Part 4 : Jay & Lind

62.8K 6.6K 231
                                        

   M&M HQ

    Kemarin semalaman aku tidak bisa tidur. Email dari Jason dikirim kepada diriku, Bang Anggiat, direktur HRD dan Ajeng, admin HRD yang baru.  Waktu Jason mengirim email adalah pukul 11.30 malam. Workaholic.

    Subject : Meeting with HRD People & Dev.

    Email yang membuatku pagi ini menyeret kaki ke ruang yang ditempati Jason. Untung ada Bang Anggiat yang tinggi besar, aku sengaja bersembunyi  di belakang Bang Anggiat. Di belakangku, Ajeng, berdiri takut-takut.

    HRD di startup agak berbeda dengan HRD di perusahaan lain. HRD di startup lebih spesialisasi. Total ada 10 orang di tim kami. Ada divisi HR operational yang mengurus payroll, compensation and benefits. Ada divisi HR Industrial Relation, yang berhubungan dengan partner-partner M&M. Lalu juga ada HR People and Development, ini bagian yang mengurus rekruitment, jenjang karier, training-training karyawan, dll,

Khusus untuk recruitment ada dua bagian lagi yang berbeda, tech recruit dan non tech-recruit. Kenapa harus dibedakan? Kata mbak Sita, yang bisa recruit good IT people, harus sesama orang IT. Good talent will recognised another good talent. Lagipula khusus untuk tech recruit, tesnya dibuat oleh tim IT sendiri supaya bisa menseleksi kandidat terbaik.

Karena aku dan Bang Anggiat bergabung ketika karyawan M&M masih sedikit, kami berdua tahu paling banyak seluk beluk semua bagian dari HR M&M. Kami yang dulu pertama mencari kandidat lain maupun mengembangkan divisi-divisi baru.

Bang Anggiat kini menjadi HR Direktur, sedangkan aku HR Manager bagian People and Development.

"Hei, kenapa pula kalian begitu? Ngumpet-ngumpet kayak macam tikus takut ketemu kucing saja," tawa Bang Anggiat membahana.

"Katanya ... Pak Jason galak, Bang," bisik Ajeng.

"Halah, ada abangmu, tak akan bisa macam-macam dia." Bang Anggiat menenangkan kami.

Dari kaca transparan kulihat Jason sedang berbicara di telepon. Ruangan itu kira-kira sama besarnya dengan ruangan Mbak Mel. Bedanya, ruangan ini kosong melompong. Rak buku hitam berdiri menyedihkan hanya dengan 2-3 buku di sana.. Di atas meja hanya ada satu mug kaca bertuliskan Mr Always Right. Apakah itu tanda Jason punya selera humor? Kurasa tidak. Kurasa itu tanda untuk siapapun yang berhadapan dengannya, bahwa mereka pasti kalah.

Yang tampak baru di ruangan itu hanya dua buah poster besar berbingkai hitam. Poster pertama, sebuah papan catur dengan bidak raja yang terjatuh di hadapan bidak kuda. Di bawahnya ada tulisan

Good positions don't win games, good moves do. Gerald Abrahams"

Poster kedua masih bertema catur. Sebuah bidak ratu hitam berdiri tegak, di depannya sebuah pion putih seolah hampir dimakan oleh sang ratu.

You cannot undo the moves, but you can make the next step better.

Aku sama sekali tidak ingat Jason main catur. Lamunanku terputus ketika pintu terbuka.

"Sorry to keep you waiting." Jason mempersilahkan kami masuk.

"Sudah selesai teleponmu?" tanya Bang Anggiat ramah. "Kalau belum selesaikan saja, aku sama Silka biar ngopi dulu di kantin." Bang Anggiat menepuk bahu Jason lalu tertawa. Tak hanya badan Bang Anggiat yang besar, tawanya pun menggelegar.

Jason tersenyum dan mempersilahkan kami duduk. Setelah basa-basi, Jason langsung ke inti pertemuan.

"Seperti yang kalian tahu, kita sedang memasuki tech winter. Banyak perusahaan besar, khususnya yang bergerak di bidang tech yang melakukan PHK secara masif. Karena itu Domi dan Mel meminta saya menjadi CBO sementara untuk memastikan M&M akan bisa melalui badai ini tanpa harus melakukan PHK. Itu pesan khusus Mel."

Aphiemi ( EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang