60 Hakuna Matata

8 1 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Hakuna Matata"

.

.

.

Tak apa, badai pasti berlalu.

Akhir pekan selalu membuat semua orang bahagia. Biasanya orang-orang akan berkumpul dengan orang terkasih. Makan malam bersama. Menonton film. Yah, sebutan kerennya kencan. Tapi yang dilakukan anggota klub musik bukan hal biasa seperti itu.

Di salah satu kamar asrama cowok KQ Highschool. Lantai ketiga, bertuliskan nomor 3120. Ada delapan pemuda yang sepertinya tengah duduk membundar di tengah ruangan. Mereka tampaknya tengah memegang beberapa kartu. Coba kita lihat, ternyata itu kartu uno. Tunggu dulu, Aren ikut main kartu? Astaga, sepertinya dia telah diracuni teman-temannya.

"Uno!" Zeno berteriak sembari melempar kartu di tangannya dengan tenaga penuh. Aren mengeringit tak suka. Hmm, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Aren mau saja ikut bermain Uno?

Mari kembali ke beberapa menit yang lalu..

"Hei, bagaimana dengan ini?!"

Pegawai yang memiliki jam kerja malam itu menatap pelanggannya dengan tatapan optimis. Malam ini hari keberuntunganku! Begitu pikirnya. Tak biasanya minimarket di pelosok ini mendapat pembeli sebanyak ini. Delapan orang! Bagaimana tidak menjadi hari keberuntungannya?

"Tidak, tidak, itu tidak enak! Aku pernah mencobanya!" Pegawai toko itu menatap pemuda yang badannya paling bongsor di antara kedelapan anak muda itu.

"Kalian ini, ayo cepat! Ini sudah jam tujuh! Kalian tahu jauhnya minimarket ini dengan asrama kita?!" Sosok yang paling mini di antara pemuda lainnya memasang wajah garang. Pegawai minimarket menyimpulkan, pemuda itu adalah ketua mereka. Pasalnya, setelah pemuda mini itu memarahi mereka, para pemuda itu langsung melihat-lihat dagangan di etalase dengan serius.

"Kita 'kan bisa lari untuk mempersingkat waktu." Pemuda bersurai blaster merah dan hitam menyeletuk dengan santai.

"Hei, shhh!" Pemuda bongsor menyuruh pemuda blaster untuk diam.

"Nandin, cepat pilih apa yang ingin kau beli." Kata si ketua mereka. Dia melotot ke arah pemuda yang dipanggil Nandin sambil tersenyum lebar. Mengerikan! Persis seperti Joker yang pernah kulihat! Batin pegawai minimarket itu lagi-lagi.

Nandin menyahut satu bungkus kecil permen kenyal. Produk manisan itu terkenal di gemari anak kecil. Selain manis, permen itu sangat lembut. Namun, bisa menyebabkan gigi berlubang jika memakannya berlebihan. Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik bukan?

"Kau serius mau membeli itu?" Pemuda berbadan tinggi itu tampak terkejut dengan pilihan Nandin. Pemuda narsis itu tersenyum miring. Toshiro, pemuda tinggi itu menggelengkan kepalanya beberapa kali.

Lalu dia menoleh ke arah lain. Tampak pemuda bermata elang tengah menatap camilan cokelat dengan isi kacang. Dia tampaknya melamun. Toshiro mengeraskan rahangnya. Entah kenapa dia merasa kesal sekali.

"Kalian sudah mengambil camilan yang kalian ingin beli, kan?" Zeno tampak seperti seorang mandor di sana. Dia membusungkan dadanya. Tampaknya sang Joker senang sekali dengan ide patungan ini.

Sang Joker lalu melenggang ke kasir dan meletakkan keranjang belanjaan di meja kasir. Pegawai shift malam itu langsung memeriksa barcode yang ada di semua bungkus camilan yang kedelapan pemuda itu beli. Chocopie, Yupi, Nextar, Wallens, Kit Kat Matcha, Pocky, Chacha, dengan sebuah minuman berupa Cimory.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang