7. Kiara: Mas Deka Dan Jane

4.8K 382 29
                                    

"Jane?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jane?"

"Iya. Gue nggak terlalu kenal dia. Temen satu kos gue yang kenal. Dari dia juga gue tahu kalau Jane itu mantannya Deka."

Aku cuma mengangguk-angguk saat Mbak Erin membahas cewek yang tadi menunggu Mas Deka. Sepertinya walaupun sudah putus, tetapi mereka masih berhubungan baik. Entah juga, aku tidak tahu berapa banyak cewek dalam kehidupan Mas Deka.

Bukan urusanku juga. Jadi, untuk apa kupikirkan?

"Kayaknya mereka balikan, deh," kata Mbak Erin lagi sambil mencocol kentang goreng. Hari itu kami memutuskan makan di luar. Sebuah kafe yang tidak jauh dari kampus.

Penuturan Mbak Erin diam-diam kubenarkan juga. Pendapatnya sama denganku. Mungkin Jane-lah cewek yang beberapa waktu lalu ditemui Mas Deka saat mengatakan akan pergi kencan.

"Kita jangan pacaran-pacaran dulu, Ki. Tugas ini harus kelar, baru kita cari cowok. Oke?"

Aku terkekeh mendengar ucapannya dan mengangguk setuju. Kalau urusan ini sudah kelar, mungkin nanti aku akan sedikit terbuka dan membiarkan siapa saja yang mau mengenalku lebih dekat. Ya, mungkin saja.

Sudah lama tidak memiliki hubungan dengan seorang cowok karena betah menjomlo, aku sampai lupa rasanya punya pacar seperti apa. Ah, tetapi untuk saat ini bukan hal itu yang penting.

"Mbak, gue nggak bisa lama-lama. Harus ke rumah Mama," pamitku sambil memasukkan beberapa kertas di meja.

"Rumah Mama? Lo nggak tinggal sama Mama lo?"

Seketika aku kicep di tempat. Pikiranku sibuk mencari-cari alasan. "A-ah, gue nginep di tempat Mas Raja beberapa hari ini. Jadi, mau pulang sekarang." Syukur ada nama Mas Raja yang bisa kujual sebagai alasan.

Mas Raja punya apartemen di dekat kantornya. Ia bekerja sebagai manajer tim pemasaran di salah satu perusahaan manufaktur di ibu kota.

"Oh, lo hati-hati kalau gitu."

"Duluan, Mbak!"

Aku baru bisa bernapas lega setelah keluar dari area tempat makan. Sambil menunggu taksi pesanan, kulihat sekeliling yang ramai dengan mahasiswa. Dari sekian banyak orang, kulihat motor Mas Deka terparkir tidak jauh dari tempatku berdiri.

Sosok jangkung yang tidak lain adalah pemilik motor terlihat keluar dari minimarket di dekat kafe. Dia tidak sendiri, melainkan dengan gadis berambut pirang yang kukenali adalah Jane.

Dugaanku dan Mbak Erin sepertinya benar. Kalau mereka sudah balikan. Berusaha mengabaikannya, aku kembali menatap jalanan yang ramai.

"Kiara?"

Motor Mas Deka berhenti di depanku. Tentu bersama dengan pemiliknya dan sosok yang duduk di belakang. Jane, gadis yang tersenyum ramah sekaligus ... aku tidak tahu maksud tatapannya.

"Lo mau balik?" tegur Mas Deka. Kujawab saja dengan anggukan kecil. "Lo tunggu di sini, deh. Gue nganterin Jane dulu."

"Nggak usah."

Pasutri Satu Bimbingan√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang