Jam empat kurang lima menit aku sudah tiba di kantor Jason. Gila, jantungku seharian sudah kayak mau maraton. Ini V-day cilaka! Sial! Aku tadinya berharap Jason sedang sibuk, sedang telepon kek, sedang bales email atau sedang boker sekalian. Siapa tahu hari ini dia sakit perut atau apa kek. Eh malah Jason yang membukakan pintu.
"Please come in."
"Terima kasih, Pak." Aku melangkah masuk. Aku melangkah masuk perlahan seolah masuk kandang macan. Untungnya kantor Jason ini dibuat dengan konsep 'aquarium' alias ada kaca segede gaban yang membuat semua orang bisa melihat siapa atau apa yang terjadi di dalam kantor. Mestinya aman ya? Kalau Jason mau berbuat tak senonoh, aku akan--
Otakku yang agak somplak sepertinya lupa, pria di depanku ini lebih milih nonton HBO daripada yang itu. Waktu masih sah saja dia enggak nafsu apalagi sekarang? Pikirku miris
"Sudah makan tadi?"
Aku berkernyit mendengar basa-basi Jason yang basi. Namun demi sopan santun, kujawab baik-baik, "Sudah, Pak."
"Cupcakenya enak?" tanya Jason sambil menutup pintu.
"Enak, Pak," jawabku refleks. Aku menutup mulutku. Sedangkan Jason sudah ada di hadapanku memberikan senyum i-got-you.
Eh—- Eh dugong dodol!
"You like red velvet."
Eh gimana?! Itu pertanyaan atau pernyataan?
"Dulu kamu suka kue soes juga," tambah Jason yang tiba-tiba senyam senyum ga jelas.
"Selera orang berubah, Pak Jason," jawabku kaku. Sengaja kutekan kata Pak Jason. "Jadi Bapak memanggil saya mengenai apa?" Aku mengeluarkan notes dan peralatan tulis. Kutegakkan punggungku bersikap bak cewek-cewek kantoran profesional.
"Pernah dengar soal Q-commerce? Quick Commerce?"
Aku menggelengkan kepala.
"Quick commerce, sebenarnya mirip dengan e-commerce yang sekarang dijalankan oleh kita, tetapi jika biasanya delivery proses memakan beberapa hari, atau next day service, maka quick commerce proses delivery dijalankan dalam 15 menit. Dari pemesanan hingga barang diterima semuanya dalam 15 menit."
"Ha? 15 menit? Dari pemesanan, packing sampai diantar semua 15 menit?" Aku bengong. Ini bukan sulap bukan sihir kan? Apa kita harus pelihara tuyul? Bikin pintu kemana saja?
Jason tersenyum. Tidak, aku tidak terpesona. Otakku sedang berpikir bagaimana caranya melakukan ini!
"Yah, ini yang Domi dan Sita minta kita kembangkan. Kita perlu build dark stores."
Mulutku melongo makin lebar. Dark stores?! Toko gelap? Pasar Gelap? Gelap-gelapan dalam 15 menit. Otakku korslet!
"Kita perlu rekruit untuk technical and staff di dark stores"
"Bapak ingin saya rekrut tuyul buat kerja di dark stores?" tanyaku bingung.
"Tuyul?"
"Iya, ba-bagaimana bisa dari order in, packing sampai delivery semua dalam 15 menit, Pak! Ini Jakarta! Saya keluarin mobil dari tempat parkir sampai pengkolan kalau lagi macet saja bisa 20 menit!"
Senyum Jason makin lebar. "Precisely. Ini daya jual Q-commerce. Mengantarkan barang lebih cepat dari dirimu sendiri jalan ke mini market terdekat."
"Berapa tuyul yang saya perlu cari, Pak?"
This is insane!!
Kali ini Jason benar-benar tertawa, "Kita tidak perlu tuyul, Ika. Ini manusia biasa saja bisa. Asal tahu strateginya. But I want to know more about how M&M doing their recruitment."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphiemi ( EDITED)
RomantikHi, aku Silka Loekito, employee no 27 from start up company Mother& Me. Aku direkrut langsung oleh Mbak Mel, employee no 2. Aku juga single mom dengan satu anak, Max Putra Loekito. Hidupku sebagai budak eh karyawan korporat biasa-biasa saja. Hingg...