AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Kesasar".
.
.
Masa muda itu memang menyegarkan. Begitulah kata kebanyakan orang. Ada juga yang berkata bahwa masa muda adalah masa-masa paling berwarna dalam hidup. Terlebih lagi dengan masa SMA. Kata kebanyakan orang, masa SMA itu masa-masa paling indah. Persahabatan, percintaan dan memori berharga.
Ya, seperti itulah masa muda. Layak untuk dikenang.
Awalnya Erian berpikir seperti itu, kini tidak lagi. Apa kalian ingat dengan pangeran dari klub musik ini? Iya, si rambut pirang. Pemuda yang berpenampilan laksana pangeran berkuda putih. Tidak hanya penampilannya saja. Sifat dari pemuda ini juga mirip sekali seperti seorang pangeran. Baik hati, penolong, lembut, dan jantan. Karakter yang sempurna sekali.
Hanya tinggal memberinya setelan jas berwarna putih dan menyuruhnya naik ke atas kuda putih.
Seperti tokoh-tokoh utama lainnya, Erian juga mempunyai tokoh sampingan yang tidak menyukainya. Bukan tidak menyukai, lebih tepatnya suka sekali mengusilinya dan membuatnya marah. Dia suka sekali saat melihat perubahan ekspresi pada wajahnya. Tebak siapa dia?
Dia Zeno, si ketua klub musik sekaligus ketua band.
Entah kenapa Zeno suka sekali mengusili Erian. Setiap ada waktu maupun kesempatan, dia selalu memanfaatkannya dengan baik. Dan bagusnya, dia berhasil membuat emosi Erian melonjak-lonjak. Meski tidak selalu, tapi, cukup membuat Erian lelah dengan kelakuan Zeno.
Beberapa hari yang lalu saat Erian baru saja datang di ruang klub musik, Zeno sudah menghadangnya di pintu depan sambil membawa sebuah lap dan semprotan pembersih miliknya. Dia menyuruh Erian untuk membereskan noda cat yang ada di jendela ruang klub musik. Erian hanya bisa menurut, ditambah lagi dia juga lumayan suka bersih-bersih. Tapi, ada setitik rasa kesal di hati pangeran satu ini.
Kali ini, Zeno meninggalkannya. Tidak hanya itu saja, dia mempengaruhi Aren dan Toshiro untuk meninggalkannya di kastil yang super duper besar itu. Bagusnya, Erian tidak membawa salah satu peta yang dibagikan.
Beberapa menit yang lalu..
Zeno dan Aren tampak berjalan berdampingan. Di belakang mereka berdua tampak Erian dan Toshiro yang juga berjalan berdampingan. Mereka tampak menaiki tangga. Mereka berempat kemudian berhenti sejenak untuk menarik napas di sebuah tempat yang indah.
Di tempat itu terdapat pohon sakura yang tengah bermekaran bunganya. Di bawahnya terdapat sebuah bangku panjang. Bangku itu terbuat dari kayu yang tampak alami sekali. Di sana juga ada pembatas besi agar tidak ada orang yang terjatuh dari ketinggian curam itu.
"Wah, tetaplah di posisi itu Erian! Kau tampak keren!" Zeno berseru melihat Erian yang menyandarkan tubuhnya di pembatas besi.
"Benarkah?" Erian mencoba menoleh ke belakang. Mencoba menatap Zeno yang ada di tangga menuju ke atas yang tepat berada di belakangnya.
"Jangan bergerak! Posemu keren sekali!" Zeno melarang Erian. Larangan itu dipatuhi Erian dengan mudahnya. Dia percaya sekali dengan apa yang dikatakan Zeno. Zeno tersenyum setan sambil mengkode Aren dan Toshiro untuk bergegas menaiki tangga. Aren dan Toshiro awalnya tidak paham dengan apa yang dimaksud Zeno. Tapi perkataan Zeno yang selanjutnya membuatnya paham.
"Jangan bergerak dulu! Aku akan memotret pose kerenmu!" Zeno semakin memundurkan langkahnya. Menaiki tangga dengan langkah mundur. Jika dibayangkan, sedikit menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Teen Fiction[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...