Sebelas

159 27 2
                                    

Thana Asha Kalyna

"Jadi lo udah tau tentang bang Bintang sama bokapnya?" Gue mencoba memasang telinga gue sebaik mungkin ketika Hoshi bertanya disaat kami yang sedang berada di jalan, tepatnya gue yang dibonceng Hoshi atau gue yang nebeng Hoshi karena motor gue gak tau kenapa malah gak bisa nyala.

"Iya, tapi kayaknya Bintang marah deh sama gue," jawab gue dengan  suara yang agak kencang untuk melawan angin agar suara gue bisa terdengar oleh Hoshix

"Nggak kok kak, dia emang begitu, dia gak mau banyak yang tau soal masalahnya."
"Kalau gak ada lo, bang Bintang bisa aja dipukulin. Jadi gue sebagai adiknya, makasih banget ya kak udah peka sama situasi dan nolongin bang Bintang."

Gue mengangguk meski Hoshi gak melihatnya, "Bintang juga udah bantu gue kok."

"Apa kak?"

"Hah? Enggak kok!"

"Lo tenang aja, nanti juga dia baik sendiri. Lo kasih aja salad buah, itu kesukaan dia."

"Lah? Katanya sukanya rujak?"

Hoshi tertawa, "Bohong, dia suka pedes aja enggak."

Bener juga, gue baru inget kalau Bintang gak suka pedes.

"Oke deh, nanti gue kasih salad ke dia."

Dari kaca spion bisa gue lihat kalau Hoshi menatap gue, "Lo gak mau tanya kenapa bang Bintang dipukulin bokap?"

"Gue gak mau bikin Bintang makin gak suka sama gue, apapun masalah dia, gue cuma niat bantu aja kok. Gue gak ada maksud buat kepo atau ikut campur. Kalaupun gue akhirnya tau kenapa, itu harus dari mulut Bintang sendiri."

Gue melihat Hoshi tersenyum, "Lo suka bang Bintang gak kak?"

"Hah? Hahaha... tiba-tiba banget nanyanya?" pertanyaan Hoshi gak terdengar serius sama sekali tapi anehnya gue terkejut banget dan agak... salah tingkah. Gue takut... emang sekeliatan itu? Karena sebelum Hoshi, Dimas pun menebak demikian.

"Nanya aja. Soalnya temen-temen gue banyak yang suka ke abang gue. Sayangnya abang gue itu kadang agak apatis dan cuek abis, temennya aja cuma 1, karena ya secuek itu, apalagi soal perempuan, beh... jauh banget tu orang sama hal-hal berbau pacaran."

"Jadi abang lo belum pernah pacaran?"

"Setau gue sih belum."
"Tapi kalau HTS kayaknya ada."

"HTS? Serius?"

"Iya, deket aja, ceweknya yang suka, bang Bintangnya entah gak suka balik atau emang gak tertarik aja buat punya hubungan."

Gue terkekeh kaku, "Waduh, lumayan red-flag ya abang lo."

"Hahaha..."
"Jadi lo suka gak kak?"

"Suka, bukan suka yang pengen jadi pacarnya. Cuma suka aja."
"Dia cuek, tapi baik kok sebenernya."

"Yakin? Sama lo doang kali baiknya."

***

Bintang Abbas Adytama

Sesuai dugaan gue kalau Papa masih akan mengejar gue, terlihat dari kehadirannya yang ada di kampus menunggu gue bimbingan. Gue berada kayak balik TK lagi yang lagi sekolah ditungguin orangtua.

"Cakra, bisa tinggalin saya berdua sama Bintang?" gue emang lagi bareng Cakra, tadinya mau ke kantin bareng tapi beliau ini yang mana adalah bokap gue sendiri selalu aja mencegat kita berdua.

Cakra menatap gue dia meminta persetujuan gue, biasanya gue akan menyuruh Cakra pergi tapi entah kenapa gue teringat saran Thana, jadi gue tahan Cakra bersama gue, "Gak, temenin gue Cak."

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang