Bintang Abbas Adytama
Liburan kami berlanjut semakin seru. Kami pergi ke Lembang Zoo, Orchid Florest, Pasar Apung, dan lain-lain. Melihat Thana yang kini lebih enjoy untuk di bawa ke ruang publik gue seneng banget, meski ia masih harus pakai masker dan kadang harus pegangan orang lain, entah itu gue, Dimas atau bahkan Hoshi ketika dia jalan. Panick attack-nya juga sempat muncul setelah Thana ditanya oleh sekelompok remaja tentang keberadaan toilet ketika kita sedang berjalan menyusuri orchid forest. Tapi untungnya ia bisa mengendalikan itu hingga gak sampai parah, dan dia bisa kembali menikmati jalan-jalan kami.
"Capek gak?" Gue bertanya. Kini kami baru aja mau pulang setelah berkeliling di orchid forest, kebetulan parkiran mobilnya agak jauh jadi kita harus berjalan untuk ke sana, ya dari tadi juga jalan sih, makanya gue tanya ke Thana dia capek atau gak karena keliatan dia yang paling ripuh. Gak heran, diantara kami berempat, Thana cewek sendiri, tentu gak bisa ngimbangin energi 3 lainnya apalagi kita juga udah banyak jalan ke tempat-tempat sebelumnya, jadi memang udah capek banget kayaknya tuh si doi.
"Capek!!!!" Keluhnya sangat jujur.
"Cemen ah! Gimana gue ajak hiking lu kak?" Itu Hoshi yang menyeltuk.
"Emang lo pernah?" Balas Thana agak sewot.
"Pengen sih, tapi belom kesampean."
"Gak usah ngide hiking-hiking ya Ci!" Gue mewantinya, mengingat kondisi kesehatannya tidak begitu mendukung untuk melakukan hiking kan?
"Hehe... bercanda bang! Ngedance aja kan udah jarang," iya, semenjak gue tau kalau Hoshi punya sebuah sakit, gue menyuruhnya untuk mengurangi kegiatan dance, enggak sepenuhnya melarang seperti bokap, tapi gue hanya menyarankan Hoshi untuk gak terlalu aktif lagi seperti dulu, dia bilang juga dia akan keluar dari kru dance-nya, hanya saja dia masih perlu waktu menyiapkan diri, Hoshi bilang rasanya gak adil aja kalau setelah semuanya dia masih memaksakan diri untuk tetap aktif menari.
"Lah? Bukannya kemarin lo latihan?" Itu Dimas yang bilang, gue langsung memicingkan mata pada Hoshi yang kini melotot pada Dimas.
"Ember bet lu ya!" Sungut Hoshi pada Dimas, dia menoleh ke gue lalu menyengir, "Hehe... sekali doang itu bang, nengok anak-anak aja, gak ikut dance berat kok."
"Awas lu ya bikin khawatir abang lu lagi!" Thana tiba-tiba menyambar sambil menjewer telinga Hoshi.
"Hadah! Sakit anjrit!"
"Lo gak boleh maki cewek gue!"
"Astaga!"
Gue mengabaikan mata Hoshi yang membulat pada gue.
"Kamu capek mau digendong gak?" Kini gue kembali pada Thana.
"Emang boleh?"
"Boleh."
"Ih maukkk!!!"
Gue pun langsung membungkukan diri di depan Thana sebelum cewek itu naik ke atas punggung gue.
"Idih! Kalo lo encok jangan nyusahin gue bang!"
Gue menoleh ke belakang dimana ada Hoshi yang tadi bicara begitu dan Dimas yang hanya asik terkekeh. Gue melemparkan tas Thana yang dari tadi gue bawa, "Bawain tas Thana, biar lo berguna dikit!" Ucap gue sambil melemparkan tas Thana pada Hoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home (END)
Fanfiction"Bintang, lo terang banget. Mau ya jadi rumah buat gue yang hidupnya gelap ini?" - Thana "Gue gak seterang itu, kak. Gue bintang yang redup." - Bintang