Empat

160 36 7
                                    

Bintang Abbas Adytama

"Nih...."

Gue melirik tajam ke arah Hoshi yang sekarang menyodorkan beberapa lembar uang di depan gue. Harusnya gue gak izinin dia main ke kosan kalau tau apa yang mau dia kasih ke gue.

"Apaan? Gue gak lagi ngemis."

"Pake bang."

"Gue gak minta Ci!"

"Lo butuh. Emang lo mau dapet duit dari mana lagi?"

"Gampang."

"Bokap gak bakal kasih lo duit kalo lo gak pulang."

"Tau gue."

"Ya udah, ambil."

Gue menghela napas berat lalu mengambil beberapa lembar uang itu untuk gue masukan ke dalam kantong celana Hoshi, "Itu duit jajan lo, Ci."
"Lagian kalau lo ketauan ngasih duit ke gue, lo bisa diamuk."

"Gak! Gue anak kesayangan kan lo bilang?"

"Ya berarti gue lagi yang diamuk."

Hoshi meringis agak canggung, "Ya cukup jangan ketauan bang."

"Bukannya kompetisi dance lo bentar lagi? Pasti butuh ongkos kan?"

"Gak usah pikirin gue."

"Lo yang gak usah pikirin gue Ci!"

"Justru karena lo udah banyak mikirin gue, sekarang gantian gue mau mikirin lo."

"Najis! Geli tau gak?!"

Hoshi tertawa. Cowok itu lalu berbaring di atas kasur gue belaga seperti dialah pemiliknya. Sambil menatap langit-langit kamar gue, Hoshi yang berbaring dengan tangannya yang ia jadikan bantal itu mulai bicara lagi, "Bang, nyokap tuh sesuka itu ya sama Bintang?"

"Heem," gue berdeham sambil diam-diam menaruh uang yang diberikan Hoshi ke dalam tasnya.

"Kira-kira kalau nyokap masih hidup, kita bakal disupport jadi bintang dalam bidang kita masing-masing gak ya bang? Lo di musik gue di nari. Nama kita doang maknanya bintang, percuma kalau gak bisa jadi bintang beneran."

Gue hanya tertawa miris mendengarnya. Fyi, memang bener nyokap gue yang udah gak ada itu emang suka banget sama hal-hal berbau bintang. Namanya aja Starla. Karena saking sukanya beliau sama bintang. Makanya gue dikasih nama Bintang dan Hoshi yang berarti bintang juga dalam bahasa Jepang.

"Harus tetep jadi bintang lah Ci. Lo bintang bisnis, gue kedokteran."

Hoshi tertawa, "HAHAHA ANJIR."
"Lebih tepatnya bintang paling terang buat menuhin ekspetasi bokap ya?"

"Nah itu."

"Lo kalau kerja jadi guru vokal mau gak bang?"

"Emang ada yang mau? Gue gak punya sertifikasi apa-apa buat ngelatih vokal."

"Tapi lo sangat mampu kan?"

"Gue gak mau sombong ya Ci, tapi kalau gue diakui kayak gitu ya gue percaya diri aja."

Hoshi langsung melempar gue dengan guling, "Yee sialan!"

"Temen gue ada yang punya les musik gitu, dan dia butuh vocal coach."

"Gue gak ada pengalaman apa-apa Ci!"

Home (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang