Part 19 : Bayar Cicilan

57.2K 5.8K 485
                                        

M&M HQ

Golongan darah Jason cocok untuk Max. Aku antara kesal tapi juga ... lega. Lega setelah tinggal di rumah sakit lima hari, Max boleh pulang. Sayang rumah sakit selesai, aku dikejar-kejar harus shortlisted kandidat untuk test IQ, wawancara dll.

Jadilah aku ngebut mengerjakan pekerjaan sambil makan siang dan mendekam di dalam kubikel-ku. Tinggal lima pelamar lagi yang harus kubaca, akhirnya. Tangan kurenggangkan ke atas, lalu kuputar sedikit badanku, melemaskan otot. Kebetulan, sebentar lagi akan ada town hall.

Langkahku kuayunkan ke arah ruang besar tempat kami mengadakan town hall. Pertemuan untuk membahas progress perusahaan, dimana para pemimpin akan memberikan arahan maupun juga menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kami semua.

Terkantuk-kantuk aku duduk di sebelah Rumi. Dan tebak siapa yang duduk persis di seberangku? Jason.

Sialan! Aku masih ada utang! Semua tagihan rumah sakit sudah dibayar Jason. Harga diriku menggelepar tak berdaya melihat kuitansi biaya rumah sakit yang masuk. Harga kamar VVIP semalam, ya Tuhan ... mau pingsan aku menghitung berapa nol yang berjajar. Uang segitu banyak kalau dijadikan susu segar, daging, buah dan sayur bisa jadi berapa banyak?

Sejujurnya aku tergoda untuk membiarkannya saja. Jason Handojo tidak akan jatuh miskin hanya karena duit segini, apalagi dia tidak bicara apa-apa soal ini. Tetapi harga diriku meronta.

Dengan malas, aku mengeluarkan ponselku dan masuk ke digital banking. Aku memeriksa data karyawan untuk mencari nomor rekening bank yang digunakan Jason. Sebelum lupa, aku mengirimkan uang untuk membayar hutangku. Di bagian pesan kutulis.

RS Max cicilan 1

Aku menutup ponselku dan berusaha memusatkan perhatian kepada tim IT yang sedang berpresentasi di depan sana. Di seberangku, Jason mengambil ponsel dari sakunya. Keningnya berkernyit.

Nah sudah sampai. Otakku terbelah lagi menghitung bagaimana caranya melunasi hutang tanpa perlu menjual ginjal.

Drrtt

Gantian ponselku yang bergetar. Lah ada berita m-Banking. Uangku dikembalikan dengan pesan

Use the money to buy meat for Max

Darahku langsung meletup-letup bagai gunung berapi yang murka. Dikiranya gajiku enggak cukup?!?

Buru-buru kukirimkan jumlah uang yang sama malah kutambah 5 juta.

I have enough money

Sekalipun hatiku tersayat-sayat. Bye-bye creambath, bye-bye macha latte. Bulan depan kencangkan ikat pinggang! Pokoknya bakal kubayar lunas nas nas!

Aku sengaja tidak mau melihat ke arah Jason sekalipun bisa kurasakan pandangan Jason tertuju ke arahku.

Drtt ponselku bergetar lagi. Aduh ini orang benar-benar kutu kupret banci! Kubuka m-bankingku dan mataku melotot ketika melihat saldo yang masuk.

Uangku dikembalikan 10x lipat! Saldoku melonjak drastis seperti menang lotere. Jason transfer 200 juta! 200 JUTA! Dasar si paling duitnya tidak berseri!

Keep your money. Begitu tulisnya.

"Eh si BANGSAT!" makiku spontan. Idih dasar si paling kaya. Si paling dermawan! Si paling paling –"

"Mbak Silka ada yang mau ditanyakan?" tiba-tiba ada suara dari depan memanggil namaku. Yak, namaku dipanggil di tengah town hall. Aku mengangkat kepala perlahan dan menyadari semua kepala menoleh ke arahku. Sepertinya tadi aku keceplosan memaki dengan suara terlampau kencang.

Aphiemi ( EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang