35 Opera Sabun

2 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Opera Sabun"

.

.

.

Jendela yang biasanya dibuka dengan lebar kini ditutup rapat. Penghangat ruangan juga sudah mulai dinyalakan. Di luar, dedaunan yang semula berwarna hijau mulai berubah warna. Musim gugur diwarnai oleh dedaunan yang berubah warna, sedangkan musim semi diwarnai dengan bunga yang cantik. Indah bukan? Ya, meskipun suhu udaranya berbeda.

Di ruang klub musik hanya terisi empat gelintir pemuda. Empat pemuda itu sedang berbincang. Yang pasti bukan bergosip. Mereka sedang memperbincangkan alat musik dan lain sebagainya.

"Sepertinya ada yang kurang.." Ucapan Toshiro menggantung. Pemuda itu sambil memeriksa jumlah orang yang saat ini bersamanya.

"Di mana Aren?" Kata Richie langsung saja. Dia juga ikut memeriksa seperti Toshiro.

"Bukankah dia biasanya bersamamu Zeno?" Kini giliran Nandin yang berargumen.

"Dia sedang ada urusan keluarga. Tadi dia dijemput ayahnya." Jawab Zeno.

"Jadi apa karena itu kau sejak tadi terlihat tidak bersemangat?" Toshiro asal bertanya.

"Mana mungkin, sepertinya ini karena pelajaran Fisika tadi." Kata Nandin yang sok tahu. Tapi meski begitu, jangan remehkan kesoktahuan anak narsis. Karena narsis terkadang mereka banyak mengetahui apapun. Ketiga pemuda mengernyit tidak paham menatap pemuda narsis itu.

"Pangeran Erian bukankah hari ini sangat dingin?" Nandin berargumen dan juga berakting seperti sedang kedinginan. Dia menghadap ke Toshiro. Toshiro awalnya tidak peka. Tapi saat dirinya melihat Nandin membuat gerakan seperti menyisihkan anak rambut ke telinga. Pemuda itu langsung sadar siapa yang dibeoi Nandin.

"Kenapa kamu tidak memakai pakaian hangat Neyla?" Toshiro membeoi Erian.

"Aku lupa membawanya, bagaimana ini?" Nandin mengelus kedua lengannya sendiri.

"Padahal Neyla kan tidak seperti itu." Gerutu Richie. Zeno masih diam memperhatikan kedua temannya itu. Dia berekspresi sama seperti saat gitarnya patah.

"Kalau begitu pakailah ini." Toshiro memberikan sesuatu pada Nandin.

"Ahh~ Erian kamu baik sekali." Nandin tetap saja membeoi perkataan Neyla.

"Lain kali jangan lupa lagi ya!" Toshiro juga tetap membeoi Erian.

"Ahh~Ahh~Ahh~" Nandin mengeluarkan suara lenguhan yang menjijikkan.

"Kamu baik sekali Erian. Pangeranku Ahh~Ahh~" Lanjut Nandin dengan diikuti lenguhan lagi. Nandin juga mencuri pandang ke arah Zeno, tapi sepertinya pemuda senyum Joker itu tidak terpengaruh sama sekali.

"Erian pangeranku, aku makin cinta padamu." Kini pose Nandin seperti akan memeluk Toshiro.

Zeno bangkit dari tepatnya dia berjalan ke arah alat musik yang memang tersedia khusus. Di ruang klub musik sebenarnya lengkap. Pemuda itu mengambil gitar akustik yang terbuat dari kayu. Zeno memeluk gitar itu dan kembali berjalan ke arah teman-temannya.

Apa yang akan si Joker lakukan? Apa dia akan bernyanyi bersama ketiga temannya?

Zeno berdiri di dekat Nandin dengan mengangkat kedua tangannya. Di genggaman tangannya terdapat gagang gitar. Iya Gitarnya Zeno angkat seolah dia menjadi seorang ninja yang siap menebas musuh dengan samurai miliknya.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang