Author's note : ALOHAA ... sekarang gantian JASON POV. Ini versi baru yang ga muncul di naskah lama. Ditunggu like dan komentarnya
***
He has a son. A brilliant son. .
Benak Jason memutar ulang kejadian di kantor siang tadi. Awalnya ia hampir meledak melihat ada kerumunan orang di jam kerja. Mulut Jason baru bersiap menyemprot ketika matanya menangkap Max mengeluarkan his white Queen dan menaruhnya di H5. Rudi membawa kudanya ke H4. Max memasang bishop di C4.
Not possible. Jason hafal betul kombinasi itu. The scholar's mate. Strategi catur skakmat dalam empat langkah.
"Rudi, you made a blunder," celetuk Jason spontan ketika Rudi malah memajukan kudanya lagi.
Semua kepala berputar ke arahnya. Namun, konsentrasi Jason tersita penuh ke bidak-bidak catur.
"Check mate," ujar Max memajukan Queen ke F7. Raja Rudi terjebak. Tak bisa lari dari gempuran Queen dan bishop Max. Tebakannya betul. Bocah kecil di depan ini melakukan The Scholar's mate.
"Wah Max keren!" puji beberapa karyawan.
"Tadi gue pikir si Anton aja yang dodol dikalahin Max, Ternyata gue juga," tawa Rudi.
"Coba lawan saya." Jason melinting lengan kemejanya dan duduk di hadapan Max. "I 'll take the white pawn."
Jason memutar papan catur dan menyusunnya. Sudah lama ia tidak bermain catur. Ada lecutan adrenalin setiap ia berhadapan dengan kotak-kotak monokromatik yang menantang otaknya.
Sebagai pion putih, Jason memajukan pionnya lebih dahulu. Dibalas dengan Max memajukan pion ke E5.
Senyum spontan terlintas. The Fool's mate? Jason memutuskan menguji hipotesanya. Ia memajukan pion lain membuka pertahan rajanya.
Dengan tenang Max memajukan Ratunya ke H4. "Check mate."
"Wah Pak Jason baru sebentar juga dah dibantai Max," ledek Rumi. "Go, go, go, Max!"
Jason hanya tersenyum. "Second game?"
Kali ini Jason mengerahkan kemampuannya. Ketika bidak-bidak Max bergerak, Jason terperanjat. Ia ingat langkah-langkah ini. This style.
"Siapa yang ngajarin kamu main catur?" tanya Jason sambil memajukan bentengnya.
Max berpikir sebentar, lalu memajukan Queennya memakan pion Jason. "Opa."
"Who?" kening Jason berkerut.
"Opa aku. Mama enggak bisa main catur. Engkong juga. Opa yang ngajarin aku."
Jason memajukan bishop-nya. Ia tahu apa yang akan Max lakukan. Ingatan Jason tiba-tiba terbang ke masa lampau. Ketika ia masih bocah cilik dan Papi Alex mengajarkan catur kepadanya.
Sabtu pagi, setelah Mami membawanya berenang, tiba di rumah waktunya belajar catur dengan Papi. Di beranda belakang, Papi akan memberikan nasehat sambil bermain.
"Bisnis itu seperti main catur. Think carefully before each move and make each move count. See? You serakah. You cuma asal makan benteng di depan you, padahal defence jadi lemah. Checkmate, son."
Lewat permainan catur ayahnya mengajarkan konsep-konsep bisnis.
"Forethought wins. Pikir panjang 5-6 langkah di muka."
"It is not a move, even the best move that you must seek, but a realizable plan"
Dari Alex Handojo juga ia belajar berbagai macam strategi catur yang dimainkan para Grandmaster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aphiemi ( EDITED)
عاطفيةHi, aku Silka Loekito, employee no 27 from start up company Mother& Me. Aku direkrut langsung oleh Mbak Mel, employee no 2. Aku juga single mom dengan satu anak, Max Putra Loekito. Hidupku sebagai budak eh karyawan korporat biasa-biasa saja. Hingg...
