Part 55 : At The Cliff

79.3K 4.9K 677
                                        

BAB TERAKHIR GAESS ... Ihik ihik ... yuks bomb comments yang banyak buat Jason, Max dan Silkaaaa ...

***

"Papa mau ngomong apa sama aku?" tanya Max dengan bibir yang belepotan es krim matcha. Ahem. Aku menggeser pantatku. Kami sekeluarga makan malam bersama di resto kesukaan Max.

Jason melirikku. "Kamu yang ngomong?"

"Enggak kamu aja." Aku balik menyudutkan Jason. Yup. Kita sudah memutuskan untuk memberitahu Max. We're getting married.

Mata Max berpindah seperti bola ping-pong, melirik ke aku, ke Jason lalu ke aku lagi.

Jason berdeham sebentar, "Hem ... We have good news."

"And ... a bad news?" tanya Max.

"No, no. Just good news," sambar Jason cepat.

"Hmm ... what if, we stay together in the same house? Papa, Mama dan Max. Do you like the idea?"

"Maksud Papa, Papa enggak tinggal di rumah lain?" Max mengaduk-aduk es krimnya.

"No."

"Papa enggak pulang ke rumah Opa Oma?" tanya Max lagi. Mata Max membuka makin lebar.

"Papa pulangnya ke rumah yang ada Mama sama kamu." Jason meraih tanganku lalu tersenyum.

"Max, Papa akan tinggal sama kita. Papa cuma pergi kalau ada tugas kantor," jelasku lagi. "Max seneng?"

"Papa bisa main sama Max tiap malam? Enggak perlu telepon lagi?"

"Ya, kecuali Papa ada tugas kantor ya. Tapi kalau di Jakarta, Papa pasti di rumah. You like it, Son?"

Max melompat dan kedua tangannya dia kalungkan erat-erat di leher Jason. "SUKA PA! SUKA BANGET!!" Aku ikut tersenyum melihat tingkah polah Max. Finally, Max ...

"Tapi Papa enggak tidur di kamar kamu ya, Max," kata Jason tiba-tiba. "Papa tidurnya sama Mama. Di-"

JASON! Mataku langsung melotot, kuinjak kencang-kencang kakinya.

"Kenapa aku diinjak sih?" protes Jason.

"Enggak perlu dijelasin kali," desisku. "Norak banget."

"Hey ... I need to explain. Max, you sleep in your room. Papa sleeps with Mama in our bedroom."

WOI! KENAPA MALAH DIULANG!

"Tapi Papa temenin aku tidur kan? Read me a story?" pinta Max dengan mata ala kucing.

"Iya, cuma–"

"Papa sampai pagi boleh tidur sama kamu, Max. Tenang aja," potongku cepat. "You sleep with Max." Aku memberikan lirikan maut ke arah Jason.

"Yakinnn mau tidur sendiri ..." goda Jason. "I want to improve my performance loh."

Argh!!

"Mama mau ke toilet dulu," ujarku kesal sambil bangkit berdiri.

"Your mama malu-malu, Max," ledek Jason. Kuinjak lagi kaki Jason sebelum aku keluar.

***

Persiapan pernikahan membawa banyak perdebatan. Itu kata banyak orang. Katanya para bride-to-be akan menjadi bridezilla. Untung kasusku, tidak. Yang ada Jason-zilla.

"Kenapa enggak pesta sih, Ika?" protes Jason ketika kami bertemu untuk makan siang di CBD.

"Kenapa harus pesta gede-gedean Jason? Malu ah. Udah tua." Aku menolak keras-keras usul Jason menyewa ballroom dan mendatangkan artis mancanegara lalu mengundang 5000 orang. Ngapain ngundang 5000 org buat datang ke pesta pernikahan kedua? Ya kali kalau aku masih gadis muda dimabuk cinta, terkewer-kewer perlu ngejar follower di Instagram dengan janji kemewahan.

Aphiemi ( EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang