M&M HQ
Sejak pembicaraan kemarin, sikap Domi berubah total terhadap Jason. Pria itu berusaha tidak mengambil pusing atas sikap Domi. Namun, secuek-cueknya Jason, ada rasa kehilangan.
Dari kuliah, Jason akrab dengan Domi. Keduanya berbagi apartemen dan acapkali kumpul-kumpul dengan rekan-rekan mereka, antara lain dengan Melinda. Domi dan Melinda, keduanya sama-sama manusia berhati Hello Kitty. Bedanya Domi dan Melinda bukan hanya hati Hello Kitty melainkan mereka lahir dari keluarga kelas atas yang lebih dari mampu untuk mendukung misi mereka.
Kepribadian Domi dan Jason bertolak belakang. Jika Domi aktif berkeliaran di mana-mana, rajin menolong, ramah menyapa, Jason bicara hanya seperlunya. Jika Domi meloncat dulu baru berpikir, Jason berpikir lama lalu mengambil jalan lain.
Domi knew all his story, including his story with Tasya. Bagaimana Jason jatuh cinta setengah mati kepada Tasya. Bagaimana sebuah kecelakaan merenggut Tasya. Jason never be the same. Itu sebabnya Domi mengatakan mereka semua pikir Jason tidak akan menikah. They never knew, he married Silka.
Ketika dia menikahi Silka, dia sudah memastikan tidak ada teman kuliahnya yang tahu. Yang dikirimin souvenir dari Papi Mami juga sudah dia kurasi. Dia bertengkar dengan Mami ketika Mami mau mengirim souvenir pernikahannya ke keluarga Melinda dan Tasya. Untungnya Mami mengalah.
Sekarang dalam ruang rapat Domi memilih menatap layar laptop daripada melihat dirinya yang sedang memberikan presentasi.
"Untuk iklan tolong dipikirkan konsepnya untuk memperkenalkan Qcommerce M&M. Intinya adalah mereka bisa mendapatkan barang-barang yang sudah dikurasi aman untuk ibu dan anak hanya dalam waktu 15 menit. Popok habis? Susu habis? Diaper cream di tengah malam? Kira-kira seperti itu. Domi ada tambahan?" Jason menutup presentasinya.
Domi mengangkat kepalanya sedikit lalu menggeleng. Tak ada senyum, tak ada pujian that's good.
"Okay. Rumi, marketing tolong dipikirkan strateginya."
"Siap, Pak Jason."
"Thank you everyone. That's all for today." Beberapa orang tersenyum dan saling bercakap-cakap. Jason beranjak mendekati Domi.
"Dom, may I speak-"
"Gaes! Ada berita dari Silka nih!" lengking suara Rumi memecah keheningan. Beberapa orang bergegas menghampiri Rumi.
"Max butuh donor darah. HB nya rendah banget, ada infeksi di paru-paru." Rumi meringkas pesan Silka dan membacanya dengan lantang. "Silka kagak bisa ngasih."
"Golongan darah apa, Mi?" tanya Domi.
Belum sempat Rumi menjawab, Jason sudah memotong, "Tell Silka, I'm going now. Golongan darah saya sama dengan Max."
Tanpa membuang waktu Jason bergegas pergi. Dia tahu ada orang-orang yang akan menatapnya dengan heran. Kok bisa dia mengira golongan darahnya sama dengan Max? Bagi Jason ini logika sederhana. Jika golongan darah Max sama dengan Silka, pasti Silka yang akan maju. Tak mungkin Silka sudi memohon mencari donor darah.
Iya bisa saja golongan darah Max berbeda dengannya, tetapi kalau tidak dicoba dia mungkin tidak akan tahu. Sekaligus ini kesempatan tepat untuk mencoba mendekati Max.
***
Mt Eleanor Hospital
"Bu, bagaimana sudah dapat belum donor darahnya?" tanya suster lagi.
"Belum dapat, Sus. Saya sudah cari ke sana kemari," jawabku panik.
"Kalau ada keluarga atau saudara coba ditanyain, Bu. Lalu langsung ke PMI." Suster di depanku dengan sigap menjelaskan. Kepalaku masih pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphiemi ( EDITED)
RomanceHi, aku Silka Loekito, employee no 27 from start up company Mother& Me. Aku direkrut langsung oleh Mbak Mel, employee no 2. Aku juga single mom dengan satu anak, Max Putra Loekito. Hidupku sebagai budak eh karyawan korporat biasa-biasa saja. Hingg...
