Tiga Puluh Lima

192 29 30
                                    

warning!

part ini agak receh dan bahkan mungkin cringe HAHA...

tp enjoy yhh...

***

Thana Asha Kalyna

Kalau yang kalian bayangkan adegan selanjutnya adalah bibir kami yang saling bersentuhan lalu berakhir ciuman romantis. Oh. Kalian salah besar karena sekarang gue...

Uhuk...

Uhuk...

Uhuk...

Gue keselek asap rokoknya setelah bersitatap dengan mata Bintang dengan posisi sedekat tadi.

"Kan.... ngeyel dibilangin."

Gue mengibas-ibasksn tangan gue di depan wajah untuk membuang sisa-sisa asap yang masih ada di dekat gue. Ternyata rasanya gak enak anjir. Gak tau gak enak karena gue keselek atau emang gak enak aja.

"Salah kamu ngapain pake cara kayak gitu."

"Lah aku kasih yang gampang itu."

"Gak usah bertingkah ya Bintang!"

Bintang tertawa, "Kamu yang gak usah bertingkah, pake acara mau nyobain rokok!," ucapnya sambil mematikan rokok yang sebenarnya masih utuh itu.

"Ih kenapa gak dilanjut, sayang itu."

"Aku lebih sayang kamu, Thana."

Wah, beneran bertingkah.

"Ayo aku anter ke kamar, gak dianter kamu gak akan gerak-gerak!"

"Terus abis itu kamu ngapain? Ngerokok?"

"Tergantung boleh atau gak sama kamu."

"Gak boleh."

"Oke, aku gak ngerokok."

"Bener?"

"Iya Thana."

"Dih, kenapa gitu?"

"Mau nurut sama pacar sendiri emang gak boleh?"

Halah dangdut.

***

Bintang Abbas Adytama

Acara tidur kami gagal karena kamar yang ditempati Thana untuk tidur lampunya tiba-tiba mati setelah sebelumnya sempat kelap-kelip mati-nyala ketika cewek itu hendak bersiap tidur. Jadi karena parno, ngantuk Thana pun bangkar dan dia malah ngajak nonton film yang pada akhirnya gak dia tonton juga karena filmnya membosankan.

"Bintang," sambil mainin jari-jari gue dia bertanya.

"Hm?"

"Siapa pirst lopemu?"

Otomatis gue memicingkan mata ke arahnya setelah mendengar pertanyaan random Thana.

"Elu," jawab gue.

"Mang ea?"

Random dan  freaknya Thana mulai kambuh. Sisi dari Thana yang pada awalnya selalu membuat gue terganggu, tapi sekarang malah bikin gue terkekeh. Sebenernya yang buat lucu itu wajah melasnya. Dia kayak gabut banget mainin jari-jari gue, dengan pertanyaan-pertanyaan randomnya. Mungkin ini karena gak gue kasih main handphone karena gak gue kasih buat buka handphone dulu untuk menjaga mental dan perasaannya, belum lagi film yang kami tonton juga bosenin.

"Ea," balas gue yang membuat Thana tertawa.

"Kalo first kiss kamu?"

"Kamu juga."

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang