54 Frozen

6 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Frozen"

.

.

.

Hati yang hangat memberi kenyamanan, bagaimana dengan hati yang sudah membeku?

Pagi itu di KQ high school terasa sangat dingin. Kemarin malam, salju pertama turun. Aneh, suasana di dalam kelas juga dingin sekali. Apa penghangat ruangannya rusak? Wah.. susah sekali.

Di dalam kelas 1-A aura dingin tampak memenuhi seluruh ruangan. Di dalamnya ada lima pemuda dan dua gadis yang tampak memakai pakaian super tebal. Topi rajut, syal, dan mantel tebal.

"Lihat mesin penghangat kelas kita yang tercinta! Ini semua rusak gara-gara kalian sering bermain bola di dalam ruangan saat musim panas!" Neyla mengomel pada tiga anggota klub musik yang ada di sana. Yap, Zeno, Toshiro dan Nandin. Gadis berkepang kecil itu berkacak pinggang layaknya ibu-ibu kos yang menagih uang sewa.

"Bukan aku yang merusakkannya." Nandin, tersangka utama sepertinya lupa ingatan karena kepalanya terjedot sesuatu.

"Aku tidak pernah main sepak bola di kelas." Zeno, tersangka lain dari perusakan barang-barang di kelas tidak mengakui kesalahannya.

Dasar cowok!

"Uhh.. tanganku membeku." Ocha menggosok-gosokkan kedua tangannya dan memberinya tiupan napas hangat.

"Lihat! Ocha kedinginan!"

"Ocha, kemarikan tanganmu." Toshiro berujar.

"Apa kamu akan memberiku cokelat panas?" Kedua mata Ocha berbinar seperti anjing peliharaan Toshiro di rumah. Toshiro terkikik karena pertanyaan gadis penyuka warna biru itu. Pemuda berbadan bongsor itu segera menyerahkan sesuatu di tangan Ocha.

"Ini aku punya bantalan hangat, tapi hanya tinggal ini saja." Toshiro menyerahkan sebuah benda berbentuk seperti bantal berukuran kecil, seukuran dengan kotak tisu terkecil. Aren melihat tangan Toshiro yang menggenggam tangan Ocha dengan tajam.

"Heei, aku juga mau!" Neyla merebut bantalan hangat milik Toshiro dan menempelkannya di pipi kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heei, aku juga mau!" Neyla merebut bantalan hangat milik Toshiro dan menempelkannya di pipi kanannya.

"Ah, sudahlah. Aku nyalakan penghangat ruangan portabel saja." Toshiro bangkit dengan enggan dari tempat duduknya yang sudah hangat. Dia mulai memasukkan arang ke dalam pemanas ruangan portabel di belakang kelas. Setelah pemanas ruangan itu menyala, dia langsung berjongkok menghangatkan tangannya seperti di depan api unggun.

Zeno, Aren, Nandin, dan Erian langsung melesat ke dekat pemanas portabel yang Toshiro nyalakan. Neyla mendengus. Mereka berlima tampak seperti orang-orang Antartika yang tengah mengelilingi api unggun.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang