🌼33🌼

2.2K 310 118
                                    


Sejak dulu aku punya banyak hal yang ingin kutanyakan pada Rodie. Aku penasaran kenapa dia menamai semua anaknya dengan huruf R. Aku ingin tahu di mana dia rutin bercukur rambut. Aku ingin tahu kehidupan masa mudanya, apakah dia punya banyak mantan?

Sebelum mengenalnya aku hanya bisa menebak-nebak semua persoalan itu.

Sekarang aku bisa bertanya langsung dan mendengarkan Rodie bercerita panjang tanpa bosan.

Darinya, aku tahu alasan semua anak Rodie dinamai dengan awalan huruf R. Tentu saja karena Rodie narsis. Huruf R yang dia beri adalah tanda bahwa anak-anak itu adalah keturunannya. Rodie itu memang tipe orang yang suka memberi jejak kepemilikan pada segala sesuatu. Bisa dibilang, Rodie sangat penuh akan diri sendiri.

"Anak saya memang sengaja saya beri nama dengan huruf R supaya sama seperti nama saya. Anak pertama saya lahir tahun 1989. Namanya Ray. Itu keadaannya saya sedang melanjutkan sekolah sambil jaga IGD. Saya dapat beasiswa dengan syarat saya harus mengabdi ke kampus sebagai dosen setelah saya lulus.

Tahun 1991 Rivano lahir. Tahun 1993 Radi lahir. Tahun 1995 Julia lahir. Julia satu-satunya anak saya yang tidak saya beri nama dari huruf R. Saat itu saya sedang suka dengan tokoh Juliet. Putri saya juga lahir bulan Juli. Jadi saya beri nama Julia.

Tahun 1997 Romeo lahir ketika saat itu saya sedang melanjutkan studi di luar negeri. Jadi Issa melahirkan dan mengurus Romeo seorang diri sambil merintis praktek spesialisnya. Sekaligus merawat empat kakak Romeo yang juga masih kecil-kecil. Jarak lahir mereka hanya dua tahun saja. Jadi selesai melahirkan, menyusui sebentar, Issa sudah hamil lagi. Niatnya sudah sampai lima anak saja karena Issa sudah cukup kerepotan. Apalagi saya sering kali sibuk kerja. Kalau tidak di-stop, mungkin Issa bisa terus melahirkan."

"Aku pikir juga gitu."

"Akhirnya Issa pasang KB. KB itu sempat dilepas karena ada komplikasi. Kami kira Issa tidak akan hamil lagi, tapi ternyata dia mengandung Raffa begitu KB dilepas."

Aku sudah menduga dari usia anak Rodie yang tidak berbeda jauh, bahwa kehidupan ranjang mereka memang sangat bergelora. Jarak umur anak-anak Rodie dan Issa sudah cukup menggambarkan.

Beralih ke pertanyaan selanjutnya. Ada hal lain yang selama ini membuatku penasaran.

"Kalau cukur rambut di mana?"

"Ada di dekat rumah. Saya langganan di sana. Biayanya murah dan potongan rambutnya cocok dengan wajah saya."

"Kata bunda, Prof cuma mau cukur rambut di situ ya?"

"Iya."

"Nggak mau coba ke tukang cukur lain? Yang lebih modern kayak barbershop? Kan sekarang lagi musim tuh barbershop yang sambil dipijit pundak, terus dikasih handuk lembab. Nggak mau cobain?"

"Nggak," jawabnya tanpa ragu.

Aku tersenyum kecil.

Aku telah mengamati pribadi Rodie sejak lama. Dia  memang bukan tipe yang suka coba-coba. Berbeda denganku yang suka mengeksplor tempat lain, membandingkan, lantas memilih tempat terbaik yang ternyata ada di tempat paling awal. Rodie tidak mau repot-repot seperti itu.

"Kenapa Non ingin tau tempat saya cukur rambut?"

"Nggak apa-apa. Cuma penasaran. Dulu... setiap harinya aku liat rambut Prof rapi. Potongannya bagus. Nggak pernah sekali pun aku liat rambut Prof gondrong. Pasti aja terpangkas rapi. Aku ngebayangin, kayaknya Prof rutin cukur rambut. Aku jadi penasaran di mana tempatnya. Terus kayaknya gemes banget kalau liat Prof duduk manis di kursi cukur sambil rambutnya diurus orang."

Kini lelaki itu yang tersenyum sambil mengawang menatapku.

"Minggu ini saya mau potong rambut. Kamu mau ikut?"

Bukan Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang