24 Darah

9 5 0
                                    

AtinyRyesa24 presents My Aurora

"Darah"


.

.

.

Ocha mengerutkan dahinya heran. Di saat seperti ini, bahkan beberapa menit lagi jam istirahat akan segera berakhir. Ocha menatap ketiga temannya yang masih berjalan dan sama sekali belum menyadari jika dirinya terhenti. Ocha menimbang-nimbang, haruskah dia membalas pesan Stefanny dengan penolakan. Tapi bagaimana jika ternyata informasi yang ingin disampaikan Stefanny sangat penting.

Akhirnya Ocha memutuskan untuk menemui Stefanny. Karena lomba yang akan gadis itu ikuti masih lama. Lomba setelah istirahat dirinya juga tidak andil.

Ocha berjalan ke arah tangga. Gadis itu mulai menaiki tangga menuju lantai paling atas.

Tanpa dia sadari ada sepasang mata yang memperhatikan Ocha sejak tadi. Dia adalah seorang pemuda, pemuda itu merasa ada yang aneh karena Ocha memisahkan diri dari rombongannya. Padahal sebentar lagi istirahat usai dan lomba akan segera dimulai.

Ocha sudah sampai di atap. Gadis itu mengedarkan pandangannya, mencoba memeriksa setiap sudut atap. Tapi di sana tidak ada siapapun. Ocha terus berjalan maju, dia mencoba memeriksa sudut yang tidak terjangkau pandangannya. Sampai akhirnya gadis itu menyerah dan berhenti mencari. Dia bersandar pada pagar pembatas besi yang memiliki tinggi setengah badannya.

Ocha mencoba berpikir positif, mungkin saja Stefanny masih dalam perjalanan menuju atap. Gadis itu kini sedang asik melihat pemandangan yang tersuguh. Dari lantai tiga ini tampak banyak remaja baik laki-laki dan perempuan yang kini berkumpul di lapangan serbaguna.

Tanpa Ocha sadari dari tangga besi yang menempel di dinding muncul sosok gadis, ya dia adalah Stefanny. Gadis itu berjalan mendekati Ocha.

Pemuda tadi Sudah sampai di ambang pintu, namun langkahnya terhenti. Niatnya untuk menegur Ocha dia urungkan. Karena pemuda itu melihat ada teman sekelasnya, remaja putri itu juga salah satu teman Ocha.

Tapi sepertinya ada yang aneh dengan gadis bando pita merah muda. Dia mendekati Ocha dengan kedua tangannya yang diangkat dan juga dengan langkah yang sangat pelan. Persis seperti orang yang akan mengejutkan temannya. Tapi bukankah akan berbahaya jika dilakukan saat ini. Apa lagi pinggang Ocha saat ini tengah merapat erat pada pagar besi pembatas.

Sang pemuda mencari tempat persembunyian yang pas untuknya. Itu bertujuan agar keberadaannya tidak disadari Ocha maupun gadis bando pita merah muda.

Mata pemuda itu membulat sempurna.

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, gadis bando pita pink itu mendorong Ocha. Setelah mendorong, gadis itu langsung berlari menuju pintu keluar.

Ocha sangat takut, bahkan air matanya sudah mengalir.

"Tolong aku! Siapa saja tolong!" Ocha mencoba berteriak sekuat tenaga, meskipun dia tahu jika itu sia-sia. Ocha terus berusaha menguatkan pegangannya pada pagar pembatas besi. Posisinya saat ini adalah sedang menggantung pada pagar pembatas yang ada di atap.

"Tenang, jangan banyak bergerak. Peganglah tanganku." Ocha sedikit terkejut, karena Efran tengah mengulurkan tangan padanya. Ocha menuruti kata-kata pemuda itu. Gadis itu memberikan tangan kirinya pada sang pemuda.

Efran, pemuda itu menarik Ocha dengan satu tarikan. Bahkan Ocha bisa langsung berdiri tanpa ada adegan terjatuh seperti yang ada di drama. 'Apa Efran memiliki kekuatan super? Bagaimana dia bisa mengangkatku dengan sekali tarikan? Bagaimana bisa dia sama sekali tidak merasa kesulitan?' Batin Ocha bersuara, gadis itu membatin sambil menatap Efran.

My AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang