AtinyRyesa24 presents My Aurora
"Unicorn"
.
.
.
Unicorn adalah hewan mitologis yang mirip dengan kuda. Bedanya unicorn memiliki tanduk di bagian kepalanya. Tanduk tersebut berbentuk spiral yang tajam dan memanjang. Letak tanduk tersebut adalah di bagian tengah dahi. Ada yang berwarna seperti pelangi, ada juga yang hanya berwarna putih polos.
Umumnya unicorn sangat disukai para anak-anak dan bahkan kaum hawa pun suka. Biasanya saat ulang tahun akan ada pinata dengan bentuk unicorn, namun itu hanya berlaku untuk anak kecil yang suka terhadap unicorn. Unicorn dalam mitologinya merupakan hewan yang penuh dengan keberuntungan.
Jika membahas tentang anak kecil. Di sini siapa dari kalian yang memiliki adik? Atau siapa yang sudah memiliki anak?
Kalian yang sudah pernah berinteraksi dengan anak kecil pasti paham. Mereka itu masih polos, jujur, dan juga gampang dibodohi. Dan satu yang paling penting. Mereka akan selalu meniru perilaku orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. Iya, anak kecil itu memang peniru.
Karena itu orang yang lebih tua dari kita selalu menyarankan untuk melakukan hal yang positif saja saat di depan anak kecil.
Mata Stefanny membulat sempurna. Seingatnya tidak ada orang lain selain dirinya saat peristiwa itu terjadi. Stefanny masih ingat dengan sangat jelas jika saat itu dia benar-benar sangat ketakutan. Takut jika Ocha benar-benar jatuh dan mati. Takut dia menjadi tersangka dari pembunuhan.
"Bagai.." Stefanny baru bereaksi? Bukankah sebelumnya Nadya sudah menyebutkan ini? Tapi sepertinya itu kurang spesifik. Karena Nadya hanya menyebutkan atap sekolah. Dan yang lebih spesifik adalah rooftop.
"Bahkan kamu sudah memakan bangkai temanmu sendiri." Nadya memotong perkataan Stefanny. Gadis itu kini sudah berada di dekat bunga bokor milik Ocha.
"Andai saja aku mendengar langsung saat kamu melebih-lebihkan cerita Ocha yang diberi kuas oleh Aren pada Santi. Mungkin itu akan menarik." Nadya kembali melangkahkan kakinya.
"Sayangnya aku hanya tidak sengaja mendengar perbincangan kalian saat kau dan Santi berdebat di rumah kaca." Kini Nadya berhenti di kumpulan bunga mawar berwarna merah. Warna merahnya sangat merona.
"Ah itu juga, saat kau diseret Aren. Dia mengira kau yang merusak klub lukis." Nadya tersenyum ke arah bunga mawar yang ada di depannya.
"Bagaimana? Rasanya tidak adil kan? Kamu disalahkan hanya karena melempar bola." Nadya menyentuh dengan lembut salah satu tangkai mawar.
Stefanny membenarkan kata-kata Nadya, bukan di lisan melainkan di dalam hati. Memang benar saat itu Stefanny melemparkan bola basket pada Aren, agar pemuda itu memperhatikan dirinya. Tapi bola itu justru malah disalah gunakan.
"Aku ingin tahu bagaimana perasaanmu saat merusak bunga milik Ocha?" Nadya mencengkeram erat tangkai yang tadi dia sentuh dengan lembut. Tangkai itu langsung putus dengan sekali tarikan.
Nadya meremas tangkai beserta bunga mawar itu seolah itu hanya kertas. Sudah jelas jika tangkai mawar itu berduri. Tangan Nadya berlumuran darah, darah itu terus mengalir dan menetes ke bawah. Nadya sekarang terlihat seperti memeras setangkai mawar.
Stefanny mendongak, mencoba melihat ekspresi wajah Nadya. Mata belonya membulat sempurna saat menangkap senyum santai yang Nadya tampilkan. Stefanny hanya bisa bergidik ngeri melihat ekspresi Nadya yang sama sekali tidak kesakitan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Aurora
Teen Fiction[UPDATE JUMAT DAN SABTU] Kau yang menerangiku di antara gelapnya malam Warna-warnimu yang menyilaukan mata membuatku tenang Percaya bahwa masih ada cahaya di gelapnya malam Pesonamu membuat hidupku lebih terang Kau adalah auroraku Pesonamu membuatku...