda manis yang juga ikut duduk mengelilingi balok susun di atas tikar itu mengeluarkan suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Fiksi Remaja[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...