🌼15🌼

3.2K 304 90
                                    


Hari ini aku melihatnya datang dari kejauhan. Dia melangkah pelan di koridor rumah sakit sembari melihat-lihat sekitar. Dia sepertinya benar-benar menikmati langkah demi langkah yang ia lalui.

Aku yang semula duduk di nurse station, sontak berdiri seolah aku akan menyambutnya. Sekilas aku lihat bahwa Rodie tersentak. Mungkin dia kaget, mengira aku akan nekat menyapanya. Padahal aku hanya bangkit untuk merapikan rekam medis pasien yang telah selesai diperiksa.

Dia berjalan melewatiku tanpa menyapa sama sekali. Pandangannya hanya mengarah pada benda lain. Entah apa. Pada akhirnya aku hanya tersenyum kecil melihat punggungnya yang menjauh memasuki ruangan periksa.

Aku jadi teringat ketika dia memilih jalan memutar agar bisa berpapasan denganku lebih lama. Dulu aku selalu mempertanyakan maksudnya memilih jalan itu. Apa dia sengaja? Atau hanya sebuah kebetulan yang membuatku besar kepala? Tapi, pernikahan kami telah jadi jawabannya. Positif dia melakukannya untuk bertemu denganku. Terlebih di hari lain aku melihat dia memilih jalan yang lebih pendek ketika aku tidak ada.

Sore ini dia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna toska bermerk uniqlo, berlengan pendek sehingga sebagian besar lengan bawahnya yang selama ini tertutup jadi terekspos.

"Nana, liat nggak? Tadi Prof Rodie pake kemeja tangan pendek," gosip Itoh.

"Wah? Iya?"

"Iya! Wuih, keliatan jelas kulitnya putih!"

"Oh, emangnya putih ya?"

"Iya! Mungkin karena suka pake kemeja tangan panjang. Jadi tadi waktu pake tangan pendek langsung keliatan kulitnya putih!"

Aku merenung, mencoba mengingat-ingat. Setahuku kulit Rodie tidak putih. Lebih ke kuning langsat. Tonenya hangat, bukan tipe yang dingin. Uratnya bukan warna biru, tapi kehijauan.

"Liat nggak? Seksi banget tadi Prof Rodie!"

"Iya, ya! Tumben pake kemeja tangan pendek. Keliatan seksi," komentar Siska dan yang lain menyetujui.

Mungkin akan kuberitahu Rodie untuk selalu pakai kemeja lengan panjang saja.

Setelah menyelesaikan pekerjaan, aku mengemasi barang-barangku ke dalam tas. Sebelum keluar dari ruang loker, aku memutuskan untuk mengirimi Rodie pesan.

Ramina
Prof.

Aku hanya mengetesnya. Kalau dia menjawab, aku akan mengutarakan maksudku. Itu pertanda dia tetap memantau ponsel di sela praktek. Tapi kalau dia tidak menjawab, maka aku akan langsung pulang saja.

Rodie
Iya Non?

Ramina
Besok2 pake kemeja lengan panjang aja ya.
Lagian kan bandung lg dingin2nya akhir2 ini.

Lelaki itu tidak menjawab.

Dia justru langsung meneleponku. Pasti kondisinya sedang pergantian pasien, lalu dia meminta Enin Rini untuk tidak memanggil pasien selanjutnya karena dia akan menelepon dulu.

"Halo? Memangnya kenapa, Non? Coba kasih tau saya alasannya."

"Tadi dibilang seksi sama cewek-cewek di RS."

"Hm, begitu. Ya sudah besok pakai yang panjang lagi. Makasih sudah kasih tau saya ya, Non."

"Kalau gitu aku puluang duluan ya."

Bukan Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang