AtinyRyesa presents My Aurora
"Kesal".
.
.
Pagi hari yang cerah dan ceria. Iya, cerah memang. Karena saat ini adalah musim panas bukan musim dingin atau hujan. Awan sama sekali tidak menampakkan dirinya satupun di langit hari ini. Langit bersih sekali. Berwarna biru khas langit musim panas. Tampak seperti sebuah goresan indah di kanvas.
Ocha mengucek matanya sambil menguap. Pagi ini dia mengantuk sekali. Semalaman dia menggalau sambil menangis diam-diam. Dan hasilnya, pagi ini kedua matanya tampak membengkak dan memerah.
Lucunya, Neyla mengira dia bintitan. Katanya orang bintitan itu disebabkan melihat atau mengintip sesuatu yang seharusnya tidak dilihat. Apakah karena kemarin Ocha mengintip anak laki-laki sedang ganti baju? Tentu saja bukan karena itu, memang karena Ocha menangis semalam.
"Wah! Sepertinya kita yang paling awal datang." Neyla berujar.
"Hmm? Apa iya?" Ocha menengok ke dalam kelas. Di sana memang sepi. Tapi, sepertinya ada seseorang yang sudah sampai terlebih dahulu dibandingkan mereka berdua.
Dia adalah Guntur. Si anak suram sekaligus teladan. Pemuda paling normal yang ada di klub musik.
"Oh, ada si pipa rokok ternyata." Neyla menyeletuk saat akan memasuki ruang kelas
Si pipa rokok mendongak. Menatap Neyla dengan tatapan tajamnya. Entah kenapa dia seperti itu. Mungkin sudut matanya memang tajam. Atau mungkin dia orangnya tipikal orang yang pendendam. Mungkin, dia masih merasa dendam pada Neyla yang sudah membuat Alphornnya tidak berbunyi.
"Oh, pelajaran pertama hari ini adalah memasak! Yey!" Ocha bersorak kegirangan. Tentu. Prinsip hidupnya tidak jauh-jauh dari "Di mana ada makanan, di situ ada kebahagiaan." Seperti biasa dia sangat bersemangat saat membicarakan tentang makanan.
"Oh, hari ini kita masak kue ya!" Neyla menyeletuk. Neyla dan Ocha kini sudah duduk di kursinya masing-masing.
"Tart? Dessert? Appetizer?" Ocha bertanya dengan antusias.
"Emm, seingatku tart. Lalu kalau anak laki-laki katanya membuat dessert." Neyla mencoba menggali ingatannya.
"Yipiiiii!! Aku akan berbagi dengan Toshiro nanti!" Ocha memegangi kedua pipinya membayangkan rasa kue yang akan dibuatnya nanti.
"Kalau aku, aku akan membaginya dengan pangeranku!" Neyla ikut-ikutan
"Mmm, coba kita lihat resepnya." Ocha membuka buku resep memasak kue yang sudah dibagikan pada semua siswa untuk buku pelajaran memasak. Di sana ada banyak sekali resep kue, kue kecil, dan hidangan pembuka yang tampak lezat semua itu.
Beberapa menit kemudian, para siswa mulai berdatangan meramaikan suasana kelas. Zeno, Aren, Nadya, Stefanny, Erian, Toshiro, Richie, Nandin, Efran, Santi, si Dora, dan siswa lainnya sudah ada di kelas satu menit sebelum bel berbunyi. Ketika bel berbunyi, tampak seorang wanita cantik tapi terlihat tegas masuk ke dalam ruangan. Rambutnya yang sepunggung itu diikat rendah dan rapi.
"Selamat pagi, saya harap kalian sudah membaca buku resep meski pelajaran ini tampak sepele. Saya tidak akan menoleransi jika ada yang mengacaukan dapur nanti." Guru wanita itu memukulkan tongkat kayunya pelan ke arah bahunya.
"Woaah, Bu Wati keren sekali." Ocha berbisik kagum melihat ketegasan guru memasak itu. Hmm, sifat tegasnya itu tampak familiar. Di mana ya dia menemuinya? Oh, sifat tegas itu seperti koki memasak yang biasanya muncul di acara televisi kesukaan Ocha!

KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Novela Juvenil[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...