Part 31 : Jason POV - His Nightmare

48.5K 4.9K 304
                                        

Dan bab ini panjang. So please bear with meee ...

Let me present to you ... Jason's POV

***

Klinik Psikologi

Rana Sulastri

Jason duduk dengan gelisah di sebuah ruangan yang ditata asri dan nyaman. Dia mungkin sudah gila. Ngapain dia ke sini? Namun setelah tidak bisa tidur lagi dan lagi, dia dikejar rasa takut. Kuatir. Akhirnya Jason membuka google mencari klinik psikologi terdekat yang bisa membuat janji secepatnya.

"Halo, Pak Jason, kenalkan saya Rana." Senyum perempuan itu menenangkan Jason.

"Terima kasih sudah mau menemui saya dalam waktu yang singkat."

"Silahkan duduk, Pak." Rana memberi tanda supaya Jason duduk. "Make yourself comfortable."

Rana membuka percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan umum mengenai diri Jason. Lalu setelah Jason mulai terlihat tenang, mbak Rana baru bertanya.

"Apa yang bisa saya bantu, Pak Jason?"

Wajah Jason langsung menegang. Dia tak pernah membuka semua ini, selama ini hanya dia kubur dalam diam.

"Saya ... saya melakukan kesalahan fatal. Lalu saya ... " Jason kehabisan kata. "Saya tidak tahu harus bagaimana. Saya takut anak saya benci sama saya karena saya meninggalkan dia. Mantan istri saya ... benci sama saya. Semua orang ... benci sama saya."

Rana mendengarkan dengan simpatik.

"Apa yang membuat Bapak berpikir seperti itu."

"Saya ... dulu menceraikan istri saya. Saya tidak tahu dia hamil. Itu gara-gara, Willy. Kepala saya ... Saya bingung. I'm sorry. I sound very confused."

"Tidak apa-apa, Pak." Rana menenangkan. "Untuk itu Bapak ada di sini. Untuk mengurai benang kusut di kepala Bapak. Kita mulai pelan-pelan ya."

"It all started with Tasya," gumam Jason.

"Tasya mantan istri Bapak?" tanya Rana.

Jason menggeleng. "Bukan ... she's my first love."

***

Banyak cara untuk berduka. Sayangnya karena bergelimpang harta dan hidup yang muncul, seorang Jason Handojo tak pernah belajar rasanya kehilangan. Lahir dengan sendok emas di depan mulutnya, orang tua yang memanjakan, hidup yang penuh kemudahan, Jason tidak terbiasa tidak mendapatkan apa yang dia mau.

Tahun pertamanya di London, dia bertemu dengan anak teman lama keluarganya. Tasya Katuria-Sukoco.

Pertama mereka bertemu ketika Jason kecil dijewer oleh pelatih renangnya karena dia kurang cepat berenang. Sebagai hukuman Jason harus push up 50x dan lari keliling kolam renang 10x. Usianya belum genap 10 tahun kala itu. Ketika Jason terengah-engah mau pingsan dan kelaparan setengah mati. Muncul seorang gadis menyodorkan pisang kepadanya.

"Kamu lapar?"

Jason hanya melirik bingung. Club tempat dia berenang adalah sports club khusus yang tertutup untuk orang umum. Dia belum pernah melihat gadis itu di sini.

"Kamu lapar kan?"

Jason hanya diam.

"Banana. Buat kamu."

Belum sempat Jason menjawab seorang perempuan berseragam berteriak, "Non Tasya! Non Tasya!"

"Sebentar, Sus." Dan sekejap gadis itu pergi. Jason mengambil pisang yang ditinggalkan Tasya lalu duduk di pinggir kolam renang berbalutkan handuk dan makan pisang. Sejak itu seminggu dua kali, dia melihat Tasya dengan pengasuhnya.

Aphiemi ( EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang