Jason terbangun dengan kepala pusing. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya matahari sudah masuk lewat jendela. Jam berapa ini? Jason sontak melompat sebelum ia teringat, ini hari Sabtu. Dia tak harus ke kantor. Di lantai dekat sofa, ada foto Silka dan Gio. Sepertinya dia tertidur membawa foto itu.
Seisi apartemen sunyi.
"Max? Ika?" Tak ada jawaban. Perasaan Jason tak enak, dia segera menunju kamar Max. Apakah Ika mengajak Max pindah? Jason menghela napas lega ketika membuka lemari Max dan di sana tertata rapi baju-baju Max. Perlahan Jason mengetuk kamar Silka. Tak ada jawaban. Ia membukanya, dan lagi-lagi disambut kamar kosong.
Kamar dengan wangi Silka. Napasnya makin lega ketika melihat ada laptop Silka dan sisirnya di meja rias. Tangan Jason membuka pintu lemari, mendapati baju-baju Silka masih tertata rapi di sana. Mata Jason berhenti di satu bagian rak, dan refleks ia langsung menutup lemari ketika menyadari ada warna-warna soft yang tak seharusnya ia lihat. Now he can unsee what he had seen.
Di meja makan ia baru menemukan jawaban kemana menghilangnya Silka dan Max.
Aku dan Max berenang lalu jalan-jalan ke mal.
Di sampingnya kertas ada sebuah piring dengan dua tangkup roti berisi meses coklat. Biasanya dia tidak sarapan roti meses, tetapi mungkin ini satu-satunya kesempatan memakan sesuatu yang dibuat Silka untuknya.
Jason duduk lalu menatap piring di depannya. Kali ini ia ingin berperan sebagai apa? Suami yang bangun kesiangan? Adegan memakan roti buatan istri untuk ke-654 kalinya? Perlahan dia memasukan sepotong roti ke dalam mulutnya. Ini roti biasa dengan mentega dan meses. Rasa manis meses memenuhi mulutnya. Rasa manis yang kemudian berpadu dengan rasa asin dari tetesan yang kembali mengalir.
Jason mengusap matanya lagi. Kenapa dia jadi cengeng begini?
Apakah Silka akan membuatkan sarapan untuk Gio? Roti meses menu sarapan biasa, tidak sehat sebenarnya, tetapi kalo Silka yang membuatkan, Jason rela makan roti meses setiap pagi seumur hidupnya.
Selesai makan, ia termangu. Keputusannya untuk keluar dari M&M sudah mantap. Ia ingin memberikan Silka kesempatan untuk menjalani hidupnya dan bahagia dengan pria lain. Lalu apa yang akan ia lakukan? Sekejap sepasang wajah terbayang.
Lalu ada wajah lain. Adrian. 43 tahun. Down Syndrome. Imigrant dari Polandia. Pertama, Jason melihat Adrian yang melamar pekerjaan di tempatnya, otaknya berkata, No. Next. Dia mengabaikan permohonan dari wanita keriput bermata coklat muda yang meminta tolong dengan terbata-bata.
Adrian beruntung. Supervisor Jason yang ternyata orang Polandia sedang bertandang. Dia memberi Adrian pekerjaan sebagai stockist. Jason ingin protes. Tetapi dia tak punya pilihan. Sambil menggerutu Jason membiarkan Adrian masuk.
Adrian yang selalu tersenyum dan tidak mengerti bahwa terkadang orang menertawakannya. Adrian yang masuk sambil menyanyi ketika atasannya datang dan memaki seluruh karyawan karena seorang pelanggan yang menulis complaint ratusan kata hanya untuk sebuah coke bottle. Jason menebak pelanggan itu mungkin orang tua kesepian yang suka marah-marah. Adrian yang tetap menyanyi dan mengerjakan tugasnya tanpa sadar bahwa semangatnya tiba-tiba menular.
Adrian dan mamanya yang selalu setia mengantar. Mama Adrian dengan gaun lusuh terkadang membawa keks, cake khas Polandia yang berisi dried fruit untuk dibagikan.
Suatu kali, Adrian tiba-tiba terlambat datang dan pulang lebih malam. Ternyata, Adrian harus menunggu papanya. Suatu malam, shift Adrian sudah lama berakhir, tetapi dia masih berdiri menunggu seseorang menjemputnya. Jason iba, lalu menawarkan mengantar Adrian pulang dan menitipkan pesan jika Papa Adrian datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphiemi ( EDITED)
RomanceHi, aku Silka Loekito, employee no 27 from start up company Mother& Me. Aku direkrut langsung oleh Mbak Mel, employee no 2. Aku juga single mom dengan satu anak, Max Putra Loekito. Hidupku sebagai budak eh karyawan korporat biasa-biasa saja. Hingg...