Part 30 : Cerita Dari Masa Lalu

29K 4.1K 344
                                    

OH BESOK LONG WEEKEND? OKAAYY ... hari Minggu juga kuupload!

Lalu besok upload lagi! Yeay!

Buat yang bertanya-tanya, apa sih hubungan antara Willy dan Jason. Yuks semua dibongkar dimari. Jangan lupaaa komentar dan likesnya gaessss...

LOVE YOU!

***

Mataku menjelajahi ruang tamu tempatku menunggu. Gorden-gorden panjang berwarna krim yang melambai lembut mengikuti tiupan angin. Di dinding tergantung beberapa foto Mbak Melinda dengan Mas Carlo dalam berbagai pose. Termasuk foto mereka berdua memangku bayi mereka, Samuel.

"Silkaa," sapa Mbak Melinda disambung tawanya yang renyah. Aku buru-buru berdiri. Wangi bedak bayi samar-samar tercium dari arah mbak Melinda.

"Mbak Mel ... kangen!" Aku memeluknya erat-erat lalu menempelkan pipi kanan kiriku ke pipinya.

"Iya, ih ... Mbak juga kangen sama kalian semua. Kok rasanya udah bertahun-tahun ga ketemu padahal baru berapa bulan. Samuel lagi tidur, nanti ya kalau sudah bangun, Mbak ajak ke kamar. Eh Max gimana kabarnya?" Mbak Melinda langsung memberondongku.

"Santai aja, Mbak. Aku bawain buku buat Samuel ya." Kuraih bungkusan yang kubawa.

"Makasih yah sayang. Aduh untung kamu kasih buku. Bajunya Sam udah mau ngalahin baju aku Sil. Banyak banget." Mbak Mel menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Motherhood looks good on you, Mbak," pujiku tulus. Mata Mbak Mel berbinar, ia meraih tanganku lalu menepuk-nepuknya.

"It's an amazing journey indeed, Sil. Eh gimana di kantor? Anak-anak sama Jason okay?"

Aku tak langsung menjawab. Kenapa ini tiba-tiba Jason yang langsung disebut? :Ehm okay sih, Mbak," jawabku ragu-ragu. Aku menggeser kakiku, berusaha mengatasi kegelisahanku.

"Jason itu ... biar mulutnya kayak emak-emak bawel level cabe 10, but he's very capable. He's also- " Tiba-tiba mbak Mel teringat sesuatu. "Ah masak ngomongin kerjaan sih, Sil. Kita ngomong yang lain saja." Tawa yang keluar dari mulut Mbak Mel terasa hambar.

"Hmm ... ada yang mau saya omongin sih, Mbak."

"Iya, iya soal apa?" Mbak Melinda menggeser duduknya. Badannya dia condongkan ke arahku.

"Aku .. aku rasa aku perlu jelasin ke Mbak Mel. Sebelum ada gosip-gosip," bisikku pelan.

"Gosip apa, Sil?"

"Soal saya sama ... Pak Jason." Mataku menatap lantai rumah mbak Mel yang putih mengkilat, tak berani mengangkat kepala.

"Oh."

"Saya harus kasih tahu mbak ... Jason ... Jason papanya Max." Dari ujung mata, kuintip reaksi Mbak Mel. Apakah bosku akan marah? Kesal? Mbak Mel berpaling dariku. Namun, sebelum benar-benar hilang, aku bisa melihat tak ada tanda keterkejutan di wajah itu.

"Mbak Mel sudah tahu ya?" tebakku lirih.

Perempuan itu tak langsung menjawab, jari mbak Mel memilin ujung blusnya seolah mengulur waktu menjawab pertanyaanku.

"Mas Domi cerita sama saya. Jason sudah bilang sama Domi."

"Oh." Benakku berpikir, jadi mas Domi sudah tahu ... Jason pasti memberitahu mas Domi, lalu mas Domi menghubungi mbak Mel. Entah apa yang Jason katakan dan apa yang para atasanku pikirkan mengenai aku. Apakah Jason bercerita aku yang merayu dia dengan lingerie bodoh itu? Kerongkonganku kering, berulang kali aku menelan ludah berusaha mengurangi rasa sesak yang menekan.

Aphiemi ( EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang